Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Kecil Di Perbatasan Antara Desa Huang Utara Dan Kota Huang Pusat.
Suara kicauan burung - burung di langit pada hari ke dua awal musim semi, bunga- bunga di pinggir jalan mulai memunculkan kuncup dan Tunas baru terdengar pula suara roda- roda gerobak para pedagang kaki lima di pagi hari mulai berdatangan untuk masuk ke dalam kota kecil yang akan di datangi oleh Xiao Tian dan Zhao Li Erl.
"Hmm, kita harus mengantri di pos depan sana untuk masuk ke kota kecil." Zhao Li Erl memberitahu Xiao Tian dari samping jalan raya yang ramai bukan main.
"Hmm..Apa kau tahu di daerah ini ada sebuah danau?" ide yang muncul di otak kecil Xiao Tian adalah ia harus segera menemukan obat yang mujarab untuk mengobati penyakit dalam guru pertamanya sesuai dengan gambar di saputangan milik guru pertamanya di dalam sakunya. Ia tentu saja merahasiakan hal tersebut dari Zhao Li Erl namun ia bertanya kepada gadis kecil itu sekadar rasa ingin tahu dalam dirinya saja mengenai apa saja yang terdapat di dalam kota kecil itu.
"Kota kecil ini dinamakan kota bulan Huang utara dan disini sama sekali tidak ada danau tetapi adanya toko- toko menjajakan kerajinan tangan khas daerah Huang." Zhao Li Erl menjawabnya sambil melihat- lihat orang-orang yang berlalu lalang di sekitar pintu masuk ke dalam kota kecil itu.
"Hmm..Begitu ya?"
"Ya, hei.. Apakah kau tak merasakan suatu hal yang sangat mencurigakan dari barang- barang yang di bawa masuk ke dalam kota kecil ini oleh para pedagang kaki lima yang memakai ikal kepala lambang beruang perak di barisan ke lima dari kita?" bisik Zhao Li Erl melirik ke belakangnya untuk memberikan isyarat kepada Xiao Tian di sampingnya sambil berjalan mengikuti langkah para pedagang kaki lima lainnya.
Xiao Tian mengedikkan bahunya dengan sikap acuh tak acuh. "Aku tak merasakan apa- apa." Ia malah berjalan santai sambil menunjukkan kartu Identitas untuk masuk ke dalam kota kecil kepada petugas pos pintu masuk ke dalam kota kecil bulan Huang utara."Terimakasih."
Ia kembali menerima kartu identitasnya usai mendapat cap tanda izin masuk ke dalam kota kecil dari petugas pos. Zhao Li Erl cepat mengikutinya lalu tertarik pada rombongan penduduk desa Huang utara yang juga telah masuk ke dalam kota kecil untuk menjajakan dagangan mereka masing-masing selain di pasar dusun bawah gunung Huang untuk mendapatkan penghasilan lebih baik.
"Hai, apa kau tidak ingin mencari kedai makan untuk kita bisa sarapan pagi setelah kita berjalan kaki selama lima hari dari kita turun gunung Huang ke pemukiman warga desa Huang beberapa waktu lalu?" tanya Xiao Tian menowel lengan Zhao Li Erl dengan ujung jarinya sambil melihat- lihat isi kota kecil ini yang cukup besar untuk menarik perhatiannya.
"Disini tak ada kedai makan yang enak untuk kita bisa makan. " jawab Zhao Li Erl masam karena Xiao Tian tak tertarik pada orang-orang yang menarik perhatiannya di pintu masuk ke dalam kota bulan Huang utara yang kini berbondong-bondong menuju ke arah timur kota kecil ini .
"Hmm.. Kau ini sungguh pemilih makanan sekali.. Asal kau tahu saja ya.. Makanan itu untuk keperluan hidup kita bukan untuk kesenangan kita semata." Xiao Tian menggeleng kepalanya lalu melanjutkan langkahnya ke sebuah kedai makan di dekat tugu selamat datang ke kota Huang utara yang berbentuk bulan sabit warna hijau toska yang ada titik dua di atas bulan sabit nya.
"Hei.. Tunggu aku dong.."
Zhao Li Erl berlari mengejarnya dengan napas anak kecil itu terengah-engah dan tiba di kedai makan yang kini di masukin oleh Xiao Tian yang langsung memesan dua mangkok mie ayam dan seteko teh hangat beserta dua cangkir untuk mereka berdua minum.
"Kau ini.. Sungguh teman yang kadang-kadang cukup menjengkelkan.." gerutu Zhao Li Erl sambil memandangi anak laki-laki tampan sekali itu mengambil secangkir teh hangat dari teko yang telah disediakan oleh pelayan kedai makan ini dan meminumnya dengan nikmat sekali di wajah tampannya yang menarik hati siapapun yang melihat anak kecil itu.
"Omong- omong kau ada uang lebih atau tidak untuk kita bisa membayar biaya makan dan minum disini?" Xiao Tian melirik nya dari cangkir teh yang sedang di minum oleh anak kecil itu.
"Hmm.. Kau ini.. kembali memakai uangku untuk semua yang kau makan dan minum sejak kita turun gunung." Zhao Li Erl memberengut ke arah Xiao Tian yang santai sekali menanggapi wajah masam gadis kecil itu. Anak kecil itu malah menyodorkan tangannya untuk meminta uang kepada Zhao Li Erl.
"Kau yang meminta aku untuk menemanimu dan juga mengantarkanmu pulang ke orangtuamu di kota Huang pusat maka kau yang harus membiayai biaya hidup dari perjalanan kita ini. Bukankah itu sangat adil?" Xiao Tian benar-benar tak memedulikan lirikan sinis Zhao Li Erl kepadanya ketika anak perempuan itu kalah dalam perdebatan dengannya. Ia malah menerima mangkok mie ayam yang sudah diantarkan oleh pelayan kedai makan kepada mereka di meja mereka di sudut kedai makan itu.
"Umm...Kau tak mau rugi.. "
"Ya, tentu saja.. Aku bukan orang santai yang tak punya kerjaan untuk mengawalmu begitu saja, Nona. Ya, jelas kau harus bayar aku untuk biaya keamananmu sendiri."
Xiao Tian menyumpit mie ayam dan memasukkannya ke dalam mulutnya lalu mengunyah makanan itu dengan luar biasa nikmatnya sambil menikmati suasana pagi pertama kali meninggalkan rumahnya di puncak gunung Huang. Di saat itu pula, ia melihat seorang gadis remaja usia lima belas tahun berpakaian serba biru muda dan cantik jelita membawa sebatang pedang di pinggang dan menaruh pedang bersarung di meja makan , dan kemudian duduk di kursi yang tepat menghadap ke seluruh penjuru kota kecil itu.
"Nona, Anda ingin memesan makanan apa di kedai ini?" tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi lain dengan sikap hormat kepada gadis remaja itu.
"Apa saja yang ada di kedai ini." jawab gadis remaja itu nada lugas karena perhatiannya tertuju kepada satu titik di seberang kedai makan ini sehingga ia mengacuhkan pelayan tuanya yang hanya bisa menghela napas untuk memahaminya.
"Pelayan.. Kemarilah.." Wanita paruh baya melambaikan tangan untuk memanggil pelayan kedai makan itu dari tempat duduknya.
"Iya.. Nyonya.. Saya datang.."jawab salah seorang dari pelayan kedai makan itu yang tergesa-gesa datang ke meja makan mereka sambil membawakan buku menu makanan dan minuman kedai makan itu kepada kedua wanita cantik itu.
Wanita paruh baya mengambil buku menu makanan dan minuman lalu memesan beberapa menu makanan dan seteko teh hijau kepada pelayan kedai makan itu yang segera pergi ke dapur untuk memberitahukan kokinya disana.
Bersambung!!