NovelToon NovelToon
Aku Bukan Anak Kecil

Aku Bukan Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erlangz

Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!

NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. kembali ke Sekolah

Raya terbangun sambil memegang lehernya, lalu tangannya bergerak mengusap matanya yang sebenarnya masih mengantuk.

Sebenarnya, hampir semalaman ia tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Karena ia merasa asing dengan suasana kamar yang gelap, dan tiap kali ia menutup mata, ia selalu merasa bahwa ada hantu yang mengintipnya, dan ia juga tidak bisa menghilangkan dan terus terbayang-bayang ayah dan ibunya.

Alhasil, Raya baru bisa benar-benar tertidur ketika jam lima pagi.

Gadis itu bangun dari posisi tidurnya, dan menarik selimut dari tubuhnya bersiap untuk mandi dan berangkat sekolah.

Ia harus berangkat sekolah, karena saat ini ia sudah ada di semester akhir kelas tiga SMA, jika ia bolos ia akan tertinggal banyak pelajaran, apalagi sebentar lagi ia akan ada banyak ujian praktek.

Dengan menghela napas panjang, ia menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu, kamar yang ia duga adalah kamar dari paman Aaron.

Semalam, ia melihat paman Aaron masuk ke dalam kamar untuk menaruh pakaian sekolah Raya dan mengambil pakaian kantornya sendiri, paman Aaron juga datang untuk memeriksa keadaan Raya, tapi Raya nya pura-pura tidur saat paman Aaron masuk ke dalam kamar. Raya jadi berpikir, jika semalam ia yang tidur disini kemana paman Aaron tidur.

Sementara itu, Aaron yang bangun dari tidurnya merasakan pegal dan sakit di punggung dan kakinya. Semalam ia harus tidur di sofa yang ada di dalam ruang kerja miliknya, karena kamarnya sedang di pakai Raya untuk tidur.

Ia tak mungkin tidur berdua dengan Raya satu ranjang, karena meskipun sudah sah menjadi istrinya, ia tidak mungkin melakukan hal itu dan membuat Raya jadi tidak nyaman tinggal di rumahnya.

Aaron keluar dari ruang kerjanya dengan malas karena masih mengantuk, tetapi ia harus bersiap untuk berangkat ke kantornya dan mengantar anak-anaknya untuk pergi ke sekolah mereka.

Saat berada di depan pintu kamarnya, ia jadi bingung apakah langsung masuk atau mengetuk pintu dulu. Jika ia langsung masuk ia takut Raya jadi terkejut, dan dengan ini juga Aaron menjadi sadar bahwa kamarnya sudah bukan miliknya seutuhnya lagi.

Karena bingung, Aaron memutuskan untuk menggunakan kamar mandi lain yang ada di ujung sebelah kamar milik anak-anaknya.

Saat akan melewati kamar anak-anaknya, Aaron melihat anak-anaknya sudah siap untuk berangkat ke sekolahnya.

"Loh, kok papa belum siap-siap, nanti kalau kita telat gimana?" kata Naya heran karena melihat Aaron yang hanya memakai baju putih dan celana kolor.

"Iya, nanti kalau kita telat gimana?" ucap Rafael menimpali.

"Iya sayang, kita nggak akan telat kok, kan masih jam enam" ucap Aaron sambil mengelus kepala kedua anaknya. "kalau begitu papa mandi dulu, ya."

"Loh, kok papa mandinya di bawah?" tanya Naya bertanya kembali, padahal Aaron baru akan melangkahkan kakinya.

"Di kamar papa kan ada kak Raya, jadi papa nggak bisa pake kamar mandi yang ada di kamar papa,"Aaron menjelaskan.

"Kapan dia pulang ke rumah dia papa?, mau sampai kapan dia disini?" tanya Naya langsung ke intinya.

Aaron jadi terdiam cukup lama, ia tentu sadar bahwa Naya tidak menyukai Raya ada di rumah ini. Tapi jika Aaron menjelaskannya sekarang pasti akan lama dan masalahnya jadi lebih banyak.

"Naya kalau kamu nanya terus, papa kapan mandinya?" ucap Rafael yang melihat bahwa papa nya bingung untuk menjawab.

Aaron mengangguk setuju dengan Rafael dan membuat Naya cemberut.

"Oke, kalian tunggu papa mandi, ya!" ucap Aaron langsung ke kamar mandi tanpa menunda lagi.

Aaron, Naya, Rafael, dan Raya. Sekarang sudah siap dan akan berangkat sekolah bersama. Mereka sudah akan naik ke dalam mobil, tetapi Naya melarang Raya untuk duduk dekat papanya, dan ketika Raya akan duduk di belakang dengan Rafael Naya juga melarang Raya. Sehingga membuat mereka jadi lama berangkatnya.

Untungnya, Aaron punya alasan untuk segera berangkat jika tidak mereka akan terlambat.

Jadi pada akhirnya Raya di bolehkan duduk di belakang dengan Rafael, meskipun masih di berikan tatapan tajam dari Naya melalu kaca yang ada di dalam mobil. Raya yang melihat itu pun jadi hanya menundukkan kepalanya karena takut terus di tatap oleh Naya di tambah wajah Naya yang menurut Raya sangat seram.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Raya bisa bernapas lega karena Naya dan Rafael sudah turun dari mobil karena sudah sampai di TK mereka.

"Kamu bisa pindah ke depan, Raya," ucap Aaron ketika mereka tinggal berdua di mobil.

Aaron melihat Raya menggelengkan kepalanya melalu kaca yang ada di mobil.

"Kenapa, nggak mau?" tanya Aaron bingung.

"Raya nggak mau di marahin lagi sama Naya lagi paman, Raya takut," ucap Raya pelan yang membuat Aaron jadi kasihan. Kelakuan Naya pasti membuat Raya jadi tidak merasa nyaman.

"Sudah Raya, kamu jangan anggap serius ucapan Naya, dia itu masih kecil, maafin Naya, ya," ucap Aaron menenangkan Raya.

Raya pun mengiyakan perkataan paman Aaron. Karena ibu nya pernah berkata untuk selalu memaafkan seseorang yang menggangunya, jika orang itu meminta maaf.

"Nah kalau begitu, sekarang kamu bisa pindah ke depan." ucap Aaron.

Kali ini Raya menurutinya dan pindah ke depan. Mobil pun langsung melaju kembali.

Ponsel Aaron yang ada di dashboard mobil berdering dan terlihat nama Keenan di ponsel itu.

Raya yang melihatnya merasa senang."Paman ini telepon dari ayah, cepat angkat paman!" ucap Raya merasa senang karena akhirnya ayahnya menghubungi mereka.

Aaron segera menepi ke tempat sepi, dan mengambil ponselnya dari tangan Raya. Ia mengangkat ponselnya sambil membesarkan volumenya agar Raya juga bisa mendengarnya.

"AYAH?!" Ucap Raya dengan gembira.

"Hallo?" suara nya membuat Aaron dan Raya mengernyit bingung karena itu bukan suara dari Keenan.

"Ya, hallo ini siapa?" ucap Aaron.

"Apakah ini keluarga dari bapak Keenan Pramudya," alih-alih menjawab suara itu justru bertanya lagi.

Aaron dan Raya jadi saling berpandangan. Pikiran buruk mulai terbesit di kepala mereka. Saat ini pasti sedang tidak baik-baik saja.

"Iii-ya i-ini be-benar," jawab Aaron terbata-bata karena bingung "i-ini de-ngan si-siapa?"

"Kami dari pihak kepolisian ingin melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimpa bapak Keenan dan ibu Dayana," ucap polisi.

Ucapan polisi membuat telinga Raya berdengung kencang, jantung berdetak dengan kencang, dan tangisannya tidak dapat di tahan lagi.

Tangisan mengaliri pipinya dengan deras, sambil meneriakkan ayah dan ibunya.

1
FreeFireeMaaaxx
Ditungguuuu💯💯💯💯💯
Riyan
Menarik
Duke North
Lanjut
Duke North
👍👍👍👍
Erlangga536
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!