ISTERI BAR-BAR BOS MAFIA

Rusia, negara yang menjadi tujuan Erik. Salah satu markas yang ada di negara itu diganggu oleh beberapa orang, beberapa usahanya di sana ada yang mencoba menghancurkannya.

Jaringan perusahaan Erik group ada di beberapa negara, usaha yang paling besar adalah pembuatan senjata untuk beberapa negara besar. Perusahaan itu hanya ada satu tanpa cabang, usaha lain yang dimiliki Erik di beberapa negara adalah hotel, perusahaan konstruksi, jasa pengiriman dan Kasino.

Mempunyai hotel di beberapa negara, hotel yang didirikan oleh pria itu saat berusia sangat mudah dibantu oleh salah satu pria yang sudah dianggap oleh Erik sebagai ayahnya, setelah meninggal Erik memegang seluruh perusahaan pria itu.

"Siapa pria itu, sayang?" tanya Caroline saat masuk ke dalam ruang tengah mension megah itu.

"Namanya adalah Philips Regan, dia adalah ayah angkatku. dia adalah pendukung ku." jawab Erik.

"Oh jadi dia Ayah angkatmu?" tanya Caroline.

"Iya." jawab Erik.

"Kalau begitu dia mertuaku dong?" tanya Caroline sembari menatap suaminya.

"Ya tentu saja." Erik tertawa. salah satu tangannya memukul sangat pelan dahi istrinya.

Kediaman yang begitu megah dengan beberapa fasilitas mewah juga pengawal yang begitu banyak. Caroline menatap tempat itu, tempat yang bahkan dua kali lebih besar dari tempat Erik yang ada di Belanda.

"Masuklah dahulu, para pembantu akan mengantarkanmu." pinta Erik.

"Lalu, kamu mau ke mana?" tanya Caroline.

"Aku mau berbicara dengan para pengawal." jawab Erik.

Caroline diantar oleh salah satu pembantu yang ada di rumah itu, Sedangkan Erik dia mengumpulkan seluruh anak buahnya. mencari tahu mengenai informasi yang didapatkan oleh Kelvin.

"Kenapa sampai terjadi seperti hari ini?" tanya Erik.

"Kami tidak tahu, Tuan. tiba-tiba mereka menyerang, kami berusaha untuk melakukan sesuatu namun tidak bisa." jawab beberapa pengawal.

"Lalu, bagaimana kondisi markas?" tanya Erik kembali.

"Sebagian ada yang di hancurkan, tapi barang-barang yang ada di sana masih aman semua." jawabnya kembali.

Orang kepercayaan Erik yang ada di Rusia nampaknya berusaha keras untuk mempertahankan tempat itu.

"Kelvin tinjau tempat itu, aku akan beristirahat Sebentar. Aku tidak ingin istriku curiga mengenai apa yang kita lakukan." perintah Erik.

"Baik, Tuan." Kelvin pergi bersama dengan Elios melihat bagaimana kondisi markas yang ada di sana.

"Heh..,"

Erik menarik nafasnya begitu dalam kemudian menghembuskannya secara kasar. Selalu saja ada orang yang berusaha untuk menghancurkannya, saingan bisnisnya begitu banyak. Beberapa orang terus berusaha untuk menghancurkannya.

Caroline yang berada di kamarnya menatap ruangan yang berwarna biru langit itu. "Kenapa di kamar ini sudah ada pakaian?" tanya Caroline yang penasaran ketika dia membuka lemari. Ternyata di dalamnya sudah ada beberapa pakaian santai dan dress juga pakaian dalam.

"Kemarin aku meminta para pelayan untuk membelikanmu pakaian, tidak mungkin kan kamu kemari tanpa berganti baju." jawab Erik.

Pelukan yang begitu hangat diberikan oleh pria itu, dia menatap istrinya dengan begitu lembut.

"Ada apa?" tanya Caroline

"Tidak ada apa-apa." jawab Erik yang terus memeluk istrinya.

Sampai di sini Caroline masih belum mengetahui siapa sosok suaminya, yang dia tahu hanyalah Kalau pria itu adalah pria kejam, dingin dan suka memerintah tanpa mau dibantah.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Caroline.

"Memangnya ada apa." jawabnya.

Ketika masih berada di Belanda sempat Caroline mendengar sesuatu mengenai suaminya, desas-desus mengenai Erik. Desas-desus itu mengatakan kalau Erik adalah seorang mafia yang sangat ditakuti di beberapa negara.

"Aku minta kamu jawab dengan jujur ya." pinta Caroline.

"Memangnya ada apa?" tanya Erik kembali.

"Waktu kita masih di Belanda aku mendengar beberapa desas-desus mengenai dirimu." jawab Caroline yang mulai penasaran.

DEG..

Jantung Erik sedikit tersentak saat sang istri mengatakan hal itu, yang dia khawatirkan adalah jika ada seseorang yang mengatakan mengenai sosoknya.

"Mereka bilang kalau kamu itu adalah seorang penjahat." jawab Caroline yang membuat Erik langsung tersenyum dengan kepala yang sedikit menunduk.

"Lalu, apa kamu percaya?" tanya Erik.

"Entahlah, aku tidak tahu makanya aku tidak berani menjawab. Walaupun kamu seorang penjahat memangnya kamu mencuri apa?" pertanyaan itu membuat Erik semakin ingin tertawa.

"Jika aku katakan sama kamu, Apa kamu akan percaya? dan jika aku katakan sama kamu apakah kamu tidak meninggalkanku?" Erik berbalik bertanya.

"Seperti apapun kamu aku mau terus bersamamu, aku tidak mau pergi jauh darimu. kamu satu-satunya orang yang mempercayaiku dan mau bersamaku, menerimaku apa adanya walaupun sikapku begitu barbar." jawab Caroline sembari tersenyum begitu lebar.

Dari luar Erik nampak tersenyum, namun dari dalam dia begitu mengkhawatirkan sang istri. dia tidak tahu aku mengenai Siapa dirinya, namun yang Erik takutkan adalah bagaimana jika para musuh-musuhnya mengincar sang istri. "Jangan sampai menjauh dariku ataupun keluar dari jangkauanku." ucap Erik yang kemudian mengajak sang istri untuk segera beristirahat.

Tatapan lembut dan sentuhan yang begitu nakal, salah satu tangan Caroline akhirnya mulai bergerilya, Caroline nampaknya sekarang sudah pandai menggoda suaminya. salah satu tangannya menunjuk dada sang suami, perlahan sentuhan itu mulai turun.

"Istriku jadi semakin nakal ya." ucap Erik yang kemudian menggendong sang istri keranjang.

Satu persatu kancing kemeja itu dilepas oleh Caroline, tatapan yang begitu lembut membuat Erik tidak mampu menahan godaan itu. ciuman lembut itu mulai mendarat di bibir Caroline, ciuman yang penuh dengan hasrat dari mereka berdua.

salah satu tangan Erik membantu sang istri untuk membuka pakaiannya, sentuhan manja juga penuh dengan hasrat mulai diberikan oleh Erik. gundukan nan indah itu menjadi sasaran pertama dari pria itu, Caroline hanya bisa mengeluarkan suaranya yang begitu indah. ******* yang benar-benar tidak mampu dia hindari, ciuman yang semakin menuntut hingga membuat Erik membaringkan tubuh istrinya.

"Sabar sayang." ucap manja Caroline yang menghentikan pergerakan sang suami.

"Aku tidak bisa." jawab Erik yang sudah tidak mampu menahan semua gairahnya.

"Pelan-pelan saja, Sayang. aku tidak akan lari kemana-mana." goda Caroline yang membuat Erik semakin menggila.

Sedikit kasar namun sentuhan itu begitu lembut, Erik memperlakukan istri bagaikan porselen yang berharga begitu mahal. Pria itu memberikan semuanya untuk sang istri, malam panjang penuh ******* dan rintihan itu menjadi lagu yang begitu romantis, suara mengalun seiring dengan gerakan-gerakan yang begitu menggila.

Sepasang suami istri itu melewatkan malam penuh cinta mereka, dinding berwarna biru menjadi saksi hasrat sepasang suami istri itu. pencapaian akhirnya mereka dapatkan, Caroline memeluk sang suami dengan begitu erat. Erik mencium sang istri dengan begitu lembut, menatap wajahnya kemudian memegang dagunya.

"Seumur hidup aku akan bersamamu, aku tidak akan meninggalkanmu." ucap Erik.

Perlahan-lahan perasaan Caroline semakin berkembang, perasaan itu tumbuh semakin besar. Pernikahan paksa itu akhirnya membuahkan cinta yang tidak pernah mereka bayangkan. "Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Aku tidak akan membiarkan satu wanita pun berusaha mendekatimu." jawab Caroline sembari memeluk erat tubuh Sang suami.

Selimut berwarna putih itu menjadi saksi pergulatan mereka, ranjang super besar itu menjadi lagu diantara hentakan sepasang suami istri itu.

**Bersambung**