Keluarga Henderson season 3. Lanjutan dari novel Seven R Anak genius dan Tujuh CEO muda.
Tiga gadis kembar identik yang tidak pernah terpisahkan sejak dalam kandungan.
Nama mereka semakin dikenal sebagai penyelamat bagi orang susah dan malaikat pencabut nyawa bagi para penjahat. Mereka juga rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain.
Bagaimana sepak terjang mereka kali ini?
Dan disini juga mengungkap identitas Randy yang sebenarnya, siapa Randy?
Temukan jawabannya di novel ini.
Seperti biasa cerita ini hanyalah fiktif semata. bila ada nama, tempat atau kejadian yang sama hanyalah kebetulan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon besan.
.
.
.
Makanan yang Darmendra pesan pun tiba, pelayan restoran tersebut mengantarkan dengan mobil box. Karena cukup banyak dan tidak bisa harus dibawa menggunakan tangan saja.
Pelayan restoran tersebut yang berjumlah tiga orang pun menurunkan makanan tersebut dengan hati hati. Kemudian Darmendra membayar dengan cara menggesek kartu hitam miliknya, karena Darmendra meminta pelayan restoran tersebut untuk membawa alat pembayaran yang menggunakan kartu.
"Siapa yang ingin makan silahkan makan dulu," ucap Darmendra dengan lantang. Mereka pun menghentikan kegiatannya sejenak. dengan menggelar tikar diatas pasir putih dan berteduh dibawah pohon kelapa yang berkelompok jadi tempat itu terlindungi dari sinar matahari.
"Belum pernah kumpul seperti ini, ya calon besan," kata Alika pada Diva. Diva tersenyum dan mengangguk.
"Kapan kapan kalau ada waktu kita akan kumpul lagi seperti ini, nyonya," jawab Diva.
"Jangan panggil nyonya dong, seolah olah aku ini majikan kamu," ucap Alika tersipu-sipu.
"Panggil kakak saja ya, sepertinya kak Alika diatas aku umurnya," ucap Diva. Alika mengangguk. Marissa mendekat kearah mereka.
"Boleh gabung?" tanya Marissa.
"Boleh dong calon besan," jawab Diva.
"Calon besan?" tanya Alika menatap Marissa.
"Iya, anak gadisku ada tiga, dan sepertinya putra mbak ini juga mengincar putriku," jawab Diva.
"Tapi sepertinya putranya mbak harus lebih berjuang lagi deh, soalnya putriku itu sulit untuk jatuh cinta tapi sekalinya jatuh cinta bakalan bucin parah," kata Diva lagi. kemudian mereka pun tertawa bersama.
"Wah rame banget kayanya," ucap Anisa, yang juga menghampiri mereka.
Anisa, Adefa dan Aryana serta besan Diva yang lain akhirnya juga ikut bergabung. Mereka bercengkrama selayaknya ibu ibu yang sedang arisan. Diantara semuanya hanya Diva yang paling muda.
Sedangkan sikembar sudah pasti bersama istri istri mereka, dan Darmendra bersama sahabatnya dan besan serta calon besan. Kumpulan para bapak bapak itu sudah pasti yang mereka bahas tidak jauh dari urusan bisnis. Sedangkan Jordan duduk dikursi bersama Vera seperti orang pacaran.
Para bocah kembar? jangan ditanya mereka sedang asik bermain pasir di pesisir pantai.
Triple A dan calon kekasih mereka sudah pergi entah kemana, yang pasti mereka mencari tempat dan sedikit menjauh dari keramaian para bapak bapak dan ibu ibu.
Para bocah kembar sedang berlari larian di pesisir pantai tersebut sambil bermain air.
Saat mereka sedang asik bermain dan berlari lari, tiba tiba ada seorang wanita berteriak minta tolong. Bocah kembar segera berlari menuju arah wanita itu.
Ternyata anak dari wanita itu sudah hanyut terbawa gelombang. Anak itu timbul tenggelam didalam air. Aldebaran dan Davion segera berenang untuk menyelamatkan anak itu, kemudian Abqari dan Danendra juga ikut berenang untuk menyelamatkan anak itu. Beruntung mereka semua bisa berenang.
Anak itu sudah terlihat lemah mungkin karena terlalu banyak meminum air laut. Dengan cepat keempat bocah itu menarik anak itu ketepi pantai. Anak itu ternyata sudah pingsan. Aldebaran, Davion, Danendra dan Abqari mengangkat tubuh anak itu dan membalikkannya, kemudian mereka membaringkan tubuh anak itu terlentang dipasir. Al menekan nekan perut anak itu dengan perlahan lahan sehingga air dalam tubuh anak itu keluar. Anak itu pun terbatuk-batuk dan menangis.
Wanita itu semakin menangis senang bercampur khawatir. Senang karena anaknya selamat dan khawatir karena anaknya tenggelam. Wanita itupun berterimakasih pada bocah kembar tersebut.
"Sebaiknya segera dibawa kerumah sakit, Tante," kata Aldebaran. Wanita itu pun mengangguk dan segera menggendong anaknya membawa ke mobil dan akan segera kerumah sakit.
"Baju kalian basah," kata Aleta.
"Gak apa-apa, yang penting anak itu selamat," kata Davion.
"Aku ada bawa pakaian ganti didalam tas, yuk ganti pakaian dulu nanti masuk angin," ajak Danendra.
"Aku juga bawa," kata Abqari. Mereka pun kembali ketempat semula yaitu tempat berkumpulnya para orang tua mereka.
"Kalian main air?" tanya Cahaya saat mereka sudah tiba ditempat itu.
"Tidak bunda, tadi mereka menyelamatkan anak kecil yang tenggelam di Laut," jawab Davina.
"Kalian baik baik saja," kata Cahaya sambil memeluk Aldebaran. Begitu juga dengan Nadine dan Aisyah mereka masing-masing memeluk anaknya karena khawatir.
"Kami baik baik saja bunda, Mama," jawab Aldebaran.
"Sekarang ganti baju kalian nanti masuk angin," kata Aisyah.
"Mereka kenapa sayang?" tanya Ray pada Nadine.
"Mereka menyelamatkan seorang anak kecil yang tenggelam di laut," jawab Nadine. Ray pun mengangguk dan memuji keberanian anak anaknya.
Setelah mengganti pakaian, mereka kembali lagi bermain, 17 bocah kembar tersebut kembali ketempat tadi mereka bermain.
"Jangan jauh jauh," teriak Cahaya berpesan, karena mereka sudah sedikit menjauh dari orang tuanya. Mereka tidak menyahut malah asik berlari lari saja.
Asik berlari lari, mereka tidak sadar kalau mereka sudah semakin menjauh. Kebetulan tempat mereka berada sedikit sepi. mereka baru tersadar saat seorang pria brewok menghampiri mereka dan menangkap Davina.
Davina memberontak dalam gendongan pria itu. Kemudian ke 16 saudaranya mengepung pria brewok tersebut. Pria itu tidak bisa lari tapi tidak juga melepaskan Davina.
Pria itu mengeluarkan pisau dari saku celananya dan menodongkan pisau tersebut dileher Davina.
"Berani bergerak maka nyawanya taruhannya," ancam pria brewok tersebut.
Tapi bocah kembar tersebut tidak takut sama sekali. mereka malah dengan santai dan masih maju selangkah demi selangkah. karena mereka tahu Davina bukan anak lemah.
Tanpa sepengetahuan pria itu, Davina mengeluarkan pensil ciptaan saudaranya dan menekan tombol merah dipangkal pensil tersebut dan menancapkan ujung pensil tersebut ketubuh pria itu, pria itu kaget dan melepaskan Davina. kesempatan itu tidak mereka sia siakan untuk menghajar pria tersebut.
Setelah pria itu pingsan mereka bertos ria dan pergi dari tempat itu seperti tidak terjadi apa-apa. Mereka melanjutkan bermain air dan pasir.
Hari semakin sore, sekarang sudah menunjukkan pukul 16:30. Lina bersama Randy sedang duduk santai sambil menikmati kelapa muda.
"Segarnya," ucap Lina saat selesai meminum air kelapa muda tersebut.
"Mau lagi?" tanya Randy. Lina menggeleng.
Lina terdiam saat Randy mengelap bibirnya dengan ujung jari jempolnya.
"Minum aja belepotan," ucap Randy, padahal tidak ada sedikitpun yang belepotan itu hanya modus Randy agar dapat menyentuh bibir tersebut. Tapi Lina percaya saja dan membiarkan tingkah Randy yang membuat beberapa gadis menjerit tertahan melihat betapa manisnya perlakuan Randy pada pasangannya.
Setelah mengelap bibir Lina dengan ujung jari jempolnya Randy menempelkan ujung jari jempolnya tersebut ke bibirnya sendiri. Lina melotot dan segera memukul lengan Randy pelan.
"Jorok banget sih," ucap Lina. Randy malah tersenyum senang.
"Ini c*uman secara secara tidak langsung," ucap Randy sambil tertawa.
"Kamu...!" ucap Lina menuding jari telunjuknya kearah Randy. kemudian Randy menangkap jari telunjuk tersebut dan mengecupnya.
Hal itu semakin membuat iri para pengunjung yang ada disitu.
.
.
Visual Randy. Maaf kalau tidak sesuai dengan kriteria kalian. Aku juga tidak tahu idola kalian siapa?
YG BIJAK NASEHATIN ANAKNYA. BUKAN SALAH FAREL KL BNYK WANITA YG NGEJAR KAN SDH DITOLAK, WANITA NYA AJA YG GAK PUNYA MALU & HARGA DIRI🙏