Istri Pengganti

Binar sedang asyik dengan ponselnya begitu juga dengan Dera yang sibuk bicara lewat sambungan telepon.

Binar sedang membaca novel online, kadang ia tersenyum,kadang dahinya berkerut, entah situasi apa yang terjadi dalam novel itu.

Dera selesai menelepon menghamburkan tubuhnya ke ranjang, ia heran melihat istrinya yang serius dengan ponselnya.

"Sedang apa?" tanyanya penasaran.

"Ada deh!" jawab Binar asal, lalu mengubah posisinya membelakangi sang suami.

Dera memutuskan mengintip dari belakang sambil tersenyum geli.

"Wah istriku ternyata berotak mesum." celetuknya yang berhasil membuat, Binar kaget bukan main.

Apa?! Dia ketahuan Dera? Heh! Sejak kapan Dera jadi kepo pada yang ia lakukan?!

"Apa sih nggak!" elaknya.

"Aletta mendesah menerima sentuhan dari Revan yang kini sah jadi suaminya." seru Dera iseng menirukan apa yang ia intip dari bacaan yang di baca oleh istrinya.

"Mas!" erang Binar, menyembunyikan ponselnya ia malu, sumpah!

"Hei, coba lihat tadi apa yang kamu baca!" Dera berusaha merebut ponsel istrinya.

"Nggak, ternyata kamu kepo!" kata Binar sewot.

"Ternyata kamu mesum!" balas Dera, yang makin membuat Binar malu, dirinya cuma membaca novel romansa yang terdapat sedikit adegan bercinta saja! Bukan novel mesum seperti itu!

"Nggak!" elak Binar kesal, wajahnya mulai memerah karena malu.

Dera tertawa keras sekali dan ini pertama kalinya Binar melihat Dera tertawa selepas itu benar-benar lepas tanpa aura dingin dan wajah datar.

Apa suaminya sedang cosplay jadi orang humoris ?

"Wah kamu ya..." Dera tidak berhenti meledek istrinya, ia bertumpu pada sebelah tangannya sambil memperhatikan Binar yang berbaring di sampingnya dengan wajah cemberutnya, "Coba mana lihat aku tidak percaya ternyata di balik wajah polos mu kamu sangat berotak mesum." sungguh sebenarnya Dera hanya ingin mengerjai istrinya saja, moodnya sedang baik hari ini sampai ia bisa bercanda selepas ini dengan Binara-nya.

"Binaraku ternyata diam-diam menghanyutkan." oceh Dera, yang sungguh tak pernah Binar saksikan Dera yang banyak mengoceh dan apa yang baru saja ia dengar, Binaraku? Ia tertegun mendengar kalimat itu.

Dera berhenti tertawa saat ia melihat Binar yang diam saja, "Hei, apa istriku ini marah?" tanya Dera, tapi Binar masih diam.

"Aku cuma bercanda." sambung lelaki itu lalu menyatukan hidungnya dengan hidung Binar sambil mengusaknya gemas.

Binar makin makin terkejut dengan apa yang suaminya lakukan.

"Maaf." ucap Dera.

"Aku enggak mesum!" ketusnya kemudian mulai bersuara.

"Wah, sudah berani berkata ketus padaku,hmm?" ujar Dera yang kini kembali dengan wajah datar dan aura dinginnya.

Binar jadi was-was, tuh kan sikap dan perilaku Dera terhadapnya, kenapa sangat sulit di prediksi kadang baik kadang dingin.

Huh!

"Mau di praktikan tidak?" tawar Dera santai.

What???

Binar langsung bangkit dari posisinya, sekarang ia duduk di atas ranjang dengan wajah cengo.

"Kamu bilang apa?" tanyanya pura-pura tidak dengar, Dera mendesah malas dan ikut duduk.

"Kita lakukan seperti apa yang Revan dan Aletta lakukan dalam novel yang kamu baca, mau?" ulang Dera lebih jelas.

"Hah? Nggak!" tolak Binar mentah-mentah sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, sekali lagi Dera tertawa terbahak-bahak.

"Ih, nyebelin!" merasa di permainkan, Binar bangkit meninggalkan Dera yang masih tertawa.

Dera berbaring dengan kedua tangannya menjadi bantalan, sambil melihat punggung istrinya yang semakin menjauh dan hilang ketika pintu kamar tertutup.

"Asik juga mempermainkan dia, lucu." gumamnya, beberapa waktu terakhir, ah tidak sudah lama sebenarnya Binar menarik perhatiannya namun dirinya terlalu terbutakan amarah yang tak beralasan.

Bukan hal sulit untuk Binar menarik perhatiannya, cantik,manis, secara fisik dia jauh lebih baik dari Sierra jika hanya untuk menarik perhatiannya.

Tapi sekarang, bahkan sikap dan tindakan seorang Binara benar-benar menarik bagi Dera.

Entah bagaimana, sebegitu ajaibnya Binar membuat Sierra terusir dari pikirannya begitu saja.

Ia juga ingin menepati ucapannya pada Binar untuk bahagia bersama ia tak mau kalah dari Si Pradipta, kampret itu!

Bisa-bisanya, sudah punya istri sendiri-sendiri malah sibuk mengajarinya soal Binar.

Dera benar-benar kesal membayangkan saat itu.

#flashback

Dera sedang menyambangi kebun yang menarik perhatiannya, kebun stroberi.

Tapi di perjalanannya menuju kebun ia bertemu dengan Dipta.

"Halo, Tuan Muda Bagaskara." sapa Dipta, yang sedang berjalan santai di sekitaran kebun.

Dera hanya mengangguk malas, membalas sapaan Dipta, walaupun tak bisa di pungkiri sebenarnya Dipta adalah lelaki sopan dan baik, cuma dirinya malas saja.

"Suatu kehormatan, Tuan mau berkunjung ke kebun milik saya." ucap pria itu yang membuat Dera menautkan kedua alisnya.

"Kebunmu?" tanyanya serius.

"Iya, benar. Ah, Anda pasti ingin mencari stroberi untuk istri anda ya? Benar juga, Binar itu sangat suka buah stroberi." ucap Dipta sambil tertawa kecil.

Ngomong-ngomong harga dirinya tersentil, jadi istrinya suka stroberi?

Wah, dia bahkan tidak tahu hal itu, kemarin ibu mertuanya juga tidak bilang padanya.

Sial, jangan sampai terlihat tidak tahu apa-apa di depan mantan pacar istrinya ini!

"Ya, begitulah." jawabnya seadanya.

"Anda ternyata perhatian juga pada Binar, ngomong-ngomong sekali lagi saya meminta maaf, saya benar-benar merasa tidak enak soal kejadian waktu itu dan atas segalanya." ujar Dipta.

"Lupakan itu, aku malas membahasnya lagi." kata Dera datar matanya memandang hamparan buah stroberi yang berbuah dengan lebat dan besar-besar.

"Sepertinya tanamanmu tumbuh dengan baik." sambung Dera mengalihkan pembicaraan.

"Ah iya, saya juga sangat bersyukur akan hal itu, anda tahu Binar sangat ingin pergi ke kebun stroberi dan memetik buahnya, hah perempuan itu suka sekali stroberi dan semua yang rasa stroberi." jelas Dipta membuatnya jengah, pria ini sudah merebut Sierra darinya sekarang masih saja mengenang mantan pacarnya, yang adalah istrinya!

"Saya harap anda sadar sedang membicarakan siapa dengan siapa." tegur Bram.

Peka dengan raut wajah Dera yang mulai kesal, Bram menyela ucapan Dipta.

#end

Gara-gara itu sekarang, pokoknya Dera harus sangat harus lebih unggul dari Dipta.

Dera itu suaminya sedangkan pria itu?

Cuma mantan!