Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima tahun berlalu
prang....
seorang wanita cantik yang sedang duduk di kursi kayu ruang tamu pun menatap ke arah dapur saat mendengar ada suara benda yang jauh. Ia langsung beranjak untuk melihat apa yang terjadi.
"astaga,,, Zevan,,,," pekik wanita itu yang tidak lain adalah Zahra, ia kaget melihat gelas yang pecah karena seorang bocah laki-laki yang baru saja berusia empat tahun itu.
"aku tidak sengaja bunda" ucap Zevan takut karena gelas yang ia pegang tiba saja terjatuh dan pecah.
"kamu mau ngapain dengan gelas itu?" tanya Zahra lembut, sambil meraih anak itu menjauh dari pecahan kaca.
"mau buat susu, Zevan lapar bunda" sahut Zevan dengan wajah polosnya.
"susu nya sudah habis tadi pagi nak" ujar Zahra lirih.
"terus Zevan makan apa?" tanya Zevan pada bunda nya.
"Zevan tunggu sebentar ya, bunda telpon om Zaki dulu" sahut Zahra ia mengambil ponselnya dan menghubungi Zaki.
Lima tahun sudah Zahra pergi meninggalkan rumah nya dan orang tua nya, ia memutuskan untuk tidak kembali setelah mendengar pertanyaan Luffy saat di minta untuk memilih dan Luffy memilih Zahira. Pada saat itu lah Zahra memutuskan untuk tidak muncul kembali di hadapan orang tua nya atau pun Luffy.
Niatnya Zahra untuk tidak kembali pun semakin besar setelah ia tau jika dirinya telah mengandung benih dari Luffy. dan ia butuh ketenangan.
"bunda, apa kata om?" tanya Zevan menghampiri bunda nya yang sedang duduk kembali di kursi kayu.
Zahra tidak tinggal sendiri, ia tinggal bersama Zaki seorang anak yatim piatu yang luntang lantung di jalan, dan ia membawa anak itu untuk tinggal bersama dengan nya. Dan kehidupan mereka jauh dari kata nyaman, sering sekali mereka kekurangan, hingga Zahra kadang harus menjadi tukang cuci di rumah tetangga nya. Zahra hanya seorang pelayan cafe yang gajinya tidak besar.
"tunggu sebentar ya, om pulang bawa makan untuk Zevan" ucap Zahra menatap dengan sendu pada putranya.
"iya bunda, aku ke kamar dulu, mau menggambar" ujar Zevan ia mengalihkan rasa laparnya dengan menggambar.
Zahra hanya mengangguk saja, ia menatap sendu pada anak nya itu, seharusnya ia mencari pekerjaan yang layak untuk menghidupi putranya itu. Perkerjaan di cafe tidak lah setelah hari, dan wajar saja jika gaji nya kecil.
"apa aku kembali jadi dokter aja ya" ujar Zahra karena rumah kontrakan nya tidak jauh dari rumah sakit.
Zahra pun ke kamar nya, ia mengambil berkas yang ia simpan di lemari pakaian nya, ia membuka berkas itu, dan mengalihkan pandangan pada anak nya yang menggambar sambil membaringkan kepalanya pada meja kecil.
Pagi tadi Zevan hanya minum susu saja, karena persediaan makanan mereka habis, dan Zahra juga tidak bisa meminta pada orang warung karena takut tidak bisa bayar nanti nya.
Saat Zahra sedang melamun sambil menatap berkas itu, Zaki datang dengan membawa kantong plastik yang berisi makanan.
"kak, ini makanan nya, makan lah" ucap Zaki pada Zahra, Zaki baru saja pulang dari bengkel, ia terpaksa tidak sekolah, dan memilih untuk membantu Zahra mencari kerjaan.
"oh iya,,, ayo kita makan dulu" ujar Zahra mengambil plastik dan ia membawa ke dapur kecil milik mereka.
Zahra memindahkan makanan itu ke piring, dan membawa itu ke atas meja makan.
"ini makan lah, dan habis kan" ucap Zahra pada anaknya dan Zaki.
"kakak tidak makan, makan lah kak, kita bagi dua ya, maaf uang nya tidak cukup buat beli tiga porsi, dan lauk nya juga hanya tahu" ucap Zaki tidak enak, karena Zahra kerja juga untuk kebutuhan sekolah nya.
"tidak apa, kakak masih kenyang makan lah, kakak akan cari kerjaan yang lebih baik, kakak titip Zevan ya nanti" kata Zahra tersenyum.
"tapi dari pagi tidak ada makanan sama sekali, kakak makan apa?" tanya Zaki.
"sudah jangan pikir kan kakak, kakak harus pergi cari kerjaan untuk makan malam kita, semoga nanti bisa makan daging ya" kata Zahra tersenyum.
siang nya Zahra pun pergi ke rumah sakit yang tidak jauh dari kontrakan nya, ia masuk ke dalam dan bertanya pada resepsionis rumah sakit. Tidak lama ia pun di arahkan untuk masuk ke dalam ruangan direktur rumah sakit.
"selamat siang pak" sapa Zahra pada seorang pria yang pasti nya pemilik rumah sakit itu.
"selamat siang, silahkan duduk" kata pria itu yang sudah tau dari resepsionis.
Zahra pun duduk dan menyerahkan berkas lamaran itu pada pria itu, setelah membaca lamaran itu pria itu pun menatap Zahra.
"kami telah lama mencari dokter spesialis bedah, karena dokter bedah di rumah sakit ini kurang" kata pria itu yang bernama Kelvin.
"jadi saya di terima pak?" tanya Zahra pada Kelvin.
"iya, kamu sangat di butuhkan di sini, besok sudah mulai bisa praktek" kata Kelvin tersenyum ramah.
"terima kasih pak, saya akan berkerja dengan baik pak" kata Zahra senang.
"sama-sama, untuk gaji nya, akan kita bayar di awal, dan nanti akan langsung di transfer oleh bendahara ke rekening mu" ucap Kelvin pada Zahra.
"iya pak terima kasih, saya ijin pulang dulu" kata Zahra karena merasa tidak ada yang di bicarakan lagi.
"tunggu dulu, kami ingin mengajak mu makan siang bersama, kamu pasti belum makan kan" kata Kelvin seolah tau jika Zahra belum makan.
Zahra pun ikut dengan Kelvin dan berapa dokter lainnya untuk makan siang bersama, dan ternyata Kelvin memang sengaja mengajak nya dan beberapa dokter untuk makan bersama sekalian untuk memperkenalkan Zahra sebagai dokter spesialis bedah.
Setelah makan siang bersama dan perkenalan dengan dokter yang bertugas di rumah sakit itu. Zahra pun pulang, namun tidak lupa ia membeli beberapa keperluan rumahnya, karena tadi ada sebuah notif yang masuk dari bank. Dan ternyata pihak rumah sakit benar telah mentransfer gaji nya, padahal ia belum berkerja.
"Zevan,,,, bunda bawa jajan ini" teriak Zahra ketika sampai di rumah.
Zevan pun lari menghampiri bunda nya, yang membawa banyak sekali belanjaan.
"banyak sekali belanjaan nya kak, udah gajian ya?" tanya Zaki yang mengikuti Zevan dari belakang.
"iya, gaji nya sudah di bayar sebelum kakak kerja, jadi besok kamu tidak usah kerja ya, kamu jaga Zevan di rumah" ucap Zahra pada Zaki dan memberikan sebuah plastik pada Zaki.
"kak, tidak perlu membeli kan ku sepatu, itu masih bisa di pakai" ucap Zaki tidak enak pada Zahra.
"tidak ada bantahan, sepatu kamu sudah rusak itu, dan tugas nya sekolah yang rajin, habis itu baru kerja bantu kakak" kata Zahra yang tidak suka dengan penolakan Zaki.
Sedangkan Zevan masih asik memakan batagor yang bunda nya belikan untuk nya.
Jangan lupa dukung untuk author ya, terima kasih 🙂