angela jatuh cinta pada arsen, paman nya di usia ke empat belas tahun. hampir empat tahun memendam rasa akhirnya ailen mengungkapkan rasa sukanya dengan tanpa sengaja.
di terima, dan itu membuat ailen bahagia. empat bulan hubungan mereka ailen baru tahu jika arsen punya kekasih dan mengkhianati nya.
lebih tepatnya dia adalah seorang selingkuhan, dan itu membuat ailen kecewa hingga dia pergi. mengejar gelar lebih tinggi agar dapat membalas rasa sakit nya pada pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 23
...happy reading...
Di depan pintu kamar putri nya, naya berdiri dengan gelisah. Dia mengetuk ngetuk pintu kamar itu tetapi tak ada sahutan, pintu pun di kunci dari dalam. Membuat bunda naya khawatir karena sang anak tak kunjung keluar.
Zen yang baru keluar dari kamarnya, dapat melihat sang bunda yang berdiri di depan kamar adiknya. Dia segera menghampirinya, "bunda sedang apa?" tanya nya.
Bunda naya menoleh, dengan raut wajah khawatir pada putranya. "Zen, tolongin bunda. Dari kemarin ailen gak keluar kamar, bahkan makan pun dia gak mau. Bunda khawatir zen" tutur bunda naya dengan gelisah.
Zen mengerutkan keningnya, melihat kegelisahan bundanya zen tentu tak tega. Dia segera menarik bunda nya untuk menyingkir agar dia mudah mendobrak kamar sang adik.
"Bunda tenang aja ya? Zen bakal coba dobrak pintu kamarnya" ujar zen.
Bunda naya dengan raut gelisah nya mengangguk, segera dia menyingkir agar putranya mudah mendobrak pintu kamar itu. "Hati hati ya bang, takut nanti ailen di belakang pintu" pesan bunda naya.
Zen mengangguk, setelahnya dia mulai beraba aba. Dalam tiga kali dobrakan pintu itu masih tertutup, zen yang sudah kesal mendobrak nya dengan keras sampai-
Brak!
Pintu terbuka tebar dengan suaranya yang keras. Zen segera masuk di ikuti bunda naya, mata mereka memelotot bersamaan melihat kondisi kamar anak bungsu nya.
Kamar itu begitu berantakan, bantal dan selimut berserakan di mana mana. Barang barang berjatuhan bahkan kursi di depan meja rias sudah terlempar di sudut ruangan. Bunda naya menatap sekeliling, mencari anaknya dengan khawatir.
"Ai! Ailen! sayang" panggil bunda naya lembut. Tapi tidak ada sahutan sama sekali.
Terdengar suara tangisan kecil dari sana, zen segera berlari dan melihatnya. Terkejut, mereka panik saat melihat ailen tergeletak di lantai dengan kondisi yang acak acakan. Serta tangisan yang keluar dari mulutnya.
"Ai? Ailen. Sayang bangun, ini bunda nak" tangis bunda naya pecah saat melihat kondisi sang putri yang begitu memperihatinkan.
Segera dia meminta zen mengangkatnya dan membawa nya ke atas ranjang. "Panggilkan dokter bang, bunda khawatir banget dengan adik kamu" titah bunda naya.
Zen mengangguk, dia pergi dari sana untuk menghubungi dokter. Seraya menahan tangisnya, bunda naya merapikan rambut ailen yang acak acakan. Wajah gadis itu begitu pucat dengan mata yang membengkak, tak sanggup dia menahan tangisnya.
Air matanya turun seiring gumaman yang ailen keluarkan, bunda naya mengelus pelan kepala putrinya. "Sayang, bangun nak! Ini bunda, kamu kenapa hm?" air mata kembali jatuh dari pipinya. Bunda naya bergetar, dia mengelus lengan sang anak yang tampak sedikit kurusan.
Matanya menatap sekeliling, keadaan kamar yang begitu kacau. Tak terbayang apa yang terjadi pada ailen sampai kamar itu acak acakan parah.
"Bun, dokternya datang" ujar zen yang baru kembali.
Bunda naya mengangguk lalu turun dari ranjang itu, dia membiarkan sang dokter lebih leluasa memeriksa keadaan putrinya.
Zen yang berada di sampingnya kini memeluknya erat, memberi kekuatan dan mencoba menenangkannya. "Ailen gak kenapa napa bun, zen yakin" gumam pria itu.
Meski dia tak yakin, menganggukan kepala adalah keputusannya. Dia merasa menyesal melihat kondisi putrinya sekarang, benar perasaannya semalam saat ailen tak keluar makan malam. Gadis itu tengah mengalami masalah.
"Bagaimana dengan kondisi anak saya dok?"
"Anak ibu mengalami panas tinggi sampai tak sadarkan diri. Beliau juga sepertinya mengalami stress karena suatu kejadian." jelas dokter itu.
Bunda naya di buat lemas dengan penjelasannya, ada apa dengan putrinya? Kenapa gadis itu tiba tiba seperti ini?
Setelah kepergian dokter, haikal baru sampai ke rumah. Begitu mendengar kabar sang anak bungsu dari putra sulungnya, haikal yang khawatir menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat dan segera pulang. Dia juga tampak panik dan khawatir saat melihat kondisi ailen dengan infusan.
Tetapi untungnya, haikal bisa mengendalikan dirinya. Apalagi melihat sang istri yang terus bersedih karena ailen masih belum sadarkan diri.
"Jangan terus bersedih bun, ayah yakin sebentar lagi anak kita akan sembuh dan beraktivitas seperti biasa"
...****************...
lanjut thor
maaf yaa thor aku marah soal nya bikin greget sih 🙏🏻🙏🏻😁