"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Satu minggu telah berlalu..
Zahra benar benar menepati janjinya untuk membuat Miska jadi seorang yang faham. Hanya saja jujur ia kewalahan sebab sudah berusaha sekeras mungkin gadis itu tetap saja tidak faham faham
"Fuhh bukan apa apa, mungkin butuh usaha lebih keras lagi. Ingat kata mas Avi semua butuh proses"
gumam Zahra pelan
"Kamu suka Xavier?"tanya seorang gadis membuat Zahra terperanjat kaget
"Astagfirullah! Mi-miska"cicit Zahra memegang dadanya yang hampir saja lepas dari tempatnya
"Aku bukan hantu, kenapa harus sekaget itu."balas Miska terlihat santai
"Kamu ngagetin aku Mis. Lagian sejak kapan kamu ada di-"
"Sejak tadi. Sekarang aku tanya lagi kamu suka sama Xavier?"tanya Miska membuat Zahra terdiam
"Kenapa kamu nanya gitu di sini kita lagi pada beberes baiknya kam-"
"Zahra, aku paling gak suka orang yang cari alasan cuman buat lolos dari pertanyaan. Lagian apa susahnya sih jawab, tinggal bilang iyya atau enggak."
"Aku en-"
"Eh eh, katanya mas Zayn sama mas Avi lagi debat di belakang gedung!"ujar beberapa orang membuat Miska dan Zahra terbelalak
"kita kesana yok!"
"Kira kira mereka debat in apa yah"
"Gak tau,akhir akhir ini hubungan mereka agak rusak"
"Kita kesana aja yok takut tiba tiba mereka adu jetos"
ujar beberapa anak anak lainnya
"iya, panggil pengurus sekalian"
Zahra dan Miska ikut berjalan beriringan ingin melihat keadaan Zayn dan Xavier
"Ya aku tanya buat apa nyuruh Zahra!"tanya Zayn tampak tak terima
"Memang nya kenapa? Zahra teman aku dan bahkan dia setuju setuju aja buat bantuin Miska belajar. Lagian ini tuh bagus kalau-"
"Kenapa harus Zahra?bisa aja kamu suruh orang lain. Kenapa bukan kamu aja? Miska kan teman kamu" tanya Zayn
Mendengar itu Xavier tersenyum seolah benar benar tidak percaya akan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Zayn
"Tau batasan gak?laki laki dan perempuan di haramkan untuk saling berdekatan atau sekedar saling tatap. Aku gak serahin diri sendiri buat ngajar Miska karna aku jaga batasan mas!"balas Xavier terlihat sedikit kesal akan pemuda di hadapannya
"Lagian kenapa sih kalau aku milih Zahra, kamu takut aku rebut dia?"tanya Xavier
"Jaga yah mulut kamu!"
"Lantas ap-"
"TANPA KAMU SADARI HAL ITU BUAT ZAHRA SAKIT!DIA KECEWA TAU NGGAK!"Teriak Zayn sudah tidak bisa menahan diri
"Sakit, kecewa."gumam Xavier pelan ia menatap semua orang yang kini mengerumuni mereka. Tatapannya mengarah pada Zahra yang juga terlihat berdiri di dekatnya
"Kamu pandai dalam hal agama tapi sama sekali gak pandai melihat letak kebahagiaan orang!"
"Mas Zayn Stop!"kesal Zahra berusaha menghentikan perdebatan itu sebelum terlalu jauh
"Kalian apa apaan sih, jangan kayak anak kecil bisa!"
tanya Zahra
"Vier kamu debat cuman karna masalah aku di tuntun sama Zahra?"tanya Miska
Xavier dan Zayn sama sekali tidak menjawab apa apa.
"Zahra dia-"
"Aku bilang stop ya stop mas!"teriak Zahra dengan mata yang berkaca kaca
"Mba Zahra kamu-"Cicit Xavier saat mendapati manik mata Zahra yang memancarkan kesedihan
"Semuanya salah aku, okey! ini gak bakalan terjadi kalau misal aku gak terlalu berharap!"kesal Zahra membuat Xavier semakin kebingungan
"Aku salah sebab terlalu berharap!yah benar saat dimana kamu nyuruh aku buat tuntun Miska saat itu lah aku ngerasa sakit mas Avi"cicit Zahra menintikkan air matanya
"Dulu kamu sempat berjanji buat balik setelah mempelajari semuanya hikss aku nunggu selama lebih dari setahun tapi apa, kamu sama sekali gak pernah balik lagi."
"Saat dimana kamu balik aku bahagia bangat apalagi saat tau perubahan yang kamu bawa. Semua kebahagiaan itu hilang saat di mana kamu bawa seorang gadis dan menyuruhku untuk menuntunnya."
"Entahlah, aku merasa sesuatu hilang dari genggamanku hikss aku memng sangat bodoh sebab terlalu berharap."cicit Zahra kini membuat Xavier faham
"Mba, jangan seperti ini"
"Zahra capek hikss Zahra capek diam terus zahra cuman mau orang tau isi hati Zahra hikss."Tangis gadis itu
Laila yang melihat sahabatnya menangis langsung memeluknya
"Mari akhiri ini dan aku gak bakalan pernah mengharapkan apa apa lagi"ujar Zahra melepas pelukan Laila dan mulai menjauh dari keramaian itu
...ΩΩΩΩΩΩ...