Erina Anjani , gadis yang tengah terluka karena pengkhianatan kejam kekasihnya memutuskan untuk pergi keluar negeri. Maksud hati ingin berlibur, untuk mengobati rasa sakit atas kecewaan yang ia terima, hari-hari Erina berganti dengan berbagai hal mendebarkan saat dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Yerkhan.
Sering terlibat dalam situasi bersama, bibit cinta secara perlahan tumbuh di antara mereka. Namun sosok Yerkhan yang ternyata menyimpan banyak rahasia membuat Erina ragu untuk melangkah maju.
Bagaimana kisah cinta keduanya? mungkinkah Erina bisa menerima Yerkhan sebagai cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chronicha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguatkan hati
" Baik, aku akan segera ke sana setelah pulang bekerja nanti".
Tampak Erina yang baru saja menerima panggilan dari bibi Nurgul disela waktu istirahatnya. Ia diberitahu jika Yerkhan telah siuman.Hal itu tentu membuat wanita cantik itu merasa lega. Namun tetap saja keraguan untuk tetap melanjutkan kembali hubungannya dengan sang kekasih masih tertanam jelas dalam benaknya.
" Jovita, bisakah aku izin pulang cepat hari ini?" tanya Erina ketika selesai melayani pelanggan
" Memang ada apa? Oh jangan-jangan" Jovita menghentikan ucapannya setelah melihat anggukan pelan dari rekan kerjanya
" Syukurlah, iya boleh saja, tapi tunggu sebentar".
Jovita mulai mengambil beberapa cake serta roti dari dalam etalase, kemudian menatanya didalam box khusus kue. Setelah tersusun rapi, ia masukkan kedalam totebag.
" Bawalah sedikit roti ini, aku juga sudah menyiapkan beberapa latte dan americano untuk kau bawa nanti" jelas Jovita menyodorkan totebag berisi beragam cake dan roti
" Tapi ini terlalu banyak, akan ku bayar setengahnya ok" ujar Erina merasa tak enak
" Stop ! jika kau menolaknya, jangan bekerja lagi disini" sanggah Jovita memasang ekspresi cemberut, membuat Erina merasa terharu.
" Terimakasih banyak".
...----------------...
Sementara itu di dalam ruangan VIP sebuah rumah sakit, terlihat bibi Nurgul yang tengah mengajak komunikasi anak angkatnya. Namun tak ada respon yang pasti dari pria tampan yang baru saja melewati masa kritisnya itu.
" Yeri ini bibi, Zalima juga berada disini, bagaimana keadaan mu nak?, apa ada yang terasa sakit, beritahu bibi bagian mana yang sakit?" cecar bibi Nurgul dengan berbagai pertanyaan.
Yerkhan hanya menatap sejenak kedua wanita yang memang dikenalnya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Pria tampan itu tetap berada dalam diamnya.
" Dokter, mengapa dia tidak merespon?!" tanya Zalima merasa aneh
" Sebaiknya pasien diberi waktu untuk tenang dulu, karena masa-masa ini lah yang akan mempengaruhi perkembangan kondisinya" jelas sang dokter setelah selesai memeriksa pasiennya
" Usahakan banyak memberinya kata-kata positif, agar pasien merasa nyaman" dokter kembali berucap sesaat sebelum pergi meninggalkan ruangan VIP tersebut.
Sepeninggalan dokter, baik Zalima maupun bibi Nurgul hanya saling terdiam. Suasana dalam ruangan yang cukup luas itu, terasa begitu hening.
Hingga beberapa saat setelahnya, Yerkhan yang mulai mengingat kejadian terakhir kali pun segera beranjak dari posisi tidurnya,membuat kedua wanita tersebut sempat terkejut karena pergerakan Yerkhan yang tiba-tiba.
" Astaga Yeri, bergeraklah secara perlahan, lihat selang infusnya jadi tertarik" ujar bibi Nurgul membenarkan kembali perekat infus pada lengan putera nya
" Dimana Erina?" tanya Yerkhan menatap tajam kedua wanita di sebelahnya.
Namun keduanya tampak terdiam tanpa menghiraukan pertanyaan dari pria tampan tersebut. Mengingat perkataan dokter yang memperingatkan untuk menjaga ketenangan nya terlebih dahulu.
" Kubilang dimana Erina?!!!" kali ini Yerkhan bertanya dengan lantang
" Tenanglah dulu, kau harus minum air. Zalima tolong tuangkan segelas air untuk kakakmu ya" perintah bibi Nurgul mengalihkan topik pembicaraan.
Setelah memberikan segelas air, Zalima yang mendapati jika ponselnya berbunyi segera keluar ruangan untuk menjawab panggilan telepon tersebut.
"Halo".
...----------------...
" Ada yang bisa dibantu?" tanya seorang penjaga toko bunga dengan ramah
" Iya, tolong rangkai kan sebuket bunga krisan hijau" ujar Erina menunjuk sekumpulan bunga krisan berwarna hijau yang berderet indah di beranda toko tersebut
" Baik, dengan kartu ucapan?" si penjaga toko kembali bertanya
" Ya, boleh aku menulisnya sendiri?".
Sembari menunggu buket bunga yang dipesannya, wanita cantik tampak bersemangat menulis sebuah kata penyemangat pada kartu ucapan berukuran kecil tersebut.
Krisan hijau, tentu memiliki makna tersendiri bagi seorang Erina Anjani. Mengingat sang ibu yang pernah memberitahunya ketika mereka hendak menjenguk keluarga yang sakit.
Warna hijau pada bunga krisan sering kali dikaitkan dengan reinkarnasi atau kelahiran kembali. Selain itu, krisan hijau juga melambangkan kesehatan dan harapan untuk umur panjang.
" Ini uangnya, terimakasih".
Setelah mendapatkan buket bunga yang diinginkannya, wanita cantik itu mulai menaiki taxi yang sudah ia pesan lewat aplikasi online sebelumnya.
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, dipandangnya secara terus menerus kalung pemberian Yerkhan yang tampak berkilau indah di lehernya. Hingga tanpa sadar terukir sebuah senyuman hangat menghiasi wajah cantiknya.
Hingga beberapa saat kemudian ia kembali ingat dengan kenangan indah saat dirinya dan Yerkhan menjalani hubungan yang baru beberapa bulan ini terjalin indah.
Memorinya kembali pada saat mereka bertemu pertama kali, hingga mereka resmi menjadi kekasih. Tentu banyak hal indah yang sudah terlewati. Mengingat kebaikan Yerkhan yang selalu memprioritaskan dirinya dibanding hal lain, membuat kedua netra nya kembali meneteskan air mata.
Hati kecilnya kembali bergetar, ketika fokus kembali dengan bandul kalung yang masih diusapnya secara perlahan. Teringat sebuah ungkapan yang Yerkhan tulis sendiri untuk dirinya.
Sebuah kalimat yang menghangatkan hati.
' Sudah seharusnya aku tetap bertahan, untuk apa memulainya jika takut menjalani. Cukup hanya hubunganku dengan Andra yang hancur, tidak dengannya' batin Erina menguatkan diri.
Setelah membayar ongkos taxi yang ditumpanginya, wanita cantik itu pun segera melangkahkan kaki menuju lobi rumah sakit. Tampak beberapa orang yang berlalu lalang melewatinya.
Kedua tangannya tampak penuh membawa bunga, roti, serta satu wadah berisi kopi yang sempat ia bawa dari toko.
' Sudah kuduga, aku kerepotan' batin Erina sembari membenarkan buket bunga yang dibawanya.
Untuk menuju ruang perawatan Yerkhan, tentu tidaklah mudah, terlebih dengan membawa banyak benda di kedua tangannya. Selain harus melewati koridor yang panjang, ia juga harus menaiki lift untuk mencapai lantai 5 rumah sakit tersebut.
Benar, letak ruang VIP yang kekasihnya tempati tepat berada dilantai 5, yang merupakan lantai teratas di rumah sakit itu.
Setelah menaiki lift, segera ia langkahkan kaki ke sebuah ruangan VIP yang berada di paling ujung. Terlihat jika pintu ruangan tersebut agak terbuka sedikit, membuat Erina yang memang kesulitan dengan barang bawaannya pun segera memasuki ruangan tanpa mengetuk nya terlebih dulu.
Bruuk !
Buket bunga yang dipegangnya tiba-tiba terlepas dari genggaman. Tanpa menghiraukan buket yang jatuh, wanita cantik itu bergegas meninggalkan ruangan VIP tersebut.
Perasaan yang tadinya mulai menguat, seketika berubah menjadi lemah kembali, setelah mendapati seorang wanita berambut pirang terlihat mesra dalam dekapan kekasihnya.
' Siapa wanita itu? setelah penyakitnya, apalagi yang ingin pria itu sembunyikan?!' batin Erina merasa kecewa.
" Erina? mengapa berada disini?" tegur Zalima yang tiba-tiba menghampirinya
" Oh ini, aku baru membeli kopi" ujar Erina beralasan.
Alasan yang terbilang tepat, karena ia baru menyadari jika sudah berjalan sampai kantin rumah sakit.
" Kalau begitu ayo kita kembali bersama, atau kau ingin menunggu bibi?" tanya Zalima memberi pilihan
" Memangnya bibi pergi kemana?" timpal Erina bertanya kembali
" Bibi sedang menjemput dokter Aisha ke bandara, dokter pribadi kakak" sahut Zalima.
artis rusia itu 🤣🤣🤭