Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33.
Tangan Nathan kemudian perlahan mengelus punggung Valerie, ia jadi ingin melihat bagaimana keadaan punggung Valerie. Apakah banyak bekas luka pada punggung yang ringkih itu.
Rasanya ia tidak tahan ingin memeriksa, seberapa kejamnya Ayah Valerie menindas putrinya itu.
"Valerie, bolehkah aku melihat bekas luka pada punggung mu? aku ingin memastikan bekas luka yang kamu dapat, dari Papa mu yang kejam itu"
Dengan nada suara yang lembut, Nathan mengatakan apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Ia tidak akan tenang, jika belum melihat dengan jelas, bekas luka pada punggung Valerie.
Valerie dengan pelan mengangguk. Ia juga berpikir Nathan sekarang telah menjadi suaminya, jadi ia harus membiasakan diri untuk saling terbuka pada Nathan.
Perlahan jemari Valerie membuka kancing kemeja Nathan yang ia kenakan, lalu membukanya dengan lengannya menutupi dadanya.
Nathan pun akhirnya dapat melihat punggung Valerie, dan dugaannya tidak salah lagi, memang terdapat beberapa bekas luka yang sudah lama di punggung Valerie.
"Apakah setiap kamu dianggap bersalah, harus selalu dipukul?" tanya Nathan lembut, menatap punggung Valerie yang ramping.
Valerie menganggukkan kepalanya. Nathan memejamkan mata merasa sangat marah mengetahui Ayah Valerie ringan tangan pada putrinya sendiri.
Perlahan jemari Nathan mengelus bekas luka memanjang, yang sepertinya bekas pukulan kayu, atau mungkin sebuah cambuk.
Nathan membayangkan bagaimana Valerie kecil menjerit, dan memohon sembari menangis minta ampun agar tidak di pukul.
Wajah Nathan perlahan menunduk, bibirnya dengan lembut mengecup bekas luka itu. Kulit lembut itu menjadi tidak dapat lagi memakai sembarang gaun, yang akan ia pakai pada acara tertentu.
Valerie terkejut merasakan bibir Nathan mengecup kulit punggungnya. Membuat ia tidak berani bergerak. Bibir lembab itu mengecup setiap inci kulit punggungnya.
Valerie yang tidak pernah bersentuhan, secara intim dengan Nico selama berpacaran, merasa tegang merasakan apa yang di lakukan Nathan saat ini.
Lengannya dengan erat menutup dadanya yang tidak memakai bra, dan menutup rapat kakinya agar bagian sensitifnya tidak terlihat.
Jemari Nathan dengan pelan dan perlahan membelai pinggul Valerie, dan jemarinya tanpa sadar mengelus perut rata Valerie.
Tubuh Valerie semakin meremang, ia belum pernah merasakan seperti ini pada dirinya. Rasanya sendi-sendi lutut dan bagian lainnya pada tubuhnya melemah.
Bibir Nathan yang masih mengecup kulit punggungnya, membuat Valerie tanpa sadar mengeluarkan suara aneh dari kerongkongannya.
"Ahh... " desah Valerie.
Seketika wajah Nathan memerah mendengar suara parau Valerie, yang terdengar begitu merdu di telinganya.
Membuat jemarinya ingin merasakan setiap inci tubuh Valerie, dan merasakan betapa lembutnya kulit Valerie pada jemarinya.
Bibirnya perlahan mengecup tengkuk Valerie, dan tindakannya itu membuat suara parau dari bibir Valerie kembali terdengar.
"Valerie... " bisik Nathan serak, ia tiba-tiba merasakan tubuhnya bereaksi mendengar suara parau Valerie.
Tangan Nathan membalikkan tubuh Valerie, dan wajah mereka saling berhadapan. Menatap satu sama lain, dengan wajah yang tampak merona.
"Valerie... " bisik Nathan lagi.
Manik matanya bergerak-gerak menatap mata Valerie, lalu matanya melirik bibir Valerie yang setengah terbuka.
Nathan menelan ludahnya menatap bibir kecil dan padat itu. Ia bimbang ingin mengecup bibir itu, mengingat luka pada kepala Valerie belum sembuh.
Perlahan jemari jempolnya mengelus bibir Valerie, "Valerie.. kamu masih belum sembuh, tapi.. aku ingin sekali mengecup bibir mu" bisik Nathan serak.
Valerie merasakan tubuhnya semakin aneh, dan dadanya berdegup dengan kencang. Ia telah menikah, dan sekarang Nathan telah menjadi suaminya. Sepertinya tidak perlu menjaga diri lagi.
Perlahan tangan kecil Valerie memegang tangan Nathan, yang menyentuh bibir nya. Tindakannya itu tanpa ia sadari, membuat dadanya terlihat dengan jelas.
Mendengar apa yang di katakan Nathan, ia pun jadi menginginkan bagaimana rasanya di cium. Ciuman yang dalam dan menghanyutkan.
"Kenapa tidak kita coba, sepertinya luka pada kepalaku, tidak akan berpengaruh kalau kita berciuman" bisik Valerie menatap mata Nathan dengan lekat.
Telinga Nathan seketika memerah mendengar suara lembut Valerie, dan tanpa mengatakan apa pun lagi, Nathan perlahan memiringkan wajahnya.
Dengan lembut bibirnya pun bersentuhan dengan bibir Valerie, dan perlahan mulai mengulum tiap belah bibir kecil nan padat itu.
Bersambung.......
tolong Nath obatin bekas luka Vale ke dokter kulit