Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
“Dulu aku adalah orang yang paling bahagia disaat mendengar kabar kalau Saka akan pulang dari bisnis luar Kota. Karena pada saat itu aku tidak tahu dia berselingkuh..” Ucap Rere kepada Galih yang perlahan menurunkan tubuhnya untuk duduk disamping Galih.
Galih menutupi tubuh mereka yang tanpa sehelai pakaian sedikitpun, Galih sangat siap mendengar apa yang ingin Rere katakan.
“Sekarang malah aku seakan sesak mendengar dia kembali, Galih. Aku tidak ingin melihatnya lagi!”
Rere melempar ponselnya begitu saja karena terus berbunyi dari Saka, Galih menjadi sedih mendengar semua itu.
“Temui saja suami pengkhianat mu itu, hadapi kebohongan dia dengan kebohongan yang sama.” Saran Galih, ia memegang tangan Rere yang hangat.
Berulang-ulang kali Galih mengecup tangan Rere, ia menatap kearah Rere yang ternyataa juga sama menatapnya.
“Aku akan selalu ada bersamamu, bukan hanya karena perjanjian tapi karena aku sangat ingin membantumu.” Ujar Galih dengan sangat serius.
Hal yang sebenarnya adalah Rere trauma untuk mempercayai segala bentuk kata-kata manis atau janji dari pria. Apakah Galih bisa dipercaya atau bahkan sama saja dengan Saka yang suka menipu dirinya.
“Terkadang kita harus berbentuk sama dengan orang yang tidak benar untuk bisa mengalahkan dirinya..” Ujar Galih.
Rere perlahan menurunkan kedua kakinya menuju lantai, disaat itulah tangan Galih memegang pundaknya melakukan usapan lembut disana.
“Aku ingin bertanya, itu pun kalau kau memberi izin aku menanyakan_”
“Tanya saja, aku tidak ada waktu lagi. Cepat katakan,” Sela Rere, ia seperti memang tidak ingin berlama-lama lagi.
Mendengar respon seperti itu yang sedikit ketus dari Rere ntah mengapa membuat hati Galih sedikit terusik. “Aku urungkan, sebaiknya aku tanyakan nanti saja. Agar lebih banyak kesempatan untuk terus bertemu denganmu,” Itulah yang Galih katakan, pria itu langsung bangkit menuju bathroom.
Terdengar helaan napas panjang dari Rere, ia tidak mencerna apa yang dimaksud perkataan Galih. Yang Rere pikirkan hanyalah Saka dan Saka saja, tentang.. Mengapa Saka sangat tega memperlakukan dirinya sehina ini? Mengapa?
Sementara itu Galih belum menutup pintu bathroom sepenuhnya, ia masih memperhatikan Rere yang termenung menatap jendela kamar Hotel.
“Pertanyaan yang sangat ingin aku lontarkan padamu, adalah.. Mengapa kau tidak segera meminta cerai dari pria yang sudah mengkhianati mu?” Gumam Galih, ia menutup pintu sepenuhnya menghilangkan bayangan Rere dari sana.
“Terlihat sekali, hanya jiwa serta otak yang ingin balas dendam.. Didalam hati terdalam seorang Rere Anita, masih sangat mencintai Saka.” Galih berdecak sebal menebak fakta tidak menyenangkan itu.
Galih menghidupkan kran untuk di bathup, ia membayangkan betapa manisnya Rere tersenyum bahagia atau bahkan disaat Rere tertawa. Seharusnya wajah cantik seperti itu hanya boleh tersenyum saja, sia-sia menangisi pria tidak berguna seperti Saka.
“Ck, sialnya aku sangat tertarik dengan wanita itu..” Galih terus memukul dadanya yang terasa sakit disaat melihat Rere menangis.
~
Rere memakai pakaiannya kembali sembari memikirkan hal apa yang harus ia jalankan disaat bertemu Saka.
“Apa aku bisa sekalian membunuh dia saja?” Rere bertanya tanya sendiri, ia menggelengkan kepala sendiri sebagai jawaban.
“Kalau aku membunuh Saka yang ada malah aku dipenjara sementara Saka belum tentu juga pasti mati. Jelas Saka akan malah bahagia bersama dengan Zoya..” Rere kesal sendiri memikirkan semua itu.
Sebenarnya Rere bingung mengapa Galih lama sekali mandi, ia sudah tidak sempat untuk menunggu pria itu. Rere menatap jam tangannya yang mahal, merasa banyak sekali waktunya yang sudah terbuang.
“Aku sudah tidak sempat..” Rere mengeluarkan uang yang sangat banyak didalam tas mahal miliknya.
Tidak lupa pula Rere menuliskan nomor ponselnya disana agar nanti Galih bisa menghubungi dirinya. Barulah Rere pergi secepat mungkin, ia harus bertemu dengan sang Nenek untuk menceritakan semua perlakuan Saka.
Mungkin tidak ada lima menit dari kepergian Rere, Galih keluar dari bathroom. Sudah memakai pakaian lengkap, ia heran melihat kamar yang sepi dan sudah tidak ada barang-barang Rere lagi.
“Apa dia sudah pergi?” Galih terus berjalan hingga melewati tempat tidur.
Langkah Galih terhenti karena seperti melihat sesuatu yang menarik, ya melihat tumpukan uang diatas tempat tidur.
“Ck, aku semakin penasaran.. Sebenarnya sebanyak apa uangmu itu, Rere?” Tangan Galih memegang segepok uang berwarna merah itu.
“Kau benar-benar menarik..” Gumam Galih, ia tidak membutuhkan uang dari wanita sama sekali tidak butuh. Disaat tangan Galih mengambil uang kedua malah melihat secarik kertas disana.
Isi kertas:
Uang karena sudah sangat ahli memuaskan aku, kita akan bertemu lagi disaat aku ingin bertemu denganmu. Aku harap semoga kau paham apa maksudku.. 08134667882
Kedua alis Galih seakan mengkerut membaca kertas tulis tangan dari Rere itu, tertera nama ponsel wanita itu disana.
“Kau kira kertas begini bisa mengaturku, Nona? Aku akan bertemu denganmu disaat aku ingin, bukan keinginan mu.” Ucap Galih, ia menyimpan kertas itu di kantong celana miliknya.
Galih tersenyum sinis saja, memasukkan kembali uang yang banyak itu kedalam kantong plastik. “Semua pria yang kau anggap sangat tertarik dengan uangmu, tapi maaf.. Galih Jegger hanya tertarik dengan sikapmu serta kecantikan mu, Nona. Kau salah memilih lawan kali ini,” Galih berlalu pergi bersama kantong plastik berisikan uang tersebut.
Meskipun Galih sudah menghabiskan banyak waktu di Amerika, tidak pernah ia sama sekali melakukan pergaulan bebas. Sakit hati akan pengkhianatan yang dilakukan mantan tunangannya membuat Galih menjadi sangar dalam bekerja. Tidak pernah mendekati wanita lain karena rasa trauma yang ada didalam hati Galih.
“Rere Anita, aku suka padamu..” Gumam Galih sembari memperhatikan dari kejauhan Rere yang ternyata masih bicara dengan Silas di loby Hotel.
Wanita itu terlihat menjelaskan sesuatu kepada Silas, tidak mau menganggu Galih menghampiri Rere meskipun wanita itu tidak sadar jika ia datang. Langsung tangan Galih meraih tangan Rere, mengembalikan uang tersebut ditangan wanita itu.
“Aku kembalikan uang milikmu, karna aku.. Hanya butuh dirimu saja bukan uangmu.” Jelas Galih, tanpa menunggu respon dari Rere maka Galih langsung pergi begitu saja.
Sampai kedua mata Rere mengerjap mendapati fakta sebesar ini, yaa.. Dia tidak menyangka kalau Galih akan menolak semua kekayaan yang ia miliki.