NovelToon NovelToon
Alone Together

Alone Together

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Teen School/College / Romansa
Popularitas:279
Nilai: 5
Nama Author: Mara Rainey

Tujuh murid Seoryeong Academy terpaksa menjalani detention di hari libur setelah membuat onar di sekolah. Park Jiha, si cewek populer yang semua orang iri. Kim Taera, cewek beprestasi yang sempat jadi primadona namun berakhir difitnah dan dikucilkan. Jeon Junseok, murid bandel kesayangan Guru BK. Kim Haekyung, atlet kebanggaan yang selalu terlihat ceria. Min Yoohan, tukang tidur yang nyaris tidak pernah peduli. Serta Kim Namgil & Park Sojin, Ketua Kelas dan murid teladan yang diam-diam suka bolos demi mojok (pacaran).

Mereka mengira hanya perlu duduk diam beberapa jam, menunggu hukuman selesai. Tapi semua berubah saat seseorang mengunci mereka di gedung sekolah yang sepi.

Pintu dan jendela tak bisa dibuka. Cahaya mati. Telepon tak berfungsi. Dan kemudian… sesuatu mulai mengawasi mereka dari bayang-bayang. Tujuh bocah berisik terpaksa bekerja sama mencari jalan keluar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mara Rainey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14 : Whispers in the Dark

                                                                        ~Happy Reading~

Haekyung mengerang. Penglihatannya berkabut. Butuh waktu lama baginya untuk membiasakan diri. Sampai akhirnya kabut penghalang itu lenyap dari pandangan. Sekarang dia bisa melihat garis-garis kasar berwarna coklat.

Garis-garis kasar?

Haekyung mengangkat kepala. Berkedip sebentar untuk melihat lebih jelas.

Oh, akar pohon rupanya.

"Shit!" umpat Haekyung sambil memegangi dahinya yang berdenyut-denyut. Sejurus kemudian dia mengamati telapak tangannya, ada darah tercetak disana.

Sakit sekali. Sakitnya begitu menusuk sampai ke seluruh sendi-sendi tulangnya. Kepalanya berasa retak menjadi dua.

Pelan-pelan Haekyung menggerakkan engsel-engsel lehernya yang kaku. Tak hanya kepala, kini seluruh badannya seperti habis ditimpa dua ratus ton beban berat. Sakit minta ampun. Dia memandang berkeliling. Mendadak teringat sesuatu.

Taera?

Dimana Taera?

"Tae..." bisik Haekyung, suaranya parau. "...Taera? Taera!" dia berteriak, tetap dengan suara yang lebih serak daripada kodok. "Aw..." Haekyung berguling menjauh dari akar pohon. Demi Tuhan, dia belum pernah merasa sekacau ini sebelumnya.

Insting Haekyung menyuruhnya mengambil pisau lipat di kantong celana. Dia berjuang keras untuk berdiri. Langsung tergelincir dan kehilangan keseimbangan saat mencoba untuk mengangkat kaki, tapi pantang menyerah mencoba untuk bangkit lagi dan mendaki terseok-seok menyusuri lereng.

Terlalu gelap dibawah sini. Haekyung setengah merangkak menaiki lereng yang posisinya agak terjal. Beruntung banyak tanaman rambat dan akar-akar pohon yang bisa dijadikan pegangan.

Begitu sampai di sisi mobil, hatinya mencelos melihat jok penumpang kosong melompong.

Dia celingukan kesana-kemari. Tidak melihat Taera dimana-mana.

Haekyung membuka-buka laci mobil, diperiksa satu-persatu, Dongwon ssaem tidak menyimpan apa-apa, untungnya ada senter. Tetap bermanfaat.

Terhuyung-huyung Haekyung berjalan kembali. Bergerak selambat kukang. Saat mencoba untuk turun dari pijakan batu terakhir, Haekyung terbanting ke tanah dalam posisi yang salah. Pergelangan kaki kirinya malah terkilir dan cowok itu mengerang tersiksa.

Sial! Sial! Sial! Mati-matian diabangkit berdiri lagi, menyeret kakinya sambil meringis kesakitan.

Bagi Haekyung, segalanya terjadi dalam sekali kedipan. Otaknya belum sempat memproses dengan baik apa yang sedang terjadi ketika terdengar teriakan Taera memecah kesunyian.

Haekyung menerobos hutan, menyusuri area yang semakin menurun. Ditengah-tengah tarikan napas putus asa, dia mendengar sayup-sayup suara Taera berteriak minta tolong. Patokannya hanya suara Taera yang masih terdengar dari kejauhan. Tidak perduli ranting dan daun melecuti pakaiannya. Sekuat tenaga menyusuri jalur yang semakin menurun, secepat kemampuan kedua kakinya yang sudah sangat lelah menanggung rasa sakit.

Sejauh mata memandang, hanya ada hutan dan bayang-bayang maut menghantui. Begitulah yang dirasakan Haekyung, seluruh tulangnya terasa remuk dan menyakitkan. Tapi dia memaksakan kedua kakinya bergerak.

Terhuyung-huyung Haekyung memasuki hutan semakin jauh. Tidak peduli rasa sakit. Pokoknya dia harus segera menemukan Taera. Atau perasaan bersalah akan terus menerornya seumur hidup. Kalau sampai Taera mati...

Tidak. Tidak.

Haekyung menyemangati dirinya sendiri, karena siapa lagi yang bisa melakukannya?

Segala sesuatunya seakan-akan miring dan bergoyang. Semuanya tampak kabur seperti siluet. Kepalanya masih sakit.

Dia mendongak tiba-tiba, mendengar seseorang berbisik.

Haekyung menunggu suara itu menampilkan pemiliknya. Dia menunggu sesuatu tanpa mengetahui apa yang dia tunggu. Dahan-dahan gundul di belakangnya berdesir, pergesekannya menimbulkan gema yang memantulkan gaung aneh di belakang leher. Merambat dengan cara yang tidak biasa ke dalam telinga.

Seekor rusa baru saja berlari menembus semak-semak dengan cepat.

Dari sanalah asalnya, Haekyung meyakinkan diri sendiri.

Terdengar suara gemeretak samar di bagian lain hutan ini. Seolah-olah ada yang baru saja menginjak ranting kering kemudian berhenti bergerak. Siapapun pelakunya, pasti sengaja menginjak ranting. Untuk menakut-nakuti. Yang membuat Haekyung makin sebal karena dia terjebak dalam kondisi lemah dan buta. Bukan buta secara harfiah. Tapi dia merasa setingkat lebih rendah dari orang buta yang tidak melihat apa-apa, hanya bisa membayangkan sesuatu dan mendengar sesuatu bergerak di sekelilingnya. Berusaha mengelabui seluruh indera tubuhnya.

Haekyung menolehkan kepala ke segala penjuru. Mengecek setiap sudut, tidak ingin melewatkan titik terkecil. Namun suara itu terus terdengar, menembus dunia nyata dengan jelas. Suara-suara yang terus berbisik tanpa pemilik.

Mungkin ini pengaruh kepalanya yang nyut-nyutan. Bisa jadi. Otaknya kacau lalu memproyeksikan suara-suara aneh. Padahal itu hanya gesekan semak-semak.

Mungkin...

Ini kondisi yang memuakkan. Sungguh! Dipaksa menebak-nebak.

"Siapapun kau... kumohon berhenti. Tinggalkan aku sendiri," Haekyung tidak tahu kepada siapa dia membisikkan permohonan putus asa itu. Kepada peri-peri hutan yang jahil, mungkin?

Halo, peri-peri hutan?

.

.

Bersambung...

1
QueenRaa🌺
Keren banget ceritanya thorr✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗
Mara Rainey: siappp aku akan mampir. makasih juga lho udah berkenan mampir dan meninggalkan komentar serta vote. /Heart/
total 1 replies
QueenRaa🌺
satu kata untuk novel ini, SERU!
Rasanya kaya bener bener ada di sana dan ikut ngerasain apa yg tokoh tokohnya alami
Mara Rainey: Makasih bangett untuk reviewnya, aku akan berusaha lebih baik lagi dan lebih semangat lagi. senengg banget dikunjungin author favoritkuuu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!