Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Bay, lo gila" tanya Clarisa.
"Lah ni bocah ngatain gue gila. Tuh apa kabar sama Om Ferdi yang jelas-jelas bikin hidup kalian hancur" ucap Bayu merasa kesal.
"Hehehe, canda gue Bay. Sensian amat sih" ucap Clarisa.
"Bunda, menurut bunda gimana?" tanya Clarisa yang melihat bundanya masih terkejut dengan saran Bayu.
"Bunda enggak bisa nak" balas Wulan menolak ide Bayu.
Clarisa mengerutkan dahinya, "kenapa bunda enggak setuju. Bukannya jelas jika ayah melakukan kekerasan selama ini" ucap Clarisa.
"Dari mana kamu tau nak?" ucap Wulan terkejut mengetahui jika Clarisa tau kalau selama ini Ferdi sering menyiksanya.
"Clarisa tau dari catatan kecil di buku bunda, waktu Clarisa mengemasi barang-barang kita kemarin" jawab Clarisa.
"Bunda mencatat semua keluhan, dan rasa sakit bunda terima selama menikah dengan ayah" lanjut Clarisa membuat jantung Wulan berdetak kencang.
Dia tidak pernah bermaksud untuk menyembunyikan hal-hal tersebut dari Clarisa, tetapi setiap kali dia akan membuka mulut, kata-kata itu terasa terjebak di tenggorokannya.
"Clarisa, bunda minta maaf karena tidak pernah mengungkapkan hal ini padamu sebelumnya. Bunda tidak ingin membuatmu merasa khawatir atau terluka," ucap Wulan dengan suara gemetar.
Clarisa menatap Wulan dengan penuh kasih sayang. "Bunda, jangan khawatir. Clarisa mengerti bahwa bunda telah berusaha sebaik mungkin untuk melindungi Clarisa dari hal-hal yang buruk. Clarisa bangga memiliki seorang ibu yang begitu kuat dan sabar
"Jadi bagaimana bunda setuju kan dengan rencana Bayu?" tanya Clarisa sekali lagi.
"Bunda tetap tidak bisa melakukannya sayang" ucap Wulan tersenyum lirih.
"Kenapa bund?" tanya Clarisa bingung
"Nak, jika kita melaporkan ayahmu ke polisi, dan ayahmu ditangkap. Terus gimana dengan hidup mu yang nantinya akan di cap sebagai seorang anak narapidana" ucap Wulan .
Meski hati Wulan begitu sakit ketika melihat suaminya bersikap kasar, dan tidak menghargainya, namun Wulan berusaha tetap kuat, itu semua demi Clarisa.
Karena jika ia melaporkan suaminya, maka Clarisa yang akan menjadi korban. Dia tidak masalah dan rela membebaskan Ferdi berkeliaran di luar sana asal Ferdi tidak menggangu dia dan Clarisa lagi.
Dari pada ia harus melaporkan Ferdi, dan membuat hidup Clarisa menjadi berantakan karena di cap sebagai anak seorang narapidana.
"Clarisa lebih baik di cap anak seorang narapidana, daripada harus melihat orang itu tersenyum bebas berkeliaran" balas Clarisa yang sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Dia harus bertanggung jawab bunda, itu sudah menjadi resikonya karena sudah menyakiti bunda selama ini" lanjutnya membuang Wulan menghela nafas.
“Maafkan bunda, sayang. Tapi kamu harus mengerti, jika ayahmu diadili, maka hidupmu akan berubah sepenuhnya,” ucap Wulan dengan suara lembut.
“Clarisa tidak peduli, bunda! Ayah telah menyakiti kita berdua, dan dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Clarisa ingin keadilan.” tegas Clarisa
Wulan merasa sakit hati melihat Clarisa seperti itu. Dia ingin sekali mencerahkan pikiran Clarisa tentang dampak dari pengadilan terhadap Ferdi.
"Clarisa, jika ayahmu diadili, kamu mungkin akan kehilangan segalanya, dan masa depanmu akan terganggu. Apakah kamu siap menghadapi itu semua?” tanya Wulan.
Clarisa terdiam sejenak, kemudian melirik bundanya dengan tatapan bingung. “Tapi, bukankah keadilan harus ditegakkan, bunda? Ayah telah melakukan kesalahan yang begitu besar dan dia harus menghadapi akibatnya.”
Wulan menggenggam tangan Clarisa erat. “Bunda mengerti perasaanmu, Sayang. Tapi terkadang, keadilan bukanlah segalanya. Ada momen di mana kita harus membuat keputusan sulit demi melindungi diri sendiri dan orang yang kita cintai.”
Clarisa merenung sejenak, mencerna kata-kata bundanya. Dia tahu bahwa Wulan tidak akan membuat keputusan sembarangan tanpa memikirkan dampaknya.
Namun, rasa sakit dan kemarahan yang terpendam dalam hatinya sulit untuk dikendalikan.
"Maafkan Clarisa, bunda. Clarisa tetap tidak bisa menerima keputusan bunda,” ucap Clarisa sambil menangis.
Wulan meraih bahu Clarisa dan menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Bunda mengerti, Clarisa. Bunda juga tak pernah menyangka bahwa kita akan berada dalam situasi seperti ini. Tapi, kita harus kuat dan menghadapi semua ini bersama-sama. Kita harus memilih jalan yang membawa kebaikan bagi kita berdua.” ujar Wulan memberi pengertian
"Emm, kalau gini aja gimana" ucap Bayu mengalihkan obrolan Clarisa dan bundanya.
"Untuk sementara kita biarin dulu Om Ferdi bebas, nah kalau misal Om Ferdi bikin masalah lagi, baru deh kita laporin dia gimana?" tanya Bayu
Clarisa menghela nafas "Baiklah kita biarkan saja dulu ayah bebas." ucap Clarisa lesu.
"Udah Cla, lo jangan khawatir gue akan selalu siap siaga untuk kalian, pagi siang, dan malam." ucap Bayu bertingkah cool membuat Clarisa ingin sekali menendang ni bocah ke planet mars
"Makasih ya nak Bayu" ucap Wulan.
"Iya bunda jangan khawatir" balas Bayu tersenyum manis.
"Eh, tapi Bay gue mau nanya ni" ucap Clarisa.
"Nanya apa?" balas Bayu.
"Lo seriusan kasih uang 500 juta ke ayah?, terus lo tadi mukul ayah gue, bukannya terlalu berlebihan ya?. Dan yang jadi pertanyaannya lo kenapa sebaik ini sama gue?" tanya Clarisa
"Nanya itu satu-satu dulu neng" gemas Bayu mengacak-acak rambut Clarisa.
"Ih apasih Bay, udah deh cepetan jawab" kesal Clarisa
Bayu tersenyum tipis, dia bisa merasakan kebingungan yang terpancar dari wajah Clarisa.
"Lo emang bener-bener nggak ngerti ya, Cla?" tanya Bayu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Clarisa menggelengkan kepala, "Nggak sih, gue hanya penasaran kenapa lo bisa sebaik ini pada gue." Jawabnya jujur.
Bayu menghela nafas, dia tidak terlalu suka membahas masa lalu yang kelam, tapi sepertinya Clarisa perlu untuk tahu.
"Dulu gue pernah punya pengalaman yang nggak enak dengan seseorang yang mirip dengan ayah lo. Dia orang yang suka melakukan tindakan kekerasan dan merugikan orang lain. Gue tidak mau hal yang sama terjadi lo. Gue hanya ingin melindungi kalian berdua dari orang-orang seperti itu" jelas Bayu
Clarisa terdiam, dia tak menyangka bahwa Bayu memiliki latar belakang yang begitu kelam. Dia tersentuh dengan perhatian dan proteksi yang diberikan oleh Bayu padanya dan bundanya.
"Makasih, Bayu. Gue tidak tahu harus bagaimana memberi balasan atas segala kebaikanmu" ucap Clarisa tersenyum manis
Bayu tersenyum hangat, "Tidak perlu memberi balasan, Cla. Aku hanya ingin melihat kalian bahagia dan aman." Ucapnya tulus.
Meski sebenarnya ada alasan tersembunyi yang gak lo tau ,Cla. Tapi bukan sekarang, nanti jika gue siap, lo pasti tau alasan gue kenapa gue sebaik ini sama lo, batin Bayu
*********************
Keysha sedang duduk sendirian di taman yang tenang, dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan bunga-bunga yang indah. Ia memutuskan untuk sejenak menenangkan diri dari semua kejadian yang baru ia alami hari ini.
Namun, pikirannya masih tidak tenang. Ia merasa bingung dan gelisah, mencoba memahami alasan di balik tindakan Kevin yang begitu tulus membantunya.
Kevin yang tiba-tiba muncul, dan langsung menawarkan bantuan untuk membiayai operasi ayahnya, yang membutuhkan dana cukup besar.
Awalnya, Keysha merasa terharu dan bersyukur atas kebaikan hati Kevin. Namun, ketika ia menyadari jika Kevin salah satu anak buah Devan, ia mulai curiga atas motif sebenarnya di balik tindakan Kevin.
Keysha merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan tawaran Kevin. Ia membayangkan bahwa ini bisa menjadi jebakan untuk mengelabuinya, dan para warga untuk melepaskan tanah mereka.
Keysha tahu bahwa tanah itu menjadi incaran pengembang, yang ingin menggusur tanah mereka, untuk membangun gedung-gedung tinggi yang menguntungkan.
Sebentar Keysha menghela nafas, dan bergegas kembali ke rumah sakit. Ia takut jika berlama-lama disini bisa membuat bundanya merasa cemas.
Namun ketika Keysha ingin beranjak pergi, ia terkejut ketika merasakan, ada tangan seseorang yang melingkar di perutnya.
gak bisa berkata kata banyak