Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.
Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.
Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Lebih Terbuka
Karena masalah penculikan kedua anak itu diselesaikan dengan baik, Lin Zhou dan Dou Heng pergi ke sungai mencari ikan. Berdasarkan rute yang dijelaskan Yang Bai, keduanya pun menemukan air sungai mengalir cukup jernih.
Hanya saja .... Apakah yakin mereka harus turun ke sungai untuk menangkap ikan.
“Apakah airnya dingin? Ini musim dingin,” kata Lin Zhou.
“Tidak.” Dou Heng menggelengkan kepala. “Ini agak hangat. Sedikit mengejutkan karena di sini merupakan wilayah siluman. Bahkan musim dingin pun bisa diubah menjadi musim gugur. Tapi airnya tetap hangat seperti musim panas. Bukankah aneh?”
Mungkinkah ada ikan di dalamnya?
Tapi keduanya tidak bisa melihat adanya ikan berenang di sungai. Apakah Yang Bai salah memberinya lokasi? Mungkin karena hari sudah gelap sehingga lentera yang dibawa tidak cukup menerangi sekitar.
Tak lama, terdengar suara kedua anak perempuan yang berlari sambil memegang lentera yang cukup besar. Keduanya terkejut melihat si kembar menyusul bersama dengan Sunni yang berwujud ular putih kecil.
“Kenapa kalian ada di sini? Terlalu berbahaya,” ucap Dou Heng merasa menyesal. Jika tahu keduanya ingin ikut, ia sejak awal membawanya.
Sunni yang berada di bahu Meng Shuya menjulurkan lidahnya, merasakan suhu sekitar. “Keduanya ingin mandi, jadi aku menemani mereka.”
“Mandi jam segini? Bukankah terlalu dingin? Keduanya bisa sakit jika mandi air dingin.”
“Tentu saja menggunakan sihir untuk membuat suhu air hangat. Membuat suhu air berubah tidak masalah bagiku, bahkan jika aku bukan seorang penyihir.” Sunni meminta si kembar pergi ke sisi lain sungai untuk mandi.
Ada batu besar tak jauh dari keberadaan mereka. di balik batu ada sebuah kolam yang cukup luas. Meng Shilan dan Meng Shuya mandi di sana setelah Sunni menghangatkan air ke suhu yang pas. Tawa kedua anak itu membuat Dou Heng dan Lin Zhou tidak merasa kesepian.
Dengan keberadaan Meng Shilan dan Meng Shuya, kedua pria itu mulai menangkap ikan dengan pedang. Ternyata tidak mudah. Setidaknya tidak semudah menggunakan tombak. Untungnya mereka memiliki seni bela diri yang cukup untuk menangkap ikan.
Ketika si kembar selesai mandi, Dou Heng dan Lin Zhou masih menangkap ikan.
“Sepertinya sudah cukup. Ayo kembali jika sudah membersihkan ikannya,” kata Sunni yang sudah berubah menjadi manusia tanpa sepengetahuan keduanya. “Aku juga menangkap satu untuk kedua anak itu.”
Sunni menunjukkan ikan besar yang baru saja dibersihkan. Dou Heng dan Lin Zhou terkejut melihat ikan yang agak besar itu.
“Dari mana kamu mendapatkannya? Kenapa aku tidak tahu ada ikan sebesar itu di sungai ini?” Napas Lin Zhou hampir terhenti saat melihatnya.
Sunni berekspresi seolah-olah dia tidak tahu tentang masalah tersebut. “Mungkin mata kalian kurang fokus di malam hari.”
“…” Apakah ini masalahnya?
Setelah membersihkan ikan dan mengambil air bersih, mereka kembali ke tempat semula. Api unggun sudah menyala lebih besar daripada sebelumnya. Meng Lusi menyimpan banyak bumbu di ruang mata air spiritual sehingga tidak sulit untuk memberikan rasa pada ikan bakar.
Shin Kaichen melihat rambut kedua putrinya basah, mau tidak mau memanggil keduanya. “Kemarilah, Ayah akan mengeringkan rambut kalian,” katanya.
Meng Shilan dan Meng Shuya langsung menghampiri Shin Kaichen. Pria itu mengeringkan rambut keduanya dengan tenaga dalam yang mengalir di kedua telapak tangannya. Dalam waktu singkat, rambut keduanya kering tapi tidak berantakan.
Shin Kaichen dengan hati-hati merapikan rambut mereka. Meng Lusi hanya bisa mengeluh diam-diam karena kedua anaknya mulai akrab dengan pria itu. Sepertinya tidak keberatan jika Shin Kaichen adalah ayahnya.
“Apakah kamu tidak senang?” tanya Sunni yang meletakkan ikan di keranjang anyaman bambu di depan wanita itu.
“Apanya?”
“Keduanya dekat dengan pria itu?” bisiknya.
“Bagaimana menurutmu?”
Awalnya Meng Lusi berkata pada Shin Kaichen untuk tidak memberi tahu kedua anak itu tentang identitas ayah kandungnya. Siapa tahu semuanya berubah malam ini. Mau bagaimana lagi, cepat atau lambat, kedua anak itu akan menyadarinya.
“Bukankah bagus jika mereka mengenalinya lebih awal? Setidaknya mereka akan mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.”
Meng Lusi mendesah. Ia memikirkan dirinya yang dulunya hidup di zaman modern, kesepian dan kadang memikirkan untuk mengadopsi seorang anak. Tapi itu hanya pemikiran sesaat sebelum akhirnya fokus di ketentaraan.
Ikan yang telah dibumbui akhirnya dipanggang dengan baik. Selama menunggu ikan matang, Yang Bai menceritakan tentang apa yang ingin diketahui oleh Shin Kaichen.
“Jika kamu ingin tahu tentang para siluman, bukan hal sulit bukan? Aku hanya siluman kelas menengah yang berhasil mengubah diri menjadi manusia. Tidak semua siluman tingkat menengah bisa berubah menjadi manusia. Lebih tepatnya mereka tidak mau,” jelasnya seraya melipat kedua tangan di depan.
“Lalu kenapa kamu memilih mengambil wujud manusia?” tanya Dou Heng.
“Tentu saja untuk berbaur dengan ras manusia saat bepergian ke suatu tempat. Merepotkan untuk mengambil wujud ular atau manusia setengah ular. Manusia akan ketakutan atau memburuku untuk dijual,” jelasnya lagi. “Mungkin … aku juga bisa menemukan istri manusia yang manis.”
“…” Mereka semua tidak yakin tentang mendapatkan istri yang manis.
Wanita mana yang suka melahirkan anak siluman ular?
Di zaman ini, manusia dan siluman saling berdampingan. Meng Lusi tahu tentang hal itu. siluman memiliki wilayahnya sendiri dan tidak bisa sembarangan memasuki kawanan manusia untuk berburu. Manusia berburu siluman kelas rendah dan begitu juga sebaliknya.
Namun tidak semua manusia bisa menjadi mangsa mereka. Ada kriteria khusus yang mereka pilih. Seperti halnya Meng Lusi memiliki aura mata air spiritual di tubuhnya, sangat menggoda hingga Yang Bai sendiri ingin memakannya.
Ketika Yang Bai menatap Meng Lusi seperti serigala melihat daging segar, Shin Kaichen tidak senang.
“Kutukan naga bumi yang kamu maksud itu, mungkin terhubung dengan sejarah kekaisaran.” Shin Kaichen mengerutkan kening. “Aku tidak tahu pasti, namun julukan ku sebagai dewa perangnya Negara Angin Utara bukan hanya nama belaka. Faktanya karena kutukan tersebut dan sisanya karena aku tahu seni perang sejak kecil,” jelasnya untuk pertama kali.
Yang Bai sangat kesal ketika merasakan sakit di dadanya akibat kutukan naga bumi. “Walaupun kutukan ini akan melemah seiring dengan berjalannya waktu, tapi aku tidak suka terus seperti ini. Jadi kamu harus segera mengangkatnya.”
Dan Sunni yang sudah lama menyimak, akhirnya berbicara. “Bicara soal kutukan, bukankah negara ini sudah dikutuk oleh klan penyihir sejak lama? Kutukan naga bumi tampaknya berhubungan dengan itu semua.”
“Dari mana kamu mengetahui hal itu?” Lin Zhou sudah mengambil salah satu ikan panggang yang matang.
“Oh, aku ini binatang spiritual, usiaku lebih lama daripada siluman. Jadi jangan remehkan pengetahuanku.”
“Bukankah kamu sudah menjaga mata air spiritual sejak dulu? Sejak kapan kamu berjalan-jalan untuk mencari pengetahuan dunia luar?” Yang Bai mengejeknya.
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025