NovelToon NovelToon
Luka Marsya

Luka Marsya

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:591
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan Kalingga

Malam ini Papa Erwin absen melatih silat karena kelelahan, jadi Arka dan teman-temannya hanya datang dan mengobrol saja dengan keluarga Marsya. Sedangkan Marsya sedang duduk menyendiri di balkon rumahnya.

"Om, Marsya kemana?" Tanya Kalingga karena sedari tadi dia tidak melihat Marsya.

"Di balkon Ling." ucap Papa Erwin.

"Saya boleh ketemu sama Marsya Om?" Tanya Kalingga malu-malu.

"Boleh, asal jangan macem-macem, awas kalo macem-macem gue beri lo Ling." Jawab Papa Erwin dengan raut wajah datarnya.

Glek... Kalingga tercekat menelan ludahnya sendiri, tetapi dia harus memberanikan diri karena dia ingin bertemu dengan Marsya.

"Weh gercep banget lo Ling, mentang-mentang gaada Naresh" sela Liam.

"Tau nih bisa ae lo nyolong start" sambung Arkana.

"Yah lo pada gatau aja nih, tiap hari dia uring-uringan ke gue" ungkap Albiru yang sudah bosan setiap hari melihat Kalingga uring-uringan memikirkan Marsya.

"Bacot lo pada" jawab Kalingga sambil menggeplak lengan Albiru dan Liam.

"Ngga om, saya cuma mau ngobrol aja" sambungnya lagi.

"Yaudah sana samperin" kata Papa Erwin mempersilahkan Kalingga menemui Marsya.

Disisi lain Marsya sedang duduk menyendiri di balkon rumahnya, memandangi bintang-bintang di langit malam yang indah, mendengarkan lagu favoritnya sambil ikut bernyanyi, Marsya sangat merindukan Naresh, tentu saja.

A lonely road, crossed another cold state line

Miles away from those I love purpose undefined

While I recall all the words you spoke to me

Can't help but wish that I was there

And where I'd love to be, oh yeah

Dear God the only thing I ask of you is

To hold her when I'm not around

When I'm much too far away

Sesampainya di balkon Kalingga seakan terhipnotis saat mendengar suara merdu Marsya, dan semakin terpesona melihat Marsya yang saat itu membiarkan rambut panjangnya terurai tertiup angin, Marsya hanya memakai kaos merah muda dan hotpants dengan warna senada.

"Ekhmm... Suara kamu bagus." Ucap Kalingga membuka obrolan, lalu mendudukkan dirinya di kursi samping Marsya yang terhalang oleh meja kecil.

"Ehh Kak Lingga ngagetin aja" jawab Marsya sambil mengelus dadanya karena kaget saat mendengar suara Kalingga yang tiba-tiba.

"Udah malem kenapa diem dibalkon Sya? dingin" Kalingga melepaskan jaketnya lalu menyerahkannya ke Marsya.

"Hm, gapapa Kak, makasih ya, ada apa?" Marsya mencium aroma maskulin yang menguar saat menerima jaket dari Kalingga, ia lalu menutupi kakinya menggunakan jaket itu.

"Gaada, cuma mau ngobrol aja" ucap Kalingga dengan masih menatap Marsya.

"Oh oke" Marsya meraih ponsel untuk mengecilkan volume lagu di ponselnya.

"Kamu suka sama Naresh?"

Mendengar pertanyaan dari Kalingga membuat Marsya mengingat kembali senyum hangat Naresh, genggaman tangannya saat memberikannya camilan, dan usapan lembut di kepalanya saat Naresh pamit pergi untuk kerja, mendengar pertanyaan Kalingga membuat Marsya semakin sedih karena dia sangat merindukan Naresh.

"Iyaa" jawab Marsya sambil tersenyum pahit.

"Apa kamu bisa buka hati untuk orang lain?"

Marsya menoleh kepada Kalingga hanya untuk melihat raut wajahnya yang sendu.

"Kenapa Kakak nanya kaya gitu?" Marsya sedikit merasa tidak nyaman saat mendengar pertanyaan Kalingga.

"kamu tau Marsya, sejak pertama kali melihat kamu, Kakak sudah menyukaimu, Kakak suka kamu Marsya" ungkap Kalingga menatap lekat wajah Marsya dengan tatapan sendunya.

Marsya tertegun mendengar pernyataan cinta yang tiba-tiba itu, sebenarnya bukan kali pertama Marsya mendapatkan pernyataan cinta, tapi untuk pernyataan cinta secara langsung baru kali ini dia mendengarnya.

"Ah t-tapi Kak" Marsya tergagap karena bingung harus merespon seperti apa.

"Ssttt gausah dijawab, kakak cuma mau kamu tau perasaan kakak, dan izinkan kakak untuk bisa dekat sama kamu, kakak akan selalu ada ketika kamu butuh, dan akan selalu menjaga kamu" Kalingga menaruh jari telunjuknya di bibir Marsya karena tidak mau mendengar jawaban apa yang akan di berikan Marsya untuknya.

Sesaat Kalingga merasa seperti tersetrum ketika jari telunjuknya menempel pada bibir Marsya yang menurutnya sangat kenyal seperti jelly, dia merasa seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di perutnya, dan merasakan aliran darahnya naik dari ujung kaki ke ujung kepala, karena tiba-tiba saja dia merasakan hawa malam itu sedikit panas. Sedangkan Marsya merasa merinding mendengar pernyataan Kalingga yang terkesan mendominasi dirinya, Marsya pun memalingkan wajahnya kembali melihat pemandangan langit malam.

"Iya" jawab Marsya lirih, entah mengapa Marsya tidak bisa berkutik, hanya itu saja yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban, pikirannya mendadak kosong setelah mendengar pernyataan Kalingga.

"Terima kasih, yasudah Kakak mau kebawah, gabung lagi sama anak-anak" Kalingga bangun dari duduknya dan mengelus puncak kepala Marsya sambil tersenyum, lalu pergi untuk bergabung dengan teman-temannya lagi.

'siallll, kenapa jadi gini? kok bisa-bisanya sih gue gak berdaya di hadapan Kak Kalingga' 

sepeninggal Kalingga Marsya mengacak-ngacak rambutnya sambil terus menggerutu.

*****

Sabtu,

Pukul 06.43

"Kak bangunnn" Oriza mengguncang tubuh Marsya untuk membangunkannya dari tidur lelapnya.

Sebenarnya Marsya sudah bangun dari subuh untuk mandi dan menjalankan ibadah, tetapi dia tidur lagi karena dia hanya tidur selama 3 jam, semalam suntuk Marsya memikirkan Naresh, dan memikirkan pernyataan cinta tak terduga dari Kalingga, hingga tak terasa dia bergadang sampai jam 2 dini hari.

"Hmmm bentar lima menit lagi" gumam Marsya setengah sadar.

"Kak bangun ayoook, Papa ngajak ke Bogor" Oriza terus mengguncang tubuh kakaknya itu sampai akhirnya Marsya terbangun dari tidurnya.

"Kapan?" Tanya Marsya duduk bersandar di kepala ranjang dengan mata yang terbuka sebelah.

"Sekarang, cepet bangun siap-siap ntar ditinggalin loh"

"Iyaa iyaaa" dengan malas Marsya gegas ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

"Pa, di Bogor dingin ngga?" Tanya Marsya pada Papanya, setelah keluar dari kamar mandi.

"Kalo siang panas Kak, tapi dari sore menjelang malam dingin banget" jawab Papa Erwin sambil membantu Mama Wulan bersiap-siap.

"Banyak banget bawaannya" tanya Marsya keheranan ketika melihat Mama Wulan memasukan baju ganti, handuk, alat mandi, dan selimut ke dalam travel bag.

"Kita nginep disana, nanti kita main ke Curug (air terjun)" ucap Mama Wulan.

"Yessss asikkkk liburannn" pekik Marsya kegirangan karena selain dia akan melihat pemandangan, dia juga akan diajak ke curug.

"Iyaa yaudah siap-siap sana" jawab Papa Erwin agar Marsya segera bergegas.

Marsya bergegas memasukan keperluannya kedalam ransel, tak lupa dia memakai celana panjang, jaket tebal, dan sepatu kets. Marsya mempunyai riwayat alergi dingin, jadi dia harus berpakaian sehangat mungkin karena jika dia kedinginan dia akan merasakan gatal dan bentol-bentol di tubuh dan wajahnya. Setelahnya dia membantu menyiapkan keperluan Oriza ke dalam ransel yang sama.

Oriza menghampiri ayahnya sementara Marsya mempersiapkan kebutuhan mereka.

"Pa, kita berempat berangkat pake motor?" Tanya Oriza kebingungan, karena dirumah mereka hanya mempunyai satu motor, dan jika dulu sewaktu dia masih sekolah di SD mereka akan bepergian berempat menggunakan satu motor, sedangkan sekarang dia sudah SMP, tubuhnya sudah tumbuh lebih besar dan tinggi, begitupun Kakaknya.

"Engga, Arka dkk ikut, nanti Kakak sama adek di bonceng mereka yaa, biar ransel disimpan di motor Papa."

"Okey deh" Oriza pun masuk kembali kedalam kamar untuk memakai jaket.

1
miilieaa
nyicil segini yaa kak, nanti balek lagii/Drool/
Rainy_day: terimakasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!