Namaku Anastasya Latansya tapi nenek senang memanggilku dengan panggilan Tata katanya itu singkatan namaku biar gampang untuk di sebut dan di ingat,aku anak ke empat dari empat bersaudara ya artinya aku bungsu dong
setiap anak bungsu biasanya kan di manjakan tapi tidak denganku
sejak bayi mama dan papaku tidak begitu memperdulikanku
Bahkan sejak bayi nenek yang merawatku,kata nenek mama sering kelelahan merawat ketiga anaknya karena jarakku dengan kakak perempuanku hanya berjarak beberapa bulan saja
entah mengapa seperti itu aku juga tidak mengerti
tapi apakah ini salahku?! aku tidak pernah meminta di lahirkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 Tidur di kebun
Dengan terisak Tata mengambil cucian milik orang tuanya dan ketiga kakaknya
"hiks hiks hiks tata seperti pembantu di rumah mama" ucap tata dengan isakan tangisnya
Tangan kecil Tata menyikat dan kadang mengucek pakaian kotor keluarganya
Sebaskom besar tata cuci sendirian tanpa ada yang membantunya
Mama rima melarang Tata menggunakan mesin cuci katanya mesin cucinya itu akan rusak karena Tata yang sembarangan memencet tombol di mesin cuci itu
Tubuh tata yang kecil tidak mampu mengangkat baskom besar berisi penuh pakaian yang sudah di cucinya
Tata mengangkat sedikit demi sedikit pakaian itu dan itu membuat dia lelah mondar mandir
Setelah selesai menjemur semua pakaian yang dicucinya tata tidak langsung masuk kedalam rumah ibunya karena dia tidak ingin ibunya memerintahkannya lagi bekerja sedangkan tubuhnya sudah sangat lelah
Perut Tata terasa lapar karena sepulang sekolah Tata belum makan
Tata teringat susu kotak dan Rotinya tapi tata belum mau masuk kedalam rumahnya
Tata berjalan kebelakang rumah orang tuanya disana ada kebun milik keluarganya
Lama tata berjalan tidak tentu arah hingga akhirnya Tata sampai di kebun Kakek Darmadji dan nenek Sukinem
"eh Tata mau kemana nak!?" tanya nek Sukinem saat melihat Tata
"nggak nek mau jalan-jalan aja" jawab Tata
Nek Sukinem dan suaminya sangat tau bagaimana kedua orang tua tata menolaknya dulu saat tata baru lahir hingga sahabatnya nek Asih dan suaminya memutuskan untuk merawat cucu bungsunya itu
ya nek Sukinem adalah sahabat kecil neneknya Tata tapi setelah menikah nenek Tata ikut tinggal di rumah mertuanya di kampung manggis hingga akhir hayat mereka
Tata pun tumbuh besar Hingga berusia 8 tahun Hingga akhirnya rumah yang penuh kenangan indah tata Bersama Kakek dan neneknya
Di jual oleh ayah kandungnya
"sini nak" panggil nek Sukinem
"iya nek" jawab Tata Hingga akhirnya menghampiri kedua pasangan suami-isteri itu
"duduk sini nak,Tata sudah makan!?" tanya nek Sukinem lagi
Tata hanya menggelengkan kepalanya
"ya Allah nak,kasian sekali kamu" ucap nek Sukinem
Tak lama nek Sukinem berdiri dan beringsut naik kerumah kebunnya
Setelah itu nek Sukinem menyodorkan sebuah tantangan yang berisi makanan
"nah ini nak makan dulu kebetulan tadi nenek bawa makan siang untuk kakek kebanyakan " ucap nek Sukinem
Tata hanya diam saja merasa sungkan pada kedua pasangan tersebut
"Ayo makan nak, nggak usah sungkan nenek dan Kakek juga nenek dan kakek kamu nak" ucap kakek Darmadji ikut duduk si samping istrinya
"tapi apa Kakek dan nenek sudah makan!?" tanya Tata pelan
"sudah nak" jawab ke-duanya berbarengan
Lalu mereka tertawa bersama karena merasa lucu sudah kompak menjawab pertanyaan Tata
nek Sukinem pun membuka rancangan yang berisi makanan itu
Tata melihat nasi yang ada di rantangan itu tinggal setengahnya juga lauk pauknya tinggal setengahnya
Tata jadi yakin jika ke-dua orang tua itu sudah makan
"ayo nak makan kamu habisin aja,tapi maaf lauknya hanya ikan kering dan sambal mangga
Itupun sayurnya sayur daun singkong " ucap nek Sukinem
"tidak apa-apa nek Alhamdulillah bisa makan ini makanan kesukaan Kakek dan nenek tata " ucap Tata dengan mata berkaca-kaca
"sudah nak kamu makan sekarang jangan sedih-sedih ya
Anggap saja kami ini pengganti kekek dan nenekmu karena mereka itu adalah teman baik kami"jawab kakek Darmadji
"iya kek Terima kasih banyak " jawab Tata terharu dia masih di kelilingi orang-orang baik dan peduli padanya
pertama keluarga Bu Ayu dan sekarang Kakek Darmadji dan istrinya
Tata tersenyum pada keduanya dan menganggukkan kepalanya lalu mulai menyantap makanan yang nenek Sukinem berikan
Tata makan dengan sangat lahap karena perutnya memang sudah sangat lapar
"Alhamdulillahirobbil alaamiin "ucap tata saat selesai makan dan minum
Kedua orang tua itu tersenyum melihat Tata tersenyum dan merasa kekenyangan
Tata merapikan bekas makannya dan nek Sukinem memberikan sebungkus wafer coklat berukuran kecil pada Tata
"nih nenek punya pencuci mulutnya " ucap nek Sukinem pada tata sambil menyodorkan bungkusan wafer coklat itu
"loh bukannya pencuci mulut itu pake air yang kita kumur-kumur nek!?" tanya Tata dengan wajah polosnya
Kedua orang tua itu tertawa mendengar ucapan polos Tata
"iya benar nak !! Dengan kumur-kumur kita mencuci mulut dari sisa makanan yang kita makan tapi ini juga pencuci mulut tapi lebih tepatnya ya Camilan " jawab kakek Darmadji terkekeh
Tata menggaruk kepalanya dan cengengesan memperlihatkan gigi susunya yang sudah hilang dua itu
Tata pun mengambil bungkusan wafer yang telah di buka sedikit oleh nek Sukinem agar memudahkan Tata untuk memakannya
Kakek Darmadji dan nenek Sukinem mereka senang ada Tata di antara mereka karena selama ini mereka hanya berdua saja
Anak-anak mereka sedang pergi merantau di tempat yang jauh hingga anak-anak mereka pulang sekali setahun saat lebaran saja
Tata melihat mukena milik nenek Sukinem pun meminta izin untuk sholat Duhur yang sudah hampir habis waktunya
Karena sepulang sekolah tadi tata langsung di minta oleh ibunya untuk membersihkan rumah lalu mencuci pakaian Hingga Tata lupa sholat Duhur
kedua pasangan tua itu sangat bangga dan senang melihat Tata anak sekecil itu sangat rajin melakukan ibadah sholat
"nek Tata bisa tidak tidur sedikit soalnya Tata sangat ngantuk " ucap Tata matanya sudah sayu apalagi tiupan angin sejuk seperti mengelus-elus matanya agar segera terpejam
"iya nak nenek akan menjaga kamu sampai kamu bangun tapi sekarang kan sudah hampir waktu Ashar " ucap nek Sukinem
"nggak apa-apa nek sebentar aja tata tidurnya soalnya mata tata sudah tidak bisa ternuka nek,tapi kalau sudah azan ashar bangunin tata ya soalnya tata mau pulang
Tata takut mama sama papa marahin tata" ucap tata dan di jawab Anggukkan kepala oleh nek Sukinem
"iya nak" jawab Nek Sukinem
Sebenarnya nek Sukinem ingin bertanya mengapa pipi tata merah dan bibirnya pecah tapi mereka berdua tidak ingin tata bersedih karena pertanyaannya
Tak berapa lama terdengar suara dengkuran halus dari mulut tata dan itu pertanda jika tata sudah berkelana di alam mimpinya
"buk tolong ambil daun cocor bebek yang di sana itu lalu cuci Hingga bersih " ucap kakek Darmadji
"untuk apa pak !?" tanya nek Sukinem pada suaminya itu
"itu kompreskan di pipi tata" jawab pak Darmadji
"apa tidak menggangu tidurnya pak!? Kan kasian !!" ucap nek Sukinem tidak tega mengganggu waktu tidur tata
"ya pelan-pelan toh Bu jangan sampai anaknya terbangun " jawab kakek Darmadji
Nek Sukinem pun mengikuti apa yang suaminya perintahkan padanya
Setelah mencuci bersih daun cocor bebek itu nek Sukinem mememarkannya memakai gagang parang Milik suaminya
Dengan perlahan nek Sukinem menempelkan daun cocor bebek itu di pipi memar Tata
Nek Sukinem merasa bersyukur karena Tata tidak terganggu tidurnya
DITUNGGGUUUUUU....
Ditunggu kelanjutannya...
🙏🏻🙏🏻🥰🥰🥰🥰♥️❤️❤️
Update terbaruuu dinantikan kak...