Ditaklukkan Gadis Tengil

Zafa menerima pesan dari mamanya jika persiapan untuk kejutan dinner romantis itu masih kurang 30%, lagi pula juga saudara Zafa yang lain baru tiba di bandara.

Mama Dian menyarankan agar Zafa mengajak Star berkeliling dulu. Zafa akhirnya memutuskan untuk menemui teman-temannya yang memang sedang berkumpul di sebuah klub malam.

"Kenapa putar arah, Sayang?" tanya Star heran. Padahal kurang dari 500 meter lagi mereka akan memasuki kawasan mansion Zafa.

"Aku ada urusan sebentar dengan teman-temanku."

"Jika begitu turunkan aku dulu. Aku mau tidur di mansion saja."

"Tidak. Kau harus menemaniku. Di sana akan banyak gadis seksi yang akan sangat menggangguku. Jadi aku ingin kau ada di dekatku."

Star tidak banyak bicara lagi. Dia juga tidak mau jika sampai calon suaminya digoda oleh wanita-wanita seksi yang ada di klub malam itu.

Zafa tiba di sebuah klub malam ekslusif, Dia masuk kesana sembari menggandeng tangan Star. Meski Star dulu juga sering masuk ke klub malam, tapi pengalaman hari ini tak akan pernah dia lupakan. Dia memasuki klub malam dengan menggandeng calon suaminya.

Zafa menunjukkan kartu membernya pada penjaga. Dia langsung masuk setelah penjaga menscan kartunya. Suara dentuman musik terdengar keras.

Star menganggukan kepalanya mengikuti alunan musik. Zafa hanya meliriknya sekilas karena kini fokusnya mencari teman-temannya.

Zafa melihat beberapa temannya berada di sebuah ruangan kaca. Dia segera menarik Star dan membawanya ke sana.

Hari ini Star hanya memakai croptop yang di padukan dengan kemeja berwarna hitam. Rambutnya yang sebahu dibiarkan tergerai dengan indah.

"Hai dude."

Teman-teman Zafa langsung menyapa pria itu. Zafa menyalami semua temannya dan mengabaikan para wanita yang berbaju seksi.

"Ku kira kau tak kan mau datang ke pestaku."

"Semula memang seperti itu, tapi aku pikir ini masih terlalu sore untuk pulang ke rumah."

"Kita memang sengaja mengadakan pesta sejak sore. Agar mereka puas menikmati servis dari gadis-gadis ini," kata Rocky. Pria itu baru sadar, jika sejak tadi Zafa menggandeng seorang gadis cantik yang tampilannya agak sedikit nyentrik.

"Siapa dia, Dude?"

"Dia calon istriku."

"Uwowoo ... " sorak 5 orang teman Zafa.

"Kau benar-benar akan mengakhiri kesendirianmu, dude?" tanya kelima teman Zafa tak percaya

"Ya." Zafa menarik tangan Star.

"Baby, perkenalkan. Mereka adalah teman-temanku saat aku mengambil gelar Magister. Dari yang kanan, dia Rocky, lalu ada Edward, Sean, Ronny dan yang di ujung itu Dexter."

"Hai semuanya, namaku Starlight. Kalian bisa memanggilku Star." Star bicara dengan nada yang sedikit bergetar, dia masih tak percaya, di depan teman-temannya, Zafa memanggilnya Baby.

Sungguh rasanya Star ingin menerkam dan ******* bibir Zafa saat ini juga.

"Star, berapa usiamu?" tanya Dexter.

"Aku baru saja memasuki usia 21 tahun."

"Wow ... kau benar-benar menemukan jackpotmu, Zaf."

Zafa langsung mengajak Star duduk. Dia melihat jam tangannya dan waktu masih menunjukkan pukul setengah 7 malam.

"Apa salah satu dari kalian pemilik klub ini?" tanya Star. Mereka berlima tertawa. Sedangkan Zafa masih memasang wajah datarnya.

"Kami berlima pemilik klub ini. Sebenarnya jam operasionalnya pukul 9 malam, tapi karena hari ini Rocky ulang tahun, jadi kami menggundang teman kami untuk berpesta lebih awal," tutur Edward.

"Pesan lah minuman untukmu dan Star, Zaf."

"Kau tidak boleh minum alkohol," kata Zafa mengingatkan.

"Aku ingin beer saja. Itu tidak akan memabukkan."

"Jika kau bersama Zafa kau tidak bisa minum minuman keras. Dia sangat anti dengan alkohol."

"Jika begitu pesankan air putih saja," jawab Star sedikit kesal. Zafa hanya tersenyum tipis menanggapi kekesalan Star.

...****************...