(Cerita dewasa🌶️)
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29¹
...(Keesokan paginya di perusahaan )...
...Dengan tergesa-gesa, Aldo keluar dari ruangannya sambil menenteng laptop. Tanpa mengetuk, ia langsung menerobos masuk ke ruangan Antonio. Tindakannya yang tiba-tiba itu sontak membuat Antonio, yang sedang duduk memeriksa berkas-berkas, terkejut....
"Ada apa ini, Aldo?" tanya Antonio dengan nada sedikit meninggi, menatap Asistennya itu.
"Tuan, Anda harus melihat ini," ujar Aldo seraya menghampiri meja Antonio dan meletakkan laptop di hadapannya.
...Antonio mengalihkan pandangannya dan menatap layar laptop dengan saksama. Rupanya, Aldo berhasil menemukan berita mengenai kejadian nahas yang menimpa Silvia. Dalam berita itu, terpampang jelas foto Silvia yang menjadi korban kecelakaan tersebut....
"Bagaimana kamu bisa menemukan ini?" tanya Antonio, dengan nada terkejut bercampur penasaran.
"Aku membobolnya, Tuan. Berita ini sempat disembunyikan dengan sengaja," jawab Aldo dengan nada serius.
Antonio tampak berpikir keras, matanya menerawang. "Itu berarti Silvia adalah kembaran putri Tuan Amaral yang hilang dulu. Pantas saja waktu itu Pedro dan Nyonya Esme sempat mengira Silviana adalah Silvia. Dan jika benar begitu, pasti sekarang Silviana sedang berada di negara A," gumam Antonio, mencoba merangkai teka-teki yang ada di hadapannya.
"Dan Nyonya juga akan berada dalam bahaya besar, Tuan, jika keluarga besar itu sampai mengetahui keberadaannya. Terlebih lagi, Nyonya sedang dalam kondisi—"
"Cukup! Jangan dilanjutkan," potong Antonio dengan nada cemas, raut wajahnya menunjukkan kepanikan. "Aku tidak sanggup membayangkan istri dan anakku dalam bahaya."
"Maafkan saya, Tuan," ucap Aldo lirih.
"Segera amankan semua informasi tentang keluarga Amaral serapat mungkin. Kita berangkat ke negara A sekarang juga. Aku ingin menemui kerabat lamaku di sana," perintah Antonio seraya bangkit berdiri dengan tergesa.
"Baik, Tuan," jawab Aldo patuh.
...Langkah Antonio terhenti di depan ruangan Leon. Sejak diangkat menjadi direktur di perusahaan Antonio, Leon justru semakin menunjukkan kemalasannya. Ia lebih sering menghabiskan waktu dengan berganti-ganti wanita di kamar hotel daripada bekerja....
Ceklek.
...Pintu ruangan terbuka, dan Antonio melangkah masuk menghampiri meja kerja Leon....
"Apa yang membawamu kemari?" tanya Leon, mengangkat sebelah sudut bibirnya dengan sinis sambil menatap ayahnya.
"Aku akan pergi ke luar negeri. Kau tangani pekerjaan di perusahaan ini selama aku tidak ada. Dan ingat, jangan membuat masalah," tegas Antonio, menatap putranya dengan dingin.
"Terserah," jawab Leon acuh tak acuh. "Oh ya... ngomong-ngomong, aku tidak bisa menemukan keberadaan istrimu. Semua informasi tentangnya menghilang begitu saja, Pa." Leon kembali fokus pada berkas di tangannya.
"Asistenku sudah menemukannya. Kau tidak perlu khawatir," balas Antonio dengan nada sedingin es.
Ceklek.
"Tuan," panggil Aldo, membuat Antonio dan Leon menoleh ke arahnya.
"Semua sudah siap," lapor Aldo sambil membungkuk hormat.
"Ayo, kita berangkat sekarang." Tanpa ingin menunda lebih lama, Antonio segera melangkah keluar ruangan, diikuti Aldo dari belakang. Mereka berdua pun bergegas meninggalkan perusahaan menuju bandara.
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di negara A)...
...Malam telah larut. Di dalam mansionnya, Pedro menerima panggilan telepon dari orang kepercayaannya. Laporan yang ia dengar membuatnya naik pitam. Semalam, seseorang tak dikenal berhasil membobol situs mereka dan mendapatkan berita tentang kecelakaan tragis yang menimpa Silvia....
Prang!
Prang!
"Kalian semua tidak becus!" raung Pedro, melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan semua benda yang berada di dalam kamar.
"Cepat lacak lokasi bajingan yang membobol situs kita! Sekarang!" bentak Pedro melalui telepon, lalu memutuskan sambungan tanpa menunggu jawaban.
...Ia kemudian terduduk lemas di tepi ranjang, menarik rambutnya dengan frustrasi. Benaknya dipenuhi pertanyaan. Siapa orang yang begitu berani membobol sistem keamanan mereka dan mencuri berita tentang kecelakaan Silvia? Rasa penasaran dan amarah bercampur aduk dalam dirinya....
Ceklek.
...Pintu kamar perlahan terbuka, dan Eta tampak berjalan mendekati Pedro dengan langkah pelan. Ia berhenti tepat di hadapan suaminya....
"Ada apa denganmu, Pedro?" tanya Eta lembut seraya mengusap rambut Pedro.
...Pedro mendongak, menatap Eta dengan sorot mata penuh amarah, lalu menarik lengannya dengan kasar hingga Eta terjatuh di atas kasur....
Bruk!
"Aduh! Pelan-pelan, Pedro. Ada apa denganmu?" rintih Eta kesakitan sambil menatap Pedro dengan wajah meringis.
Tanpa menjawab, Pedro melepaskan satu per satu pakaian tidurnya hingga polos. Kemudian, ia merangkak naik ke atas kasur dan meraih pergelangan kaki Eta, menariknya dengan kasar mendekat.
"Mood ku sedang buruk, Eta. Puaskan aku," ucap Pedro dingin, mengarahkan tubuhnya ke arah Eta.
"Dengan senang hati," jawab Eta dengan senyum merekah, lalu membuka kedua kakinya lebar-lebar menyambut Pedro.
...Pedro menyunggingkan senyum sinis di sudut bibirnya sebelum menghantam masuk tanpa pemanasan. Bagi Eta, hal itu tidak menjadi masalah. Tubuhnya selalu terasa basah setiap kali melihat Pedro dalam suasana hati yang buruk....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di bandara negara A)...
...Waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi. Antonio dan Aldo tiba di negara A dan disambut oleh beberapa mobil yang mengantar mereka menuju hotel yang telah dipesan oleh Aldo sebelumnya....
"Besok pukul 8 pagi kita akan menemui rekan lamaku," ujar Antonio sambil melangkah memasuki lobi hotel, diikuti oleh Aldo dan beberapa pengawal dari rekannya.
"Baik, Tuan," jawab Aldo.
...Kemudian mereka masuk ke dalam lift yang meluncur naik menuju lantai teratas. Beberapa saat kemudian, pintu lift terbuka kembali, dan Antonio serta Aldo keluar, berjalan menuju sebuah pintu kamar....
"Ini kamar Anda, Tuan," ucap Aldo seraya membuka pintu dan mempersilakan Antonio masuk.
"Hhhmmm," gumam Antonio singkat sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Aldo kemudian menutup pintu dengan pelan.
...Setelah masuk ke dalam kamar, Antonio melepaskan jasnya dan meletakkannya di tepi ranjang. Tangannya kemudian merogoh dompet dari saku celananya. Ia membukanya perlahan, dan seulas senyum lembut menghiasi wajahnya saat menatap foto Silvia yang terselip di sana....
"Istriku, aku harap bisa menemukanmu secepat mungkin. Aku sangat merindukanmu," bisik Antonio lirih sambil mengecup lembut foto itu. Kemudian, ia merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang.
...Inilah ritual yang sering dilakukan Antonio sebelum tidur. Mengecup foto Silvia telah menjadi kebiasaannya, baik saat ia merasa lelah, marah, maupun sekadar ingin merasakan kehadirannya. Bagi Antonio, Silvia adalah pusat dunianya, segalanya yang berharga dalam hidupnya....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di sisi lain)...
...Di apartemen sederhana yang disewanya, Silvia yang tengah tertidur pulas tiba-tiba dikejutkan oleh suara bariton Antonio yang memanggil namanya, seolah berbisik di alam mimpinya. Ia tersentak bangun dengan mata terbelalak....
"Uh... uh... uh, apa yang barusan kudengar?" gumam Silvia dengan napas tersengal-sengal dan keringat dingin membasahi dahinya. Jantungnya berdebar kencang tanpa alasan yang jelas.
...Perlahan, Silvia bangkit dari ranjang. Kakinya terasa lemas saat melangkah menuju meja kecil di sudut ruangan. Ia meraih teko di atas meja, menuangkan air ke dalam gelas dengan tangan gemetar, lalu meneguknya hingga tandas. Tenggorokannya terasa kering, seolah baru saja berteriak keras....
"Maafkan aku, anak-anakku," bisik Silvia lirih sambil mengusap perutnya yang masih rata dengan penuh kelembutan. Air mata mulai mengalir membasahi pipinya. "Aku tidak bermaksud memisahkan kalian dari ayah kalian. Tapi... kehadiran kalian berdua benar-benar di luar dugaanku."
...Rencana yang telah ia susun dengan begitu hati-hati kini terasa berantakan. Kehadiran dua nyawa di dalam rahimnya membuatnya terperangkap dalam kebimbangan. Ia tidak mungkin bertindak gegabah dan membahayakan kedua buah hatinya....
"Masih terlalu malam. Sebaiknya aku tidur saja," gumam Silvia mencoba menenangkan diri. Dengan langkah gontai, ia menghampiri kasur dan merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah. Meskipun matanya terpejam, pikirannya masih berkecamuk, dipenuhi rasa bersalah dan ketidakpastian akan masa depan.
...Namun, kantuk tak kunjung datang. Silvia sudah mencoba berbagai posisi tidur, berharap bisa segera terlelap, namun matanya tetap terjaga. Merasa kesal dan frustrasi, akhirnya ia memutuskan untuk bangun. Ia berjalan ke dapur kecil apartemennya, mengambil makanan ringan, dan kembali ke ruang utama untuk menonton drama Korea di laptopnya....
"Kalian ini kenapa sih? Aku butuh tidur. Bekerja sama lah, anak-anakku yang manis," bisik Silvia sambil mengusap lembut perutnya, berharap kedua bayinya bisa mengerti keinginannya untuk beristirahat.
...Seolah mendengar keluhan ibunya, tak lama kemudian Silvia mulai menguap. Rasa kantuk akhirnya menyerang, dan tanpa sadar, ia tertidur pulas di depan laptop yang masih memutar episode drama kesukaannya. Cahaya layar laptop menerangi wajahnya yang tampak damai dalam tidurnya....
(Bersambung)
aku suka Antonio semoga jadian Ama silvia
pakek pengaman Ndak...?
jadi Begini... tidak sesuai dengan harapan, Seharusnya Silvia itu karakternya Wanita kuat Ahli IT, Beladiri, Ahli menggunakan senjata api/pedang Terus punya anak buah dll
judulnya apa isinya apa 🤔
....🤔🤦 terus Masuk Rumah Sakit Apa papa Antonio tidak tahu kelakuan Anaknya ya, terus begitu keluar dari Rumah Sakit langsung Beli mobil, Belanja,ke Salon... Waaaah Sungguh ceritanya bikin Traveling ke mana-mana dan semakin bikin penasaran 🙅🙆💆