NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:168k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kesalahan Besar

William buru-buru menjauh dari Violet. Jantungnya berdegup kencang dan ia sampai jatuh terduduk di lantai.

Gila ya, William! Apa yang sudah kamu lakukan?!

Napasnya memburu. Matanya menatap Violet yang masih tertidur nyenyak, sepertinya gadis itu sama sekali tak menyadari apa yang baru saja terjadi. Dengan gerakan cepat, William berdiri dan keluar dari ruangan itu, menutup pintu dengan hati-hati. Ia bersandar di dinding luar, mengusap wajahnya yang mulai terasa panas.

Sial. Bagaimana bisa aku membuat kesalahan seperti itu? Ini gila. Gila. Gila!

William menggelengkan kepala, lalu memutuskan kembali ke kursinya, berusaha mengalihkan pikirannya dengan membaca dokumen. Namun, pikirannya tetap kacau. Setiap kali ia mencoba fokus, sensasi bibir lembut gadis itu kembali terlintas di benaknya.

Bahkan setelah beberapa lama, rasa itu belum juga menghilang, membuat William semakin frustasi.

...----------------...

Sementara itu, setelah beberapa lama kemudian, Violet menggeliat kecil dan perlahan membuka mata. Pandangannya masih sedikit kabur, tapi begitu melihat jam di dinding, ia langsung membelalak.

"Ya ampun, aku dari tadi ketiduran di sini?" gumamnya, buru-buru bangkit.

Tangannya terulur merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, lalu ia keluar dari ruangan itu dan menuju ruang kerja William. Saat pintu terbuka, ia melihat pria itu masih duduk di balik meja, sibuk membaca dokumen.

"Om..." panggil Violet, tapi tak ada respons dari William.

Violet mengernyit. Tumben banget Om-om ini nggak nyaut?

Ia melangkah lebih dekat. "Om..."

Tetap tidak ada jawaban.

Dahi Violet semakin mengernyit. Ya ampun, fokus banget kayanya sampai nggak denger aku panggil dari tadi? Aku kerjain aja kali, ya?

Dengan senyum jahil, Violet mendekat dengan mengendap-endap, lalu menepuk punggung William cukup keras.

"OM!"

William tersentak, menoleh dengan kaget. Namun, begitu menoleh, ia langsung bertatapan dengan wajah Violet. Hal itu membuat tubuhnya langsung membeku, karena sekarang bibir Violet tepat berada di depannya.

Sial. William masih bisa merasakan kenyal bibir itu seolah-olah kejadian tadi baru saja terjadi.

"Heh, Om, kenapa sih dari tadi aku panggil-panggil nggak nyahut?" Violet sibuk mengoceh. William yang biasanya selalu cepat membalas ocehannya, kali ini hanya bisa diam sambil menelan ludah. Matanya terus tertuju pada bibir merah ranum Violet.

"Om! Dengerin aku nggak sih?"

Suara gadis itu akhirnya menyadarkan William. Ia tersentak dan buru-buru mengalihkan pandangan. "Eh? Apa? Kamu tadi bilang apa, Purple?"

"Aku mau pulang, Om! Aku laper!"

William melirik jam tangannya. "Astaga, ternyata sudah jam 12. Ayo kita makan siang dulu sebelum saya antar pulang," katanya sambil beranjak dari kursi. Namun, begitu melihat Violet, matanya langsung menyipit melihat pakaian gadis itu.

"Ya ampun, kenapa sih kamu tuh hobi banget pakai baju kekurangan bahan?" gerutunya.

Tanpa berpikir panjang, William meraih jasnya dari gantungan, lalu tanpa berkata apa-apa, ia mendekatkan dirinya ke Violet, melingkarkan jas itu pada pinggang gadis itu dengan cekatan.

Violet membeku. Tubuh William terlalu dekat, hingga napas hangat pria itu terasa mengenai kulitnya.

Ey, kenapa aku jadi deg-degan sih?! batin Violet panik.

"Nah, sudah," William menatap puas saat melihat paha Violet sudah tertutup. "Sekarang kita bisa turun dengan aman."

Violet mengangguk pelan tanpa bersuara. Aneh. Kenapa aku jadi ngerasa gugup?

...----------------...

William membawa Violet makan siang di sebuah restoran fancy. Begitu mereka duduk, pria itu langsung mengambil menu dan mulai membaca tanpa menatap Violet sama sekali.

"Mau pesan apa, Purple?" tanyanya datar.

Violet mengernyitkan dahi. Ini om-om rese kenapa sih? Dari tadi nggak mau lihat mukaku, batinnya kesal. Apa karena aku habis bangun tidur terus ada ilernya? Ah, nggak mungkin. Aku kan tadi sempat ngaca, dan aku masih cantik seperti biasa.

"Eng..." Violet menatap menu di tangannya dan langsung kebingungan karena semua tulisannya dalam bahasa Inggris. "Aku ngikut Om aja deh."

"Oke," jawab William singkat, lalu menepuk tangannya. Seorang pelayan segera datang.

Dengan fasih, William menyebutkan pesanan mereka dalam bahasa Inggris. Violet sontak berdecak kagum.

Wah, keren banget, batinnya. Kenapa om-om ini kelihatan tambah keren kalau lagi ngomong Inggris ya?

Setelah selesai memesan, William melirik Violet dan terkejut saat menyadari gadis itu sedang menatapnya

"K-kenapa kamu?" tanya William gugup sambil buru-buru memalingkan muka.

"Nggak papa kok, om," Violet menggeleng, lalu tersenyum. "Om lancar banget ngomong Inggrisnya. Om belajar berapa lama supaya bisa selancar ini?"

William menghela napas. "Heh, apa maksud kamu? Saya ini dari lahir emang sudah berbahasa Inggris."

"Wah, yang benar? Emang Om aslinya orang mana?"

"Amerika," jawab William.

"Wah, pantesan aja muka om kelihatan bule banget! Ternyata memang asli orang sana toh! Tapi kok bahasa Indonesia om lancar banget?"

"Dulu waktu saya umur lima belas, orang tua saya mengajak saya pindah ke Indonesia. Saya belajar bahasa Indonesia di sini," jelas William.

"Terus, sekarang orang tua Om di mana?"

"Udah di surga," jawab William enteng.

"Oh..." Violet mengangguk pelan. "Om nggak ada niatan balik ke Amerika lagi?"

"Nggak lah. Buat apa? Kerjaan saya semuanya ada di Indonesia. Saya juga sudah terbiasa dengan budaya sini."

"Oh gitu ya..." Violet mengangguk paham. Lalu, tiba-tiba ia menyipitkan mata. "Kalau mantan istrinya Om, orang Amerika juga?"

William mengernyitkan dahi. "Kenapa kamu nanya-nanya mantan istri saya segala?"

"Ya nggak papa sih, om. Penasaran aja. Soalnya muka Kak Evan nggak kelihatan bule banget, masih ada Indonesia-nya gitu," ujar Violet santai.

William mendesah pelan. "Mantan istri saya memang orang asli Indonesia."

"Tuh kan! Berarti bener dugaanku kalau Kak Evan ada darah Indonesianya!"

William mendengus, agak kesal. "Kamu nanya-nanya saya panjang lebar cuma buat tahu tentang Evan?"

"Nggak dong, om," Violet terkekeh. "Aku nanya karena pengen tahu tentang om aja."

Darah William sedikit berdesir mendengar ucapan Violet. "Kenapa kamu pengen tahu tentang saya?"

"Kenapa ya?" Violet menatapnya sambil menopang dagu. "Kan kita udah sedekat ini. Masa aku nggak tahu apa-apa tentang om?"

William terbatuk, wajahnya memerah. "Apa maksud kamu dengan kita sudah sedekat ini?"

"Ya kan aku sama om udah kayak keponakan sama pamannya," jawab Violet polos.

Wajah William langsung berubah kesal. Om-ponakan banget nih? batinnya.

William sudah ingin membalas, tapi makanan mereka keburu datang. Setelah itu, Violet langsung sibuk dengan steak di piringnya.

"Wah, baunya wangi banget!" Violet hampir meneteskan air liur saat melihat steak di depannya. Ia berusaha mengiris daging itu, tapi kesulitan.

William yang melihat itu menghela napas. Tanpa banyak bicara, ia menarik piring Violet dan menggantinya dengan piring steak miliknya yang sudah dipotong-potong.

"Eh?" Violet mengerjap, agak terkejut.

"Makanlah," ujar William singkat.

Violet tersenyum lebar. "Makasih, om!"

William hanya tersenyum tipis, lalu kembali fokus pada makannya.

Sementara itu, Violet mulai menyantap steaknya dengan lahap. "Hmmm, juicy banget, enak!"

William terkekeh melihat ekspresi puas gadis itu. Tapi tak lama kemudian, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya menghela napas panjang.

"Astaga, Purple. Mulut kamu belepotan," gumamnya sambil mengambil tisu.

Violet menatapnya bingung. "Hah? Di mana?"

"Banyak," jawab William singkat.

Awalnya, ia hanya ingin menyodorkan tisu pada gadis itu, tapi entah kenapa tangannya bergerak lebih dulu. Tanpa berpikir panjang, ia mengulurkan tangan dan mengelap bibir Violet.

Jemarinya menyapu sudut bibir gadis itu perlahan.

Lembut.

Hangat.

Kenyal.

William membeku.

Sial. Ini kesalahan besar.

Detik itu juga, dunia terasa melambat bagi William. Ia bisa melihat Violet yang ikut terdiam, matanya membesar karena terkejut. Napas gadis itu sedikit tertahan, dan William sendiri bisa merasakan jemarinya bergetar halus saat menyentuh kulit Violet.

William sontak menelan ludah. Pikirannya kembali melayang ke beberapa jam lalu, di ruang santai kantornya, saat ia tak sengaja mencium bibir Violet.

Dan sekarang, ia menyentuhnya lagi.

William tahu ia harus berhenti. Segera.

Tapi anehnya, tubuhnya tidak mau bergerak.

Tatapannya bertemu dengan mata Violet. Gadis itu masih terpaku di tempatnya, tidak menepis atau menjauh. Dah hal itu justru membuat William semakin sulit bernapas.

Deg. Deg. Deg.

William bisa merasakan jantungnya berdetak terlalu cepat.

Ini buruk. Mereka terlalu dekat.

Aroma parfum lembut Violet menyeruak ke hidungnya, bercampur dengan aroma steak dan sedikit aroma manis khas gadis itu. William hampir bisa mendengar suara napasnya yang tidak beraturan.

Sial.

Kenapa detak jantungnya masih belum mau normal?

Dengan gerakan cepat, William menarik tangannya menjauh seolah baru saja menyentuh api. Ia buru-buru menyodorkan tisu pada Violet tanpa berani menatapnya.

"Nih, kamu lap sendiri," katanya dengan suara lebih rendah dari biasanya.

Violet tidak segera bereaksi. Butuh beberapa detik sebelum gadis itu akhirnya mengerjap pelan dan menerima tisu dari tangannya.

"O-oh... Iya, makasih Om," gumamnya pelan.

William tidak menjawab. Ia hanya menunduk, pura-pura sibuk dengan makanannya. Tapi tangannya masih terasa gemetar.

Sial.

Ini tidak boleh terjadi lagi. Ia harus segera menjauh dari gadis itu sebelum benar-benar menjadi gila.

1
mery harwati
Evan bikin papamu cemburu akut padamu ya 😄
Azahra Rahma
Evan jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya,,ingat itu balon mama tirimu
HANA
Minal Aidzin Wal Faidzin, ya, untuk semua pembacaku! Mohon maaf jika selama ini Author pernah melakukan kesalahan. Semoga di bulan yang penuh berkah ini, kita semua diberikan kelimpahan pahala dan rezeki. Aamiin.
Azahra Rahma: takobalohu Mina wa minkum
Erni Erni: Sama2 thor ,minal aidzin wal fa'idzin jg🙏
total 3 replies
Azzani Siti
😭😆😆😆🤣🤣🤣
ngakak brutal ya allah
Azzani Siti
judulnya mau apa nih readers?
"mertuaku, mantan musuh bebuyutan ku..
atau
"mertuaku, besty SMA ku?
Azzani Siti
belum tau aja si bapak, bibir si purple udah gak perawan di buat si om😭🤣🤣😆😆
kalau sempat tau, habis kau om jadi dendeng balado..🤣🤣🤣
D_wiwied
uhuuyy pelet sudah bereaksi.. awas Will ntar kamu bisa ter ungu ungu 😆😆
D_wiwied
wkwkwk ternyata cuman mimpi toh /Facepalm//Facepalm/
Aam Amalia
Luar biasa
HANA: thankyou akak🥰🥰
total 1 replies
mery harwati
Hadeuh mantu, kamu nekat banget cari masalah sama mertua laki²mu, ta SIM (Surat Ijin Menikah) dicabut calon mertuamu, kejang² nanti kau mantu 🤣
Azzani Siti
jokes bapak bapak😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
🤣🤣😆😆😆 NYI roro kidulnya disuruh Potong bawang om...😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
nyawanya banyak...😭😭😭
dia jujur gak tu depan bapak nya si cowok..😭😭
D_wiwied
ya ampun jujur banget sih vi /Facepalm//Facepalm/
Azahra Rahma
awas om takut kebablasan,,jangan terlalu sering berduaan di kamar ya
Erni Erni
🥰 wah ikutan happy ya terlope2 jg sama om will
Lauren Florin Lesusien
𝚕𝚞𝚌𝚞 𝚜𝚊𝚙𝚊𝚖 𝚢𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚐𝚊𝚖𝚙𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚜𝚘𝚐𝚘𝚔😍😍😍😍😍
Susanti
pinter banget om will /Facepalm/
Azahra Rahma
haduhhhhh papa Ardiyan satpamnya gampang di sogok nih,,,,cuma di kasih ps5 dah kicep
Eva Diana
waduh om Will 🤦🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!