"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
"Bercandaan mu gak lucu." cibir Miranti.
"Kenapa pulang?" tanya Alan.
Farhan menghela napas. "Aku sudah menikah Ma, dan itu baru terjadi semalam." ungkap Farhan.
Alan dan Miranti langsung tertawa dengan keras, bahkan sampai Alan dibuat batuk.
"Aku sudah nikah, dan Kak Santi, jadi saksinya." teriak Farhan, berharap orang tuanya berhenti tertawa.
"Ja-jadi, beneran?" tanya Miranti ragu.
Akhirnya Farhan pun menceritakan semuanya pada orang tuanya, tak ada yang ditutupi bahkan sedikit pun.
"Dan aku harap, kalian jangan muncul dulu, aku tidak ingin dia tahu, kalau aku anak dari kalian. Bukan apa, aku hanya ingin melihat dia, apakah cocok jadi istriku, ataupun tidak. Karena untuk langsung menceraikannya aku sedikit ragu, sebab Kak Santi selalu memuji kebaikannya." jelas Farhan.
"Tapi, Mama juga ingin mengenali mantu Mama." rengek Miranti pada suaminya Alan.
"Farhan ..."
"Baiklah, baiklah, tapi kalian datanglah, sebagai tamu undangan, saat resepsi kami nanti."
"Hei ,,, itu jahat sekali." ujar Miranti menjewer telinga Farhan. Sedangkan Alan menjulurkan lidah tanda mengejek Farhan.
"Ayolah, Ma, Pa. Ku mohon."
"Baiklah, baiklah, biarkan Farhan menentukan hidupnya sendiri sayang. Bukan kah, kamu juga tidak senang, saat dulu, orang tuamu mengatur tentang jalan hidupmu?" papar Alan, langsung mendapatkan cubitan di pinggangnya.
"Baiklah." lirih Miranti pasrah.
Farhan langsung menghubungi Santi, guna mengatakan untuk segera meminta perlengkapan surat-surat pada Fira. Itu semua dilakukan agar mereka bisa segera menikah secara resmi.
Dan Farhan juga mengatakan pada Santi, agar jangan memberitahu apapun tentang keluarganya pada Fira. Biarkan nanti itu urusannya.
Fira yang dihubungi Santi pun, akhirnya mempersiapkan apa yang dimintai oleh KUA setempat. Dia berencana akan menikah di KUA saja. Tanpa mengadakan acara resepsi. Karena uang yang dimilikinya tidak cukup. Berbeda dengan Alvin, mereka sudah pernah menabung uang untuk keperluan nikah nanti. Walaupun sekarang, uangnya diambil oleh Alvin sendiri.
"Semoga, dia jodoh yang Allah siapkan untukmu nak!" seru Asma mengelus rambut Fira.
"Aku belum siap Bu. Andai pun bisa. Aku ingin membatalkan semuanya." isak Fira.
"Nak, dia telah mengorbankan dirinya, untuk menolong mu. Dan Ibu sendiri tidak keberatan jika dia yang menjadi suamimu. Dengan mau menolong mu saja, itu sudah membuktikan kalo dia orang baik. Padahal, sebelumnya kamu dan dia terlibat, perdebatan kecil kan?" papar Asma menatap mata anaknya, yang terus mengalirkan air mata.
"Semoga dengan derita yang kamu rasakan sekarang, bisa kamu nikmati kebahagian yang tiada bandingannya." harap Asma, mendoakan Fira.
Di tempat lain, Raya mendatangi rumah mertuanya. Dia di perintahkan oleh Alvin, agar kesana. Itu semua Alvin lakukan supaya Raya bisa bertanya tentangnya, dan kapan pergi keluar kota, tepatnya.
"Mama sudah makan?" tanya Raya, meletakkan buah yang dibawanya tadi.
"Sudah nak." sahut Ratih.
"Mama tahu gak? Bang Alvin masih belum bisa melupakan Fira, dan itu melukai hatiku." adu Raya.
"Nak, kalian baru nikah. Dan gak baik, mengumbar-umbar masalah rumah tangga. Lagipula, Fira itu pacar Alvin, mereka baru saja putus." ujar Ratih, padahal dia tidak suka jika Raya menjelek-jelekan Fira.
"Tapi, aku istrinya Ma, dan sudah seharusnya Bang Alvin melupakan Fira." rajuk Raya.
"Sabar lah, coba kamu perbaiki ataupun rayu lah, Alvin, agar bisa cepat melupakan Fira." nasihat Ratih.
"Baiklah Ma." sahut Raya kecewa, padahal dia ingin jika Ratih membelanya dan menjelek-jelekan Fira.
Raya kembali melihat ponselnya, tidak ada yang ingin dibicarakan lagi dengan mertuanya itu, karena mertuanya dianggap tidak mengasikan.
Hampir satu jam Raya disana, terdengar suara bel berbunyi, pertanda ada tamu.
"Ma, kayaknya ada tamu. Coba Mama buka." perintah Raya, dan Ratih hanya menarik napas, karena sedikit tidak menyukai sikap Raya.
Ratih langsung menuju ke pintu depan, untuk memeriksa siapa tamu yang datang sore-sore hari begini. Saat pintu di buka, terlihat suaminya dan Alvin berdiri di sana. Hendra langsung masuk, tanpa basa-basi pada Ratih, sedangkan Alvin, memeluk Mamanya sekilas.
"Ada Raya di dalam nak." seru Alvin.
"Iya, aku tahu Ma, aku yang menyuruhnya kesini. Hitung-hitung memberinya kejutan, karena aku gak jadi balik esok hari." sahut Alvin.
"Kamu bahagia?" tanya Ratih menahan lengan Alvin.
"Apaan sih Ma." cetus Alvin menarik lengannya.
"Mama hanya bertanya nak!" seru Ratih.
"Aku bahagia Ma, apalagi mendapatkan istri yang cantik dan montok seperti Raya." ujar Alvin, karena tidak sengaja melihat bayangan Raya di pantulan dari jendela.
Ratih hanya bisa mengelus lembut lengan anaknya. Sedangkan Raya berbunga-bunga mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya itu.
Alvin dan Ratih pun, kembali melangkah menuju ruang keluarga. Namun, langsung dihadang oleh Raya. Melihat itu, Ratih meninggalkan pasangan muda tersebut.
"Makasih ya Bang." seru Raya memeluk tubuh Alvin.
Walaupun agar risih, Alvin membalas pelukan Raya. "Untuk apa?" tanya Alvin pura-pura gak tahu.
Tetapi Raya, malah semakin mempererat pelukannya, tidak menjawab pertanyaan Alvin.
"Katanya, Abang balik besok." rajuk Raya mengapit lengan Alvin.
"Tapi kamu senangkan, Abang balik lebih awal?" tanya Alvin mengacak rambut Raya. Itu semua dilakukan agar Raya merasa senang.
"Senang banget," sahut Raya.
"Kita langsung pulang ya, kita pakai mobil yah. Karena banyak oleh-oleh yang Abang belikan untuk kamu, juga Ibu dan Ayah."
"Baiklah, aku ambil tas, dan pamit sama Mama, Ayah dulu."
Alvin pun mengikuti langkah Raya. Mereka sama-sama pamit pada orang tua Alvin.
Sebelumnya, Alvin diperingatkan oleh Ayahnya, agar mencoba untuk menerima Raya. Apalagi, Hendra tahu, jika Fira dan Farhan sudah menikah. Itupun diketahuinya karena dia mempunyai kenalan disana.
Dan yang mereka semua ketahui, jika Farhan adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. Terbukti dari sepeda motor yang dikendarainya, juga penampilan Farhan. Apalagi, Farhan, memohon-mohon agar jangan membakar motor bututnya.
Saat mengetahui jika Farhan lebih miskin darinya. Alvin langsung merasa bahagia. Setidaknya Fira mendapatkan lelaki yang berada jauh dibawahnya.
Alvin dan Raya pun sampai di rumah. Disana terlihat Danu sedang duduk bersama Marni di teras rumahnya.
Danu langsung menatap datar ke arah Alvin, dan itu berhasil membuat Alvin kelimpungan dan salah tingkah.
"Kalian masuk lah terlebih dahulu, ada yang ingin Ayah bicarakan sama Alvin." perintah Danu langsung membuat Marni dan Raya mengernyitkan dahinya.
"Ada apa Ayah?" tanya Raya cemas.
"Ayah ingin mengajarnya tentang bagaimana cara menjaga hubungan suami istri agar selalu bahagia." bohong Danu, langsung merubah raut wajahnya, dari datar tersenyum pada Raya.
"Oo kirain ada apa. Baiklah, ayo masuk nak!" ajak Marni pada Raya.
"Apa yang kamu lakukan pada Fira, saat malam kemarin Alvin?" tanya Danu datar, setelah memastikan anak istrinya masuk kedalam.
Alvin langsung menelan saliva nya.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.