Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Pengantin Pesanan
Zahira terus mengomel saat memasuki kamar yang akan ditempatinya selama menjadi istri Louis. Dia tidak menyangka surat perjanjian kontrak pernikahannya bersama Louis malah merugikannya dan lebih menguntungkan Louis.
Bagaimana tidak, dia dinikahi hanya untuk melayani Louis sepenuhnya, lebih tepatnya dijadikan sebagai pembantu di mansion mewah itu. Karena semua keperluan Louis, termasuk makanan, minuman dan lain sebagainya adalah menjadi tugasnya.
Memang seorang istri harus dituntut untuk melayani suaminya dengan baik dan harus bisa menjadi ibu rumah tangga. Sedangkan dirinya seorang wanita karir yang harus terjebak dalam pernikahan kontraknya.
"Argghh sial!" ucap Zahira kesal sambil menendang kopernya yang baru saja dibawa oleh Sean. Namun dengan cepat dia mengambilnya kembali lalu meletakkan di tempatnya semula.
"Sabar Zahira, kamu pasti bisa menjalaninya" ucapnya yang berbicara sendiri.
"Si Tarzan sudah membeli ku, jadi dia berhak atas diri ku dan kebebasan ku. Makanya jangan sampai dia menceraikan ku sebelum waktunya. Bisa-bisa rencana ku gagal total. Sebaiknya aku turuti saja semua keinginan dan perintahnya. Kalau perlu patuhi semua perjanjian kontrak pernikahan kami." ucap Zahira dengan idenya.
Zahira menatap suasana kamar yang ditempatinya, semua perabotan serba kayu dan sangat bersyukur terdapat ranjang berukuran king size, karena akan membuatnya nyaman saat tidur sendirian.
Zahira kembali berkeliling memeriksa kamar mandi, lemari pakaian dan semuanya bagus menurut nya. Apalagi saat dia membuka gorden langsung dihadapkan pada pemandangan hutan yang indah.
"Semoga aku merasa nyaman tinggal di tempat ini" ucap Zahira menatap pemandangan alam yang sangat indah sambil menghirup udara segar dari alam.
"Sebaiknya aku hubungi Bu Wira, semoga dia sudah mendapatkan identitas pria Tarsan itu." ucapnya lalu mengambil ponselnya di dalam tas branded nya. Zahira lalu menghubungi sekretarisnya.
"Bagaimana Bu Wira?" ucap Zahira di ujung telepon.
"Mohon maaf Miss, saya belum mendapatkan identitas tuan Louis. Sepertinya dia bukan kalangan pebisnis, karena tak ada satupun di media maupun pemberitaan di forum bisnis tercantum namanya" jelas Bu Wira di ujung telepon.
"Baiklah, terima kasih Bu Wira. Tak usah melanjutkannya, mungkin dia memang bukan kalangan pebisnis" ucap Zahira membenarkan ucapan Bu Wira.
"Baik Miss" sahut Bu Wira di ujung telepon.
"Oh iye, satu lagi. Bu Wira, tolong handel perusahaan, karena kedepannya aku tidak akan datang ke kantor. Aku hanya akan bekerja dari rumah dan memeriksa semua laporan masuk lewat email" jelas Zahira di ujung telepon.
"Baik Miss" balas Bu Wira. Hingga panggilan telepon mereka berakhir.
"Aku yakin dia memang bukan orang penting, jadi tak perlu khawatir. Mungkin saja uang 1 Milyar yang dibayarkan kepadaku hanya didapatkan dari hasil hutan" ucap Zahira dengan argumen nya sendiri.
Zahira kembali menatap keluar jendela dan dia sangat puas memandangi pemandangan yang menyejukkan mata hingga membuat mood nya kembali membaik.
Zahira lalu memutuskan untuk mandi. Karena tubuhnya terasa lengket dan sudah tidak nyaman mengenakan gaun pengantin yang melekat indah ditubuh proporsionalnya sedari tadi.
"Oh sial, aku tidak bisa membuka gaun ini" Zahira kesulitan menggapai resleting bajunya. Hingga dia keluar dari kamar mandi lalu membuka kopernya, karena kebetulan dia membawa gunting dan pisau lipat sebagai bentuk jaga-jaga jikalau orang yang memesannya berbuat macam-macam kepadanya.
"Yes akhirnya lepas juga" ucap Zahira tersenyum lalu mulai berendam dalam bathtub.
Selesai mandi dia lekas berganti pakaian lalu keluar dari kamarnya untuk menyiapkan makan siang. Karena itu salah satu menjadi tugas pokoknya. Hingga malam hari pun Zahira harus kembali memasak untuk suaminya.
Seperti sekarang ini Zahira dan Louis sedang makan malam bersama di meja makan. Semua makanan yang tersedia di atas meja adalah masakan buatan Zahira.
Jangan ditanya lagi kalau urusan memasak sudah menjadi hobi Zahira sejak remaja, sehingga dia begitu pandai dalam hal memasak.
Terlihat jelas Louis begitu lahap memakan masakan buatan Zahira, bahkan beberapa kali nambah sampai-sampai saus tomat mengenai jambang lebatnya.
Seketika suasana hening menjadi gelak tawa, yang tadinya sendok dan garpu terdengar di ruang makan. Sekarang tawa Zahira yang mulai memenuhi ruang makan.
"Apa yang sedang kamu tertawakan?" tanya Louis tampak heran sambil mengunyah makanannya.
"Ha ha ha.. ada saus di janggut mu dan sangat lucu" ucap Zahira tertawa terbahak sambil memegang perutnya.
Refleks Louis segera menghapus saus di janggut nya menggunakan tissue lalu menghabiskan makanannya cepat. Dia minum segelas air putih hanya sekali tegukan. Setelah itu dia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan janggut dan jambang nya yang kembali kotor saat sedang makan.
"Haruskah aku mencukurnya?" ucap Louis sambil menatap jambang nya dalam cermin. Karena kerap kali jambang nya kotor karena terkena saus atau sisa makanan saat sedang makan.
"Aahh tidak, aku tidak boleh memotongnya hanya karena ditertawakan wanita itu" ucap Louis dan belum bisa mencukur jambang lebatnya.
"Sebaiknya aku hubungi Sean untuk meminta pendapatnya" ucap Louis lalu merogoh ponselnya di saku celananya, namun dia tidak menemukan ponselnya.
"Sial, aku baru mengingatnya" ucap Louis kemudian melangkah cepat ke ruang makan.
"Ini dia" ucapnya setelah menemukan ponselnya tepat di atas meja makan.
Louis mengalihkan pandangannya hingga tak sengaja melihat Zahira yang sedang sibuk mencuci piring. Tatapan Louis terhenti pada bokong Zahira yang tampak menggoda, karena posisi Zahira membelakangi nya.
Louis sampai tak berkedip melihat pemandangan indah itu, apalagi Zahira hanya memakai hot pants dipadukan kaos oblong pas di badan, hingga lekukan tubuh Zahira sungguh menggoda iman. Tatapan Louis semakin sulit diartikan memandangi bagian belakang tubuh istrinya.
"Hei, sedang apa kamu disitu, sana pergi!" ucap Zahira dengan galaknya menyadarkan lamunan Louis.
Bukannya pergi, Louis malah fokus pada dada Zahira yang sangat montok dan terlihat jelas warna bra yang membungkusnya, karena Zahira hanya mengenakan kaos putih hingga tampak jelas dalaman kacamatanya.
Louis maju beberapa langkah membuat Zahira beringsut mundur yang baru saja selesai mencuci piring. Dia merasa aneh melihat tatapan Louis yang seolah sedang menelanjanginya.
"Berhenti disitu, jangan mendekat" ucap Zahira dengan suara meninggi dan terlihat panik.
Sontak saja Louis menghentikan langkahnya melihat ketakutan di wajah Zahira. Padahal dia tidak ingin berbuat macam-macam, tetapi melihat gelagat Zahira membuat Louis gemes ingin mengerjainya.
"Jangan mendekat, berhenti disitu" teriaknya penuh waspada hingga Louis menghentikan aksinya.
"Perhatikan cara berpakaian mu, ini terakhir kalinya aku melihat mu berpakaian seperti itu. Jangan sampai Sean atau penjaga lain yang melihatmu, cukup aku saja yang melihatmu berpakaian seksi." ucap Louis memberitahunya dengan raut wajah serius lalu berbalik badan. Sedangkan Zahira hanya diam tanpa menggubris ucapannya.
Louis tersenyum tipis lalu melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sedangkan Zahira baru mengomel sesuai yang diucapkan suaminya.
"Perhatikan cara berpakaian mu, ini terakhir kalinya aku melihat mu berpakaian seperti itu. Jangan sampai Sean atau penjaga lain yang melihatmu, cukup aku saja yang melihatmu berpakaian seksi. Oh tidak bisa, suka-suka aku dong mana yang membuatku nyaman. Pakaian pun tidak lepas dari aturannya." ucap Zahira kesal sambil mengepalkan tangannya lalu memutuskan masuk ke dalam kamarnya.
Bersambung....