Cinta Gila

Setelah pulang dari kantor, Arka dan Naura kini menuju rumah sakit.

Semalam mendapatkan kabar dari Arka dan Dewo jika korban sudah sadar, bahkan Dewo memberikan informasi secara detail.

"Namanya bener kan beb?"

"Bener lho!, aku tidak menyangka, jika Mr Rodrigo itu suaminya Tante Sheylomita!" Sahut Naura.

Arka yang mengendarai mobil, sementara motornya ditinggal di perusahaan.

"Berarti yang dirumah sakit itu..?"

"Anak angkat Mr Rodrigo, bisa jadi saudara kembar kamu!" Sahut Naura.

Ia ingat kisah-kisah yang diceritakan oleh kakek Abimana, serta Om Hendar, sehingga untuk memperkirakan jika sang korban adalah saudara kembar Arka mendekati kebenaran.

Sesampainya di rumah sakit, keduanya langsung menemui Dewo, namun bukan didalam ruangan pasien.

Tepat di depan ruangan tempat perawatan Fransisco, Dewo keluar seorang diri, dan melihat Naura serta Arka sudah menunggu.

"Apa yang kamu dapatkan dari keterangan Frans?"

"Dia sebenarnya ke Indonesia mencari orangtua kandungnya!"

"Orang tua kandung?, berarti dia tahu, kalau yang merawatnya selama ini bukan orangtua kandungnya!" Sahut Naura, kemudian duduk diruang tunggu , begitu juga dengan Arka.

"Wo!, gue mohon sama elu!, jangan sampai orang lain tahu, tentang semua ini!" Ucap Arka.

"Ka, Mr Rodrigo tuh tahu, kalau Frans itu kecelakaan!, jadi bagaimana?"

Naura khawatir, jika Frans nantinya akan diambil kembali oleh Mr Rodrigo, sebab ia telah mengetahui, jika putranya mengalami kecelakaan.

Beruntung semalam Pak Hendra menjawab dengan tepat, tentang Indonesia yang sangat luas, dan tidak tahu keberadaannya.

Sehingga untuk mendapatkan info tentang orang yang kecelakaan tidaklah mudah.

"Bagaimana kalau kak Queen yang merawatnya sementara ini?" Sahut Arka yang terpikir, jika kakak kandungnya adalah seorang dokter, bahkan di rumah sakit milik kakeknya sendiri.

"Lalu bagaimana memberitahukannya?"

Arka pun memberitahukan kepada Naura dan Dewo tentang rencananya, terutama karena wajahnya yang sama persis serta perawakan yang sulit dibedakan itu.

Naura berfikir tentang ide yang diusulkan oleh Arka, namun ada kekhawatiran disana, sebab banyak hal yang harus di lakukan Frans serta Arka, terlebih dengan perilaku yang mungkin berbeda.

"Lebih baik temui Frans lebih dahulu, dan bicarakan baik-baik sebelum melakukan itu."

"Baik sayang!"

Dewo yang mendengar rencana Arka pun hanya diam, karena memang tidak tahu menahu tentang keluarga Arka.

Arka kemudian menatap Dewo, dan mengungkapkan rencananya.

"Wo!, gue pingin bertukar dengan Frans!"

"Maksud Lo?"

"Selama ini papa dan keluarga gue tidak tahu kalau gue bekerja di perusahaan." Ucap Arka membuat Dewo mengerutkan kening.

"Papa gue adalah Hendra Mahendra, putra dari Abimana Atmajaya Mahendra, pemilik perusahaan Mahendra grup dan rumah sakit Mahendra Medical." Lanjut Arka.

Perkataan Arka membuat Dewo kaget, karena selama ini Dewo hanya mengetahui, jika Arka dirawat kakeknya.

Meski pernah ke kediaman kakek Arka, Dewo hanya mengira jika Arka hanyalah dari kalangan biasa, karena penampilan keluarga kakek Arka tidak menunjukkan kemewahan.

"Jadi..?"

"Iya, selama ini memang gue bersama kakek, karena ingin mengungkap dalang penculikan saudara kembar gue, yang dulu hilang sewaktu dilahirkan dan diganti dengan jasad seorang bayi laki-laki."

Arka kemudian menjelaskan semuanya kepada Dewo, terutama tentang masalah keluarganya hingga saat ini.

"Dan Naura ini adalah istri gue!" Lanjut Arka.

Dewo yang pernah mendengar itupun tampak santai, terlihat dari awal dirumah sakit, jika Arka dan Naura tampak mesra, bahkan ketika mengira jika yang kecelakaan adalah Arka.

"Lalu apa rencana Lo selanjutnya?"

"Gue tetap bekerja di perusahaan, sementara elo menemani Frans, sampai benar benar pulih, selain itu Frans menjadi gue yang akrab dengan elo, nanti gue akan bicara dengan Frans tentang rencana gue ini."

"Tapi, gue juga harus kerja Ka!"

"Anggap aja elu bekerja sama gue, yang elu butuhkan akan gue penuhi, sampai semua terungkap!"

"Baiklah, gue ingin suatu hal sama elo, gue turutin kemauan elo, tapi dengan syarat!"

"Apa itu?"

"Bawa ibu gue berobat, dan gue akan bantu elo!"

"Baik, sekarang pun akan gue bawa ibu elo ke rumah sakit!" Sahut Arka, dan Naura pun setuju dengan kesepakatan itu.

Naura kemudian menghubungi seseorang, agar membawa ibunya Dewo ke rumah sakit, meski belum tahu keadaan sebenarnya.

Dewo pun bercerita, jika ibunya mengalami gagal ginjal, sehingga harus melakukan operasi segera.

Naura dan Arka yang mendengar cerita Dewo pun memakluminya, sebab memang Dewo bukan dari keluarga berada, sehingga permintaan ini segera dilakukan Naura dan Arka.

"Nah, sekarang bagaimana kelanjutannya?" Tanya Dewo kepada Arka.

"Biar aku dulu yang masuk menemui Frans!" Sahut Naura, kemudian melangkah ke arah pintu kamar rawat Frans.

Ceklek...

Naura masuk, kemudian mendatangi Frans yang masih memejamkan mata.

"Selamat malam!"

Mata Frans perlahan terbuka, kemudian menatap Naura yang berdiri disebelah tempat berbaringnya.

"Selamat malam." Sahut Frans, kemudian berusaha untuk bangun, namun Naura menahannya.

"Tidak apa-apa, kamu berbaring saja!" Ucap Naura, dan Frans pun tetap berbaring.

Tak lama kemudian Dewo pun masuk menyusul Naura, menemani Naura di dalam ruangan.

"Fransisco Fernando!"

Frans mengerutkan kening, karena perempuan yang ada disebelahnya itu memanggil nama lengkapnya.

"Putra dari Rodrigo Fernando!, ahhh bukan!, putra angkat Rodrigo Fernando!" Lanjut Naura.

Perkataan Naura membuat kening Frans berkerut, karena perempuan itu ternyata mengetahui tentang dirinya.

"Dan ibunya bernama Sheylomita Asmara!, benar!"

"Bagaimana anda bisa tahu!"

Fransisco penasaran, karena Naura tahu siapa keluarganya saat ini.

"Dan datang kesini untuk mencari keluarga kandungnya!"

Naura kembali berkata, membuat Frans menghela nafas panjang, sebab semua telah diketahui oleh Naura.

"Nama saya Naura Kusuma Dewi!" Ucap Naura , setelah mengungkapkan jati diri Fransisco Fernando.

"Nona Naura, bagaimana anda bisa tahu tentang saya?"

"Saya tahu tentang semuanya, tapi ada satu hal yang perlu kamu tahu." Ucap Naura, kemudian menepuk tangannya.

Tak lama kemudian pintu terbuka, dan Arka pun masuk kedalam ruangan.

Frans tersentak kaget, karena wajah pemuda yang baru masuk mirip dengan dirinya.

"Bagaimana kabar Arkan Abimana Mahendra!"

Perkataan Arka tentu membuat Frans bertanya-tanya, karena bukan nama Fransisco Fernando yang disebut oleh Arka.

"Siapa anda!" Ketus Frans sambil menatap Arka.

"Aku adalah Arka Abimana Mahendra, saudara kembarmu!" Sahut Arka.

"Sebenarnya aku tak perlu tes DNA, untuk membuktikan jika dirimu adalah bayi yang dulu diambil oleh Tante Sheylomita, dan diberi nama Fransisco Fernando!" Lanjut Arka.

"Dan perlu kamu tahu, kemarin aku sudah donorkan darahku untuk dirimu, dan cocok!"

Arka kemudian mendekati Frans yang terbaring saat ini.

"Bukankah kamu mencari keluarga kandungmu di negara ini?"

Frans membenarkan perkataan Arka, kemudian kembali menatap Arka.

"Jika kau masih ragu, maka tunggulah hasil tes DNA itu!"

Mata Frans berkaca-kaca, mendengar penjelasan Arka, kemudian ia sekarang dengan tangan kirinya.

"Be..benarkah!"

Tangan kiri Frans berusaha meraih tangan Arka, begitu juga Arka meraih tangan Frans, kemudian mengangguk mengiyakan pertanyaan Frans.

"Namamu Arkan, dan aku Arka!"

Keduanya saling tatap, ada gurat kesedihan diantara keduanya bercampur dengan rasa haru, karena dari lahir baru bertemu.

Arka menguatkan genggamannya, membuat Frans terisak dalam tangis.

"Sekarang namamu Arkan Abimana Mahendra!" Ucap Arka sambil menepuk tangan kirinya yang menggenggam tangan Frans.

Naura yang ada disebelahnya ikut terharu, karena Arkan dan Arka kini bertemu, bahkan pertemuan ini tanpa sengaja karena sebuah kecelakaan.

"Terimakasih mas Dewo!" Ucap Frans yang kini menatap Dewo.

Dewo menggelengkan kepala, karena justru dia lah yang membuat Frans berada di rumah sakit saat ini.

"Wo!, terimakasih meski dengan kecelakaan, tapi membuat kami bertemu!" Ucap Arka kepada Dewo.

Mau tak mau Dewo mengangguk, karena ucapan Arka.

Sejenak mereka terdiam karena dokter berkunjung dan memeriksa Frans.

"Lhoh, kok sama!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

..."Air beriak tanda tak dalam"...

...Orang yang banyak bicara, biasanya kurang berilmu...

"Yang biasa koar-koar begitu?"

"Iya..!"

"Contoh?"

"Nganu, apa itu!"

"?????"

вєяѕαмвυηg...