EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
Dea, adalah salah satu anggota mafia yang paling setia.
sayangnya ia di fitnah oleh rekannya mengatakan jika Dea bekerja sama dengan musuh membuat ia diam-diam di tangkap dan di bunuh oleh ketua mafia itu yang menganggap dia adalah pengkhianat.
Ia di gantung dengan rantai besi di bawah api yang membara membuat ia mati terbakar.
Namun takdir berkata lain. Tubuhnya malah pindah ke tubuh seorang Nona yang bunuh diri karena ia ingin di nikahkan dengan pria tua.
Yang ia cintai adalah seorang pria sang idolanya, tapi cintanya malah di tolak oleh pria itu.
Dirinya sendiri banyak di benci oleh orang-orang, baik dari keluarganya mau pun dari fans si pria tersebut karena sifatnya yang jelek.
Karena frustasi, Gealeksa menerima perjodohan itu meskipun ia tak ingin, tapi ia malah bunuh diri saat sebelum pernikahannya.
Sifatnya mendadak berubah menjadi wanita bar-bar dan tak kenal ampun dan ia juga bertekad memba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
...☘️☘️☘️ Happy reading ☘️☘️☘️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
"Baiklah, kali ini aku terima alasan mu," ucap Algeano mengangguk setuju.
"Heh! Lagian aku bisa sembunyi apa dari mu, apa lagi aku memakai laptop mu, tentu saja jejak digital akan bisa mengetahuinya," ucap Gealeksa manyun sambil melipat tangannya.
"Lanjutkan saja latihan mu," ucap Algeano.
☘️☘️☘️☘️☘️
Setelah latihannya selesai.
"Oh ya, aku nggak bisa pulang karena mobil ku yang ku bawa ke sini kehabisan bahan bakar. Jadi pinjaman kan mobil mu," pinta Gealeksa.
Algeano melemparkan kunci ke arah Gealeksa dan Gealeksa menangkapnya.
"Untuk mu," ucapnya.
"Wah, Tuan Algeano sangat baik sekali. Terima kasih Tuan yang baik hati," ucap Gealeksa tersenyum.
Gealeksa pun berjalan menuju ke arah mobil yang terparkir di depan rumah Algeano.
"Gadis ini ya, sungguh pandai menghipnotis orang," ucapnya tersenyum.
Gealeksa menekan tombol kunci mobil itu dan sebuah mobil berbunyi.
"Waw, kalo mobil ini tidak mungkin aku buang donk, mobil mahal begini," ucap Gealeksa tersenyum.
Gealeksa pun masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mesin mobilnya.
"Tuan Algeano, aku pulang dulu ya, sampai ketemu lain hari," ucap Gealeksa melambaikan tangannya.
Perlahan-lahan ia meninggalkan rumah Algeano. Lagian pula, ini sudah menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat, ia harus pulang karena besok ia harus kuliah.
Perjalanan yang memakan waktu beberapa menit itu, ia pun sampai di rumahnya.
Gealeksa memarkirkan mobilnya di depan rumah tersebut. Baru saja ia ingin masuk rumah, ia mendengar pertengkaran hebat di dalam rumahnya.
"Sumpah Pa! Aku tidak mengambilnya! Demi Tuhan!" ucap Meli membela diri.
"Jika bukan kamu lalu siapa? Apa hantu yang mengambilnya? Hah!" teriak Riko menghardik istrinya.
"Aku beneran nggak ambil Pa! Papa kan lihat aku nggak keluar dari rumah, bagaimana bisa aku mengambil uangnya! Lagian pula aku juga nggak ada pegang ponsel Papa, coba dari mana aku bisa mengambilnya," jelas Meli berusaha untuk membuat Riko mengerti.
"Kamu tahu nggak sih! Ini uang untuk kebutuhan Yani juga! Kamu malah mengambil sebanyak ini! Bagaimana aku mencari uang sebanyak itu lagi! Anak mu masih kecil ingin ku jodohkan dengan anak pengusaha lain! Kau sibuk saja dengan arisan mu itu!" teriak Riko marah-marah.
"Ya ampun Pa! Berapa kali sih Mama harus bilang, Mama tidak ambil uang itu, tidak sepeser pun! Kalau ada bukti sudah Mana buktikan, Sayangnya tidak ada CCTV di rumah ini, tolonglah Pa! Jangan salahkan Mama yang tidak tahu apa-apa. Bisa jadi kedua anak mu yang ambil," ucap Meli membela diri dengan menyalahkan kedua anak Riko.
"Mana mungkin mereka! Kartu itu ada pada Mama dan ponsel juga ada dalam kamar! Dengar ya, kalau sampai ketahuan sekali lagi kamu mencuri uang ku! Aku tidak akan segan-segan mengantikan posisi mu dengan orang lain!" ancam Riko.
Riko pun masuk ke dalam kamar. Meli tampak frustasi sambil memegang kepalanya .
Gealeksa tersenyum saat mendengar pertengkaran mereka dan ia pun masuk ke dalam rumah. Ya, saat itu mereka bertengkar di depan kamar mereka.
"Kakak," ucap Gealeksa ingin masuk ke dalam kamar.
"Kenapa?" tanya Gealeksa memberhentikan langkahnya.
"Mama dan Papa bertengkar lagi, benar-benar kacau," ucap Genisa sedih.
"Ah, biasa itu, namanya orang hidup pasti ada masalah, kamu tidur gih sana, besok kan kuliah," ucap Gealeksa.
"Hm ... iya Kakak," jawab Genisa mengangguk menurut.
...❤️❤️❤️❤️❤️...
wooohhhh😲