Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Harga
Arkhan membanting apa saja yang ada di atas meja kerja nya. Pria itu terlihat sangat gusar. Semua saham anonymous nya telah di blokir, dan berbalik nama, menjadi milik orang lain yang juga dalam bentuk pemilik anonim.
"Aaarrhgg! brengsek! Brengsek! siapa kau sebenarnya? jika sampai aku menemukan mu, maka akan aku lubangi kepala licik mu itu. Berani nya kau bermain-main dengan ku, kau seperti nya belum mengenalku dengan baik. Aku jadi penasaran, manusia gila mana yang berani meretas semua data rahasia ku tanpa sisa satupun." Arkhan tersenyum miring. Sebuah rencana tersusun di otak nya, untuk menjebak si peretas agar masuk dalam perangkap nya.
Arkhan mengetik sesuatu di komputer nya, semacam pesan yang hanya bisa di kirim dan di lihat oleh email khusus.
"Kita lihat seberapa cerdas nya dirimu..." desis Arkhan tersenyum smirk.
klek
Amber masuk dengan membawa sebuah boks kue tangan nya. Kehadiran nya bagai air yang menyejukkan hati Arkhan yang sedang memanas.
Pria itu berjalan ke arah Amber untuk menyambut nya. Rentangan tangan Arkhan terbuka lebar dan di sambut girang oleh Amber.
Amber meletakkan boks kue lalu melompat ke dalam pelukan Arkhan. Hal biasa yang dia lakukan jika di sana tak ada siapapun.
"Kau dari mana saja, tadi aku ke rumah untuk menjemput mu, Paman mengatakan kau sedang keluar bersama teman mu. Apa dia seorang pria, Am?" tanya Arkhan bersandar di ujung meja agar bisa menopang tubuh Amber dalam gendongan nya.
Gadis itu memeluknya bagai anak koala di pelukan sang ibu.
"Aku pergi bersama Rosa, kakak lupa jika temanku itu akan menikah bulan depan. Kami sedang fitting baju pengantin nya juga mampir ke toko kue. Apa kakak cemburu padaku, hmmm?" goda Amber tersenyum kecil.
"Entah lah, bisa di bilang aku tak suka kau selalu berkeliaran dengan pakaian seperti ini." Ujar Arkhan, telapak tangan besar itu meremat bokong Amber yang begitu sintal.
Amber memejamkan kedua matanya, saat merasakan rematan tersebut.
"Kau menikmati nya adik kecil!" goda Arkhan tertawa kecil. Amber memanyunkan bibirnya yang langsung di lahap oleh Arkhan. Kedua nya saling melu mat, tangan kekar pria itu bermain liar di paha mulus milik Amber. Membuat de sa Han Amber lolos tak tertahankan.
Ciuman tersebut mulai menjalar hingga leher jejang Amber, meninggalkan bekas yang menimpa bekas yang masih terlihat meski samar di sana.
"Kak... jangan membuat nya di sana lagi..ayah akan meli...akhh..." Amber terpekik kala Arkhan memberikan gigitan di leher nya.
"Kenapa kau cerewet sekali, dasar perusak suasana. Kau hanya perlu menikmati nya saja sayang... bukankah kau mengatakan ingin belajar menjadi wanita dewasa? dan meminta ku mengajari mu? kenapa kau protes. Aku hanya ingin menambah nya, bekas yang kemarin sudah mulai memudar." Ujar Arkhan kembali menggigit kecil leher Amber meninggalkan jejak merah di sana.
Dan seperti biasa, Amber hanya bisa menikmati nya saja. Benar memang, dia yang meminta Arkhan untuk mengajari nya cara berciuman juga menjadi wanita dewasa. Usianya baru akan 19 tahun, dan melihat teman nya menikah karena hamidun. Jiwa remaja Amber bergejolak ingin merasakan apa yang sahabat nya rasakan bersama sang calon suami. Namun dia tak memiliki kekasih karena ayahnya begitu protektif.
Arkhan sudah seperti kakak untuk nya, dan dia tak pernah canggung meski hanya mengenakan pakaian da lam nya di hadapan Arkhan. Sejak kecil Arkhan sering mengurusi nya di rumah kala sang ayah keluar untuk waktu beberapa hari bahkan minggu. Arkhan lah yang mengurus dirinya hingga hal paling kecil.
Bagi Amber hanya sebuah ciuman dan kiss mark tak masalah. Namun dia lupa jika Arkhan adalah pria dewasa, bisa saja meminta lebih. Dan Amber masih belum menyadari nya. Dia hidup dalam kekangan sang ayah selama hidupnya, teman nya pun di batasi. Hanya Rosa saja, itu pun mereka hanya bertemu di sekolah, dan berikut di kampus yang sama sekarang.
Arkhan menyambut permintaan Amber dengan senang hati, gadis yang sejak kecil dia jaga memberikan ciuman pertama nya pada nya. Tentu hal yang paling dia tunggu. Dia pria dewasa yang normal, ada gejolak saat menyentuh tubuh mulus Amber. Meski masih dalam batasan, tak menutup kemungkinan jika Amber memberikan nya secara suka rela. Dia tak akan memaksa, menanti gadis itu meminta adalah kebanggaan tersendiri baginya. Karena dia akan merasa sangat di puja.
Anggaplah dia brengsek karena memanfaatkan kepolosan Amber, namun tak ada yang bisa menolak kenikmatan duniawi bukan? dia bukan pria naif, kadang dia juga butuh pelepasan. Meski sekarang masih bisa menuntaskan nya sendiri dengan berfantasi dengan tubuh ranum Amber, juga berbekal foto bu gil gadis itu yang di kirim Amber tanpa dia minta.
Sebagai seorang Mafia berkedok pria sederhana yang cacat, pesona Arkhan memang tak terbantahkan. Dia bisa menikmati wanita manapun yang dia inginkan. Namun dia punya misi lain, menaklukkan wanita yang telah membuat nya terluka di masa remajanya. Lebih memilih pria lain dan menghiraukan perasaan pria kecil seperti nya.
Jadi fix! Arkhan tenggelam dalam obsesi nya terhadap Ayank sejak kecil.
Sungguh tak ada yang mengira, pria itu adalah bos mafia klan Snipe Black. Yang selama ini sering melakukan transaksi ilegal dan sebagian besar transaksi tersebut sering berkahir gagal total. Semua berkat tangan dingin dan kecerdasan Ayank.
Bukannya wanita itu tak tau, siapa Arkhan yang sebenarnya. Penyerangan di dermaga satu tahun yang lalu, Ayank kah yang memimpin nya. Dan dia melihat jelas siapa ketua klan Snipe Black, putra terbuang keluarga Gerardo. Mau bagaimana pun Arkhan menyembunyikan identitas nya. Ayank bukan lah wanita bodoh yang bisa di bodohi begitu saja.
Anggaplah dia berkorban karena merelakan ciuman pertama nya di renggut oleh musuhnya sendiri. Namun ada harga untuk semua pengorbanan nya itu, dan harganya sangat lah mahal untuk bisa seorang Arkhano Gerardo bayar lunas.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Meninggalkan dua insan yang sedang belajar menjadi dewasa dengan cara yang berbeda, Ayank tersenyum puas melihat hasil kerja anak buah nya.
"Pekerjaan mu selalu memuaskan Revan Wijaya. Dan kau Heri Abdullah, terimakasih atas hasil kerja keras mu. Aku akan memberikan kalian semua bonus, bersenang-senanglah. Kalian aku bebas tugas kan selama satu minggu penuh, di mulai dari hari ini. Aku akan menjaga markas ini selama kalian berlibur panjang." Tukas Ayank tiba-tiba. Dan itu berhasil membuat kerutan di dahi Heri dan Revan mengerut sangat dalam.
"Kenapa kami tak boleh tinggal di markas? apa yang kau rencanakan sebenarnya Ay? aku tak suka saat kau mulai bermain petak umpet seperti ini. Kau tau aku paling tak suka melihat mu sendirian dalam keadaan apapun. Aku akan tetap tinggal, sesekali aku akan ke kota untuk mencari pemandangan indah." Tolak Revan tak ingin di bantah.
"Aku juga, hanya beberapa jam saja. Aku tak masalah menunggangi si Seno sejauh ini. Mungkin di jalan aku bisa memungut kucing liar yang butuh belaian. Aku juga tinggal." Sambung Heri menimpali.
Ayank menghela nafas panjang, beginilah kalau memiliki anak buah yang loyal. Kadang bisa sedikit menyulitkan untuk melakukan hal yang seharusnya menjadi rahasia nya saja.
"Kalian berdua benar-benar menjengkelkan!" sarkas Ayank kesal. Wanita bangun dari kursi kebesaran nya, lalu berdiri di depan jendela kaca. Rumah tersebut berada jauh dari perkotaan, namun dari jarak itu, Ayank masih bisa melihat samar cahaya kota di malam hari.
Tempat tersebut ada tepat di puncak bukit, hanya berupa rumah sederhana minimalis. Namun memiliki beberapa lantai di bawah nya, yang tenggelam di bawah halaman rumah tersebut, lalu menembus ke area pantai tak jauh dari sana. Pintu rahasia dari balik sebuah batu karang, dengan beberapa Speedboat yang tersimpan rapi di sana. Semua sudah di persiapkan sedemikian rupa, tempat pelarian terbaik kala situasi terdesak.
"Apa kalian tau, aku sedang menyimpan luka hati yang tak kecil. Setiap hari aku berusaha terlihat baik-baik saja. Kalian pasti heran, tak satupun keluarga ku yang berkecimpung di dunia bawah tanah seperti ku. Dari mana aku mewarisi sikap dingin dan tak tersentuh ini. Lalu kadang bersikap lembut bak peri dari kayangan. Kalian jarang bertemu dengan orang tuaku, ayahku adalah pria dingin dan sangat setia. Pria yang rela menjalani hidup sederhana demi bisa menikahi wanita sederhana seperti ibuku." Ayank menarik nafas dalam-dalam, ada sesak yang berusaha keras wanita itu tahan.
"Ibu ku? kalian pasti sering melihat senyum manis dan teduh wanita lembut itu. Dan kalian pasti akan menyimpulkan, jika sikapku ini menuruni sifat ayah ku. Jika ya, kalian salah besar. Sifatku menurun dari ibuku. Wanita lemah lembut itu memiliki dua sifat dalam satu tubuh. Ibuku bisa menjadi sangat menakjubkan di saat kehidupan nya di sentuh oleh parasit. Kalian pasti tak bisa membayangkan bagaimana ibuku menyingkirkan para ja lang yang berniat menghancurkan pernikahan nya. Ibu ku berdiri di garda terdepan untuk membasmi hama-hama tersebut, dengan cara yang sangat elegan. Sedangkan ayahku berperan sebagai penonton, lalu memberikan applaus dengan memberikan semakin banyak cinta pada wanita tangguh seperti ibuku. Dan sekarang kehidupanku telah di sentil begitu dalam oleh seseorang. Kalian tau apa yang ingin ku lakukan? melenyapkan nya? itu terlalu mudah."
Ayank menatap Heri dengan tatapan entah, membuat pria itu salah tingkah. Keringat dingin mulai membasahi sebagian kening lebar nya.
"Aku punya cara lain untuk mengantar hama pengganggu ketenangan hidup ku ke akhirat, dengan cara yang jauh lebih menarik. Kalian selalu tau aku benci pengkhianat, apapun alasannya. Aku seperti memelihara kucing kecil yang menggemaskan, lalu dengan sadis mencakar ku hingga tercabik-cabik. Menurut kalian, apa yang pantas kucing kecil itu dapat kan atas perbuatan tak menyenangkan, yang dia lakukan padaku?"
Gluk!
Heri menelan ludah kasar berkali-kali agar kerongkongan merasa sedikit lega. Rasanya seperti menelan batu kerikil.
Revan menoleh lalu menatap tajam pada Heri yang semakin gugup tak terkira. Tatapan penuh permohonan terlihat jelas di wajah nya, agar sang rekan mau menolong jiwa raga nya dari sang bos.
"Katakan sesuatu yang tidak ku ketahui Heri? kita saling mengenal sejak kecil, aku lah yang membawamu masuk dalam organisasi ini. Kau tak lupa bukan? aku pernah mengatakan motto organisasi ini, tidak menerima pengkhianat dalam bentuk apapun. Keteledoran lain mungkin bisa di toleransi, tapi tidak sebuah pembelotan." Tekan Revan lugas. Tatapan menghunus bagai mata pedang tajam, membuat jiwa Heri bagai berlari keluar dari raga nya saking ketakutan.
Heri lekas berlutut di depan kaki sang bos, dengan berurai air mata, Heri mengakui serentetan dosa nya.
"Maafkan aku, aku tak tau jika wanita itu adalah orang suruhan klan Snipe Black. Aku sedikit mabuk, sungguh aku tak berniat membocorkan informasi klan kita. Demi Tuhan! aku tak berniat melakukan pengkhianatan." Ujar Heri lugas meski hati nya sedang di landa ketakutan besar.
Pria itu berniat mencium kaki sang bos, namun Ayank dengan gesit mundur.
"Jangan merendahkan dirimu Heri, ini adalah kesempatan terakhir mu. Kau bekerja cukup baik belakangan ini, meski aku tau kau sedang berusaha untuk menutupi jejak kesalahan yang telah kau lakukan. Kau bekerja pada ku sudah cukup lama, harus nya kau belajar dari Jordy. Pria paling brengsek di organisasi ini, namun sebrengsek-brengsek nya Jordy, dia tau kapan harus bertindak. Minum sepuasmu, namun lihat situasi mu, sedang apa dan dimana." Heri tergugu, inilah yang membuat nya bekerja keras belakangan ini. Agar sedikit bisa membayar hutang dosa yang dia lakukan pada wanita baik itu.