Gadis Polos Kesayangan Tuan Al

Tak terasa hari pernikahan Delissa dan Aldyanta telah tiba. Delissa sedang di rias begitu indahnya di kamar rias. Dia menatap pantulan dirinya yang telah di balut gaun pengantin yang begitu indah.

Tak terasa air matanya mulai menetes ketika mengingat kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia.

"Ayah, Ibu andai saja kalian ada di sini saat ini pasti kalian akan merasa bangga karna mendapatkan menantu sehebat Kak Al. Ayah , Ibu Delissa yakin kalian sedang melihat pernikahan Delissa dari sana. Delissa rindu kepada kalian, Delissa ingin sekali melihat wajah kalian sebelum pernikahan Delissa" gumam Delissa sambil meneteskan air matanya.

"Kakak kenapa menangis? Nanti make up kakak rusak" ucap Ayu dan Nana tiba tiba datang bersama Dewa dan Fadli.

"Ia, Nyonya. Nyonya muda gak boleh menangis nanti kepala kami di pengal oleh Tuan muda karna tidak bisa menjaga air mata Nyonya muda" ucap Dewa langsung saja panik.

"Aku tidak apa apa kok. Aku hanya terharu saja karna sebentar lagi akan menjadi istri Tuan muda kalian" ucap Delissa tersenyum.

"Apa kakak merindukan Ayah dan Ibu?" tebak Ayu.

Mendengar ucapan Adiknya, Delissa langsung saja terdiam sambil kembali meneteskan air matanya. Karna yang di katakan Ayu benar apa adanya. Delissa sangat merindukan hangat pelukan kedua orangtuanya apa lagi di hari pernikahannya seperti ini.

"Nyonya jangan menangis. Walaupun Ayah dan Ibu, Nyonya tidak ada di samping Nyonya di hari penikahan ini. Tapi, kami ada di samping Nyonya. Walaupun kita tidak ada hubungan darah, tapi kita semua yang ada di sini adalah saudara. Bukan hanya Nyonya yang tidak memiliki orang tua lagi, saya juga tidak mempunyai orang tua. Bahkan saya tidak tau siapa orang tua saya" ucap Dewa lirih karna dia juga tidak tau siapa orang tuanya yang sebenarnya.

Dewa di besarkan di panti asuhan sejak bayi setelah dia berumur delapan tahun panti asuhan tempat tinggalnya mengalami kebakaran. Hingga membuatnya harus terlontang lantung di jalanan untuk meneruskan hidupnya.

Hingga suatu hari Dewa beretemu dengan Mommy Al yang sedang di culik oleh beberapa pria. Dewa yang memiliki keberanian tinggi langsung saja menyelamatkan Mommy Al, sehingga membuat keluarga Kusuma berutang budi kepadanya dan memberinya tempat tinggal di mension keluarga Kusuma.

"Ia, Nyonya. Nyonya gak perlu sedih lagi. Sekarang Nyonya memiliki banyak saudara. Nyonya boleh mengangap kami sebagai saudara laki laki Nyonya. Karna kami juga tidak punya saudara" ucap Fadli ikut mencoba menenangkan Delissa.

"Ia, Kak. Sekarang kita sudah punya banyak saudara. Jadi kakak jangan menangis lagi. Apa kakak lupa kita juga punya kakak sehebat Kak Al yang bisa menjadi Kakak sekaligus Ayah buat kita" ucap Ayu mengingat kasih sayang Al kepada mereka.

"Terima kasih ya. Maafkan aku karna terlalu terbawa perasaan. Sehingga aku lupa jika sekarang aku punya saudara yang sangat menyayangiku" ucap Delissa tersenyum.

"Ia, Nyonya. Jika Nyonya punya masalah jangan sungkan sungkan cerita kepada kami. Karna kami sekarang adalah saudara laki laki Nyonya yang akan selalu menjaga dan menyayangi Nyonya dan kedua Nona kecil" ucap Fadli tersenyum.

Mendengar ucapan Fadli, Delissa langsung saja menghapus air matanya lalu kembali tersenyum bahagia.

"Sekarang kakak gak boleh nangis lagi ya" ucap Nana langsung saja memeluk Delissa.

"Ia, sayang. Maafkan kakak ya. Kakak bangga mempunyai adik seperti kalian" ucap Delissa langsung saja memeluk Ayu dan Nana.

"Kak Fadli dan Kak Dewa kenapa diam saja. Ayo sini katanya kita adalah saudara" ucap Nana yang melihat Dewa dan Fadli hanya diam saja sambil menatap mereka.

"Ia, Nona kecil" ucap Dewa dan Fadli langsung saja ikut bergabung dan memeluk Delissa, Ayu dan Nana hingga membuat mereka berlima langsung saja larut dalam pelukan mereka.

Karna terlalu larut dalam suasana mereka sampai tidak sadar jika ada dua pasang mata yang menatap kedekatan mereka dengan penuh haru.

"Tuan muda aku tidak menyangka jika kedua pisikofat itu memiliki hati yang begitu lembut" ucap Ervan lirih dengan mata berkaca kaca menatap pemandangan yang mengharukan itu.

"Aku sangat bersyukur karna memiliki kalian semua di sisiku. Kalian adalah kekuatanku" ucap Aldyanta terenyum sambil menepuk pundak Ervan.

"Kami yang seharusnya bersyukur karna memiliki majikan sebaik Tuan muda. Bahkan Tuan muda juga memiliki calon istri dan adik ipar yang berhati seputi salju"

Mendengar ucapan Ervan, Aldyanta langsung saja tersenyum bahagia. Dia merasa bersyukur karna di balik cobaan yang datang menimpanya dia di pertemukan dengan Delissa yang begitu sangat dia cintai.

"Ehem" dehem Aldyanta karna mulai merasa lelah terus tidak di anggap kehadirannya di sana.

"Tuan muda" ucap Dewa dan Fadli gugup ketika melihat Aldyanta dan Ervan telah berdiri di depannya.

"Terima kasih karna telah menyayangi mereka" ucap Aldyanta menatap lekat Dewa dan Fadli.

"Bukannkah Tuan muda sendiri yang bilang jika kita semua adalah saudara. Maka Nyonya muda dan Nona kecil adalah keluarga kami juga" ucap Dewa tersenyum mengingat ucapan Aldyanta yang selalu mengatakan jika mereka adalah keluarga yang selalu bersama baik dalam suka maupun duka.

"Sekarang kamu jangan menangis lagi ya. Karna aku tidak menyukai itu" ucap Aldyanta langsung saja menghapus air mata Delissa.

"Maafkan aku" ucap Delissa menunduk.

"Tidak apa apa. Sekarang kalian bertiga harus kembali di rias. Karna aku tidak mau ketiga wanitaku terlihat jelek nantinya" ucap Aldyanta tersenyum sambil membawa Delissa, Nana dan Ayu kedalam pelukannya.

Melihat make up Delissa yang sudah luntur Ervan langsung saja kembali memangil make over yang telah dia percayakan untuk merias Delissa.

Tak menunggu lama akhirnya make over itu telah datang dan kembali memperbaiki make up Delissa dan juga Ayu dan Nana yang sudah berantakan.

Setelah semua terlihat aman dan Delissa tidak bersedih lagi. Aldyanta langsung saja turun dan menemui para tamu undangan yang telah berdatangan.

Acara pernikahan mereka di lakuakan dengan begitu mewahnya dan juga memiliki penjagaan yang cukup ketat. Fadli dan Dewa di percayakan sebagai kepala penjaga yang mengawasi setiap tamu yang masuk ke gedung pernikahan itu.

Karna tamu sudah berdatangan dan acara juga sudah mau di mulai Dewa dan Fadli langsung saja menemui Delissa di ruang rias.

"Apa sudah selesai?" ucap Dewa kepada make over yang meriah Delissa.

"Sudah, Tuan" ucap make over itu langsung saja meningalkan ruang rias itu.

"Ayo Nyonya. Kami sebagai saudara laki lakimu akan mengantarkanmu langsung kepada Tuan muda" ucap Dewa langsung saja menyerahkan tangannya.

Mendengar itu Delissa langsung saja tersenyum lalu merangkul tangan Dewa dan juga Fadli. Delissa langsung saja berjalan memasuki aula pernikahan dengan di apit oleh kedua pria tampan yang berada di kanan dan kirinya.

Bersambung......