Selena diusir dari rumah karena dia lebih memilih menjadi penulis novel online daripada mengurus perusahaan keluarganya. Kedua orang tuanya tidak setuju dia menulis novel karena hampir seluruh novel yang dia tulis adalah novel dewasa.
Dia kira hidupnya akan tenang setelah menyewa apartemen sendiri tapi ternyata tidak. Dia justru diganggu oleh komentar negatif secara terus menerus. Merasa jengkel, Selena melacak keberadaan pemilik komentar negatif itu dan ternyata berada di sebuah perusahaan film.
Selena berpura-pura menjadi cleaning service dan bekerja di perusahaan itu. Dia curiga pada Regan, CEO di perusahaan itu. Berniat mengganggu Regan tapi dia justru yang merasa kesal dengan tingkah Regan yang sangat menyebalkan.
Apakah memang Regan yang menulis komentar negatif di novel Selena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
"Pak Regan, Imagine Films sudah berhasil mengadaptasi drama dari novel online di pf hijau yang sedang trending."
Regan membenarkan kacamatanya dan menatap Ivan, asistennya. "Adakan rapat! Kita juga harus segera mencari kandidat karya yang akan kita adaptasi selanjutnya." Kemudian Regan berdiri dan keluar dari ruangannya menuju ruang rapat.
Regan Alvanio, seorang duda berumur 35 tahun. Setelah kehilangan istri dan anaknya delapan tahun yang lalu, dia menolak setiap kali wanita yang mendekatinya. Dia sangat dingin dan juga arogan.
Dia kini duduk di ruang rapat dan menatap karyawannya yang mulai memenuhi kursi di depannya.
"Imagine Films sudah resmi mengadaptasi salah satu novel trending di platform hijau. Apa kalian ada masukan, novel online mana yang sekarang sangat diminati?" kata Regan. Dia menghidupkan layar tablet di depannya yang terhubung dengan semua karyawan yang mengikuti rapat pagi itu.
"Pembaca di pf biru sangat banyak, bagaimana kalau kita ambil karya dari sana saja? Ada beberapa novel yang sedang trending." Rika menunjukkan data di tablet itu.
Regan melihat beberapa novel kandidat yang terpilih. "Peri Halu?" gumam Regan sambil menautkan alisnya. "Novel ini rate usia 21 plus." Regan terdiam sambil membuka novel dengan ratusan juga pembaca itu. "Iya, popularitasnya memang sangat bagus."
"Pak Regan, itu novel dewasa, bagaimana jika nantinya tidak lolos sensor?" kata Ivan yang tiba-tiba menyahuti perkataan Regan.
Regan masih berpikir sambil mengetuk meja dengan jarinya. "Apa ada pendapat lain?"
"Saya sudah membaca keseluruhan cerita itu. Tidak hanya melulu adegan dewasa, ada konflik keluarga dan persahabatan juga. Untuk adegan dewasa, nantinya bisa kita skip. Jika Pak Regan setuju, saya akan meminta penulis untuk mengirimkan sinopsis terlebih dahulu."
Regan masih membaca blurb dalam novel online itu. "Percintaan antara CEO dan cleaning servis? Bukankah itu termasuk cacat logika?"
"Tapi, itulah cerita yang laris di pasaran saat ini. Kesenjangan sosial dan perubahan CEO arogan yang menjadi bucin," kata Rika lagi.
"Pilih beberapa kandidat lagi, selain novel ini. Suruh mereka kirim sinopsis keseluruhan cerita, nanti kita pilih lagi di rapat selanjutnya. Untuk saat ini kita promosikan dulu drama horor kita yang baru rilis. Gencarkan promosi di media sosial dengan buat challenge atau konten yang menarik."
"Baik, Pak."
"Rapat selesai, silakan kembali bekerja."
Mereka semua berdiri dan keluar dari ruangan itu.
Regan tetap duduk di kursinya sambil melihat tablet yang masih memperlihatkan karya dari nama pena Peri Halu itu.
"Apa Pak Regan akan memilih novel itu?" tanya Ivan. Dia sedikit mengintip apa yang masih dilihat bosnya.
"Lihat saja perkembangannya nanti. Kita harus berani mengambil cerita yang diminati pasaran meskipun aku sendiri tidak suka. Novel ini juga masih on going, entah penulisnya mau menyelesaikan cerita dengan cepat atau tidak jika kita memang memilih karyanya." Regan mematikan tablet di ruangan rapat itu lalu berdiri dan berjalan keluar.
"Apa cleaning service khusus untuk ruanganku sudah ada?" tanya Regan.
Ivan mengikuti langkah jenjang Regan kembali ke ruangannya.
"Sudah, hari ini dia akan datang interview dan bisa mulai bekerja besok."
"Tunjukkan peraturan yang aku buat. Jika dia tidak sanggup, suruh mundur." Regan masuk ke dalam ruangannya dan duduk di kursinya. Dia memang sangat pemilih dan tidak sembarang orang dia izinkan menyentuh barangnya. Setiap barang yang ada di ruangannya harus tetap dalam posisi semula dan tidak boleh ada debu sedikitpun. Jika terjadi sedikit saja kesalahan, dia akan langsung memecatnya.
...***...
Selena menghentikan motornya di tempat parkir LCE. Dia mendongak dan menatap gedung perusahaan film yang menjulang tinggi itu. "Lumayan, tingginya sama dengan perusahaan Papa." Kemudian dia turun dan melepas helmnya. Dia sudah mengirim lamaran lewat e-mail dan langsung mendapat balasan untuk interview.
"Tidak menyangka, ijazah SMA-ku berguna juga." Selena masuk ke dalam perusahaan itu dan bertanya pada resepsionis. Resepsionis mengarahkan Selena menuju ruangan yang berada di dekat pantry.
Selena melihat beberapa cleaning service dan juga OB sedang beristirahat di pantry. Lalu ada seorang wanita yang mendekatinya. Sepertinya dia adalah cleaning supervisor.
"Nama kamu siapa?" tanya Siska selaku cleaning supervisor di perusahaan itu.
"Selena."
Siska melihat penampilan Selena dari atas hingga bawah. "Sebelumnya kamu bekerja dimana?"
Hari itu Selena memang sengaja mengubah penampilannya. Dia mengikat rambut lurusnya dan memakai kacamata. Pakaiannya juga sederhana, hanya memakai kaos lengan pendek dan celana levis. Jangan sampai ada yang tahu jika sebenarnya dia anak konglomerat dan juga penulis novel dengan gaji dua digit dalam sebulan. "Saya bekerja di rumah makan. Saya keluar dari rumah makan karena pulangnya terlalu malam."
"Oke, tugas kamu adalah membersihkan ruangan CEO. Ingat! Kamu harus datang lebih pagi sebelum CEO datang. Ruangan harus bersih dan tidak ada debu sedikitpun. Jangan pernah menggeser atau memindah barang yang ada di ruangan itu. Pewangi ruangan juga harus tetap sama. Kamu harus memastikan isi minuman di lemari pendingin dengan jumlah yang sama setiap harinya. Makanan ringan dan juga permen harus tersedia dan kamu letakkan di tempatnya. Kamu juga harus membuat kopi dengan takaran yang sama setiap pukul sepuluh dan dua siang. Yang paling penting, kamu harus pakai masker, jangan tunjukkan wajah kamu secara langsung pada CEO. Jangan bicara asal juga. Kamu hanya boleh menjawab apa yang ditanyakan CEO."
Selena menghela napas panjang mendengar aturan yang panjang lebar itu. Tentu saja, dia tidak akan mentaati peraturan itu. Dia akan membuat sang CEO kesal setiap harinya.
"Kamu mengerti?" tanya Siska.
"Jadi saya merangkap menjadi OB?"
"Iya, karena kamu hanya khusus ditempatkan di ruangan CEO. Kamu harus sangat hati-hati, jika tidak mau dipecat."
Selena menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah, kamu bisa mulai bekerja besok."
"Baik." Kemudian Selena memutar tubuhnya dan keluar deri ruangan itu.
Aku langsung ditempatkan di tempat orang yang aku cari. Jalanku balas dendam dipermudah.
Baru beberapa langkah keluar, sudah ada yang menghampiri Selena. Dia melihat seorang pria yang memakai seragam cleaning service tersenyum padanya.
"Perkenalkan namaku Adi." Adi mengulurkan tangannya dan langsung dibalas Selena.
"Selena." Pandangan matanya kini menatap keluar kaca. Dia melihat ada dua orang yang berjalan keluar dari perusahaan menuju tempat parkir. "Apa itu Pak Regan?"
"Iya."
Selena segera berlari keluar dari perusahaan. Dia mendekati Regan untuk memastikan wajah aslinya. Tapi saat dia sudah dekat, bukannya berhenti, dia justru tersandung kakinya sendiri dan terjatuh menimpa Regan.
Regan menahan tubuh Selena dengan cepat dan menatapnya.
Selena terpaku dengan paras tampan dan tegas itu. Satu tangannya menapak di dada bidang Regan.
Wah, otot dadanya sangat keras. Figur pria yang hot. Tidak! Ingat Selena, dia adalah hater.
adududu sepeda baru....
waduh....ada yang cemburu....
wkwkwkwkwkwk....
mantap... Selena diperebutkan kakak beradik.... ahay.
gimana ya besok reaksi Selena ketika dia tau.... nggak sabar nungguin besok....