Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langit dan Bumi
Alya melihat hape nya yang tiba-tiba berdering setelah ibu keluar kamarnya, Alya masih cemberut karena Ibu tak mengizinkannya pindah sekolah, Alya bahkan langsung kena sentilan di keningnya saat meminta pindah.
"Kamu kira pindah sekolah gampang, lagian bentar lagi ujian kenaikan kelas, ngaco"
"Berarti kalo abis ujian boleh dong Bu"
Ibu menghela nafasnya "Memang kenapa kamu punya masalah disana, bikin lecet anak orang..? ada yang gangguin kamu?" Alya memberengut.
"Bukannya itu sekolah terbaik, dan Ayah masukin kamu gak gampang, daptarnya aja ngabisin uang gaji Ayah selama dua bulan"
Alya tak bisa bicara lagi jika semuanya berkaitan dengan uang, jadi setelah Ibu selesai memijat kakinya Ibu pergi dari kamar Alya.
Alya mendesah lalu melihat kembali kearah Hape nya yang terus berbunyi Sani dan Sakira terus menghubunginnya.
Mengingat nama Sakira, Alya jadi malas dia tak percaya pada Alya tentang kejadian tempo hari, maka dia juga tak akan percaya dengan apa yang di dengarnya tadi siang, tentang dirinya yang dijadikan bahan taruhan oleh Faris dan teman-temannya, Alya memutuskan tidak akan terlalu dekat dengan siapapun sekarang nyatanya memang benar ada jarak diantara mereka, Alya hanya seorang anak Satpam, sedangkan orang tua mereka, masing-masing mempunyai kedudukan, meski Sani membela Alya kemarin tapi bukan tak mungkin Sani juga akan melakukan itu di kemudian hari.
Alya memilih mematikan hapenya, dia juga ingin menghindari berbagai hal, termasuk Faris.
["Lo tau berapa kali dia telpon Gue dalam sehari, mungkin sampai seratus kali kalau di hitung"]
Mulai hari ini, Alya tidak akan pernah menghubungi Faris. Dan, Ya.. dia harus bertahan hanya satu bulan lagi dan Faris akan lulus, dan dia bisa bebas.
Setelah Faris lulus hidup Alya akan kembali tenang, dia hanya perlu menghindar dari Faris, dan bukankah sejak kemarin pun Faris menghindarinya, ini akan mudah dan mereka tak akan bertemu di sekolah sekalipun, bukankah dari kemarin juga Alya tak bisa bertemu Faris.
Ya, Alya meyakinkan dirinya, asal Alya tak macam-macam dan dia menurut saja, Faris tak akan marah dan menyebar vidio itu, semoga juga Faris langsung menghapusnya segera, agar tak tersebar.
Bukankah Faris juga tak akan memaksa Alya melakukan itu.. Alya berdecih "Mengatas namakan cinta demi nafsu, munafik.."
Tak dapat dipungkiri hati Alya masih sakit, dan entah dia bisa menghapus Faris atau tidak, disaat dirinya sudah menyerahkan hatinya pada Faris, tapi nyatanya Faris hanya mempermainkannya.
Alya meraba kalung pemberian dari Faris, lalu melepasnya..
Alya teringat perkataan Faris saat memasangkan kalungnya ["Jaga ini dengan baik..]
Alya memasukkannya kedalam kotak dan menutupnya.
Berharap dengan ini semua kenangan pun tertutup dan Alya bisa melupakan Faris.
Alya menjalani hidupnya seperti biasa, pergi sekolah dan menaiki bis, Faris masih belum menjemputnya, biarlah Faris terus menjalankan rencananya menarik ulur hati Alya, yang penting Alya tak terpancing.
Meski hatinya merasakan kosong tapi Alya mencoba baik-baik saja "Iya Alya semuanya akan baik-baik saja.." gumamnya pada diri sendiri.
Alya memasuki kelas berbarengan dengan guru yang baru masuk, nyaris terlambat, semua murid bahkan sudah ada di mejanya masing-masing.
Alya sengaja melakukan itu agar mengurangi interaksi dengan Sakira dan Sani, dan saat melihat mereka Alya hanya tersenyum sekilas lalu duduk.
Saat jam istirahat Alya langsung keluar lebih dulu dan pergi kearah toilet duduk beberapa menit hingga Sani dan Sakira keluar dari kantin, lalu Alya akan ke kantin untuk makan. Saat ini Alya duduk di bilik toilet yang sama saat dia mendengar Salsa dan teman- temannya bicara.
Alya kembali mengingat percakapan Salsa dan kedua temannya.
["Jadi Orang tua kalian udah jodohin kalian?"
"Iya, jadi Faris itu udah pasti sama Gue, dan jodoh Gue"
"Terus gimana sama si Alya itu"
"Ck, Faris itu cuma main sama si Alya, anggep aja begitu. Kalau dia udah bosen dia bakal balik ke Gue, biar bagaimana pun dia udah di jodohin sama Gue, kayak apapun mereka tetep aja mereka gak bakal bisa bersama, mereka itu ibarat Langit dan Bumi"]
Harusnya sejak mendengarnya, Aly bisa lebih menyadari dirinya sendiri. Dia benar benar tak pantas untuk Faris atau sebaliknya. mereka tidak akan menyatu.
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹🌹🌹
