Perubahan hidup seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan alasan klasik memberikan yang terbaik,tapi bukannya kebahagiaan yang didapat ia justru menderita karena suaminya yang tak pernah menganggapnya ada dan malah menikah lagi dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwineka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diatas Kertas #29
Hari masih gelap,bulan belum kembali ke peraduannya dan mentari belum menampakkan senyumannya. Bintang² masih memancarkan cahaya mereka yang kerlap kerlip menghiasi langit malam. Seorang gadis terbangun dari nyenyaknya tidur tatkala sebuah benda pipih berdering memekakan gendang telinga. Elsifa meraba gawai miliknya yang ia letakkan di atas meja dekat ranjang tidurnya.
"hmm,siapa ini ?" tanyanya menggunakan bahasa inggris bernada serak khas orang bangun terpaksa.
Entah apa yang dikatakan orang seberang,tapi setelah memutuskan sambungan telepon ia segera berlari ke kamar mandi dan mencuci muka,lalu menyambar pakaian sekenanya yang kemudian ia pakai. Tap tap tap sedikit bedak padat ia transisikan di kulit wajahnya yang sudah kering,memoles bibir dengan lip ice agar tak telihat pucat,tak lupa sedikit eau de cologne untuk menyamarkan sedikit bau bantal di tubuhnya. Tangannya menyambar tas selempang kecil yang ia letakkan di belakang pintu. Setelah itu ia lari keluar rumah dengan terburu².
Elsifa bergegas turun dari taksi setelah memberikan lembaran dolar kepada driver sejumlah tarif yang harus dibayarkan mengacu pada argo taksi. Sebuah cafe menjadi tujuan wanita muda itu. Seseorang yang menelponnya tadi sudah menunggu didalam sana.
Mata Elsifa mengedar ke seluruh penjuru cafe yang terlihat hanya ada sedikit pengunjung,mencoba mencari tau siapa yang menyuruhnya datang kesana. Dilihatnya seorang pria yang melambaikan tangan ke arahnya sambil meneriakkan namanya. Elsifa langsung tau pasti orang itu yang mengundangnya kesana.
Dengan sedikit ragu El melangkahkan kakinya menuju ke tempat orang yang tadi memanggilnya. Lalu mendudukkan tubuhnya setelah dipersilakan. Seorang pria baru saja masuk dan memilih duduk di meja tak jauh dari tempat Elsifa berada,dia memasang kamera untuk merekam setiap pembicaraan antara Elsifa dan pria misterius itu.
Terlihat lelaki itu mengulurkan tangannya,Elsifa sedikit ragu namun tetap membalas.
"perkenalkan,saya Adam. Anak Arman Mahesa" pria itu memperkenalkan dirinya setelah mendapat sambutan tangan dari gadis di depannya.
//Arman,Arman // El coba mengingat nama yang tadi disebutkan oleh Adam.
"uncle Arman,adik papa setelah uncle Ardan ?" tanya El memastikan, Adam tersenyum mengiyakan.
"besok saja aku tanyakan ke tuan Ardi,lebih baik aku fokus pada nona Elsifa dulu " fikir pria itu mencoba bijak. Dia pun kembali menyeruput kopi yang sempat dipesannya dengan menajamkan telinganya. Dilihatnya wanita yang harus diawasinya sudah bergurau dengan akrabnya bersama pria asing yang baru dikenalnya.
Selesai makan siang,Danu izin untuk kembali ke kantornya,beralasan ada meeting dengan beberapa klien setelah jam makan siang. Rendra pun turut pamit dan buru² menyusul langkah Danu yang sudah hampir sampai di pintu lift khusus keluarga direksi.
"apa kakak sudah menyerah mendapatkan Elsifa ?" pertanyaan Rendra berhasil menghentikan langkah Danu. Lelaki itu lalu membalikkan tubuhnya dan menatap sang adik dengan tatapan matanya yang tajam.
"temui dia kalau memang kau sudah menyadarinya,jangan menunggu penyesalan datang menyapamu,karena sebelum kau membuatnya terluka untuk kali kedua aku akan lebih dulu maju dan menghapus kenangan buruknya saat bersamamu" Rendra memberikan ancamannya.
Kening Danu mengerut mendengar penuturan adiknya,sedikit tak faham dengan ucapannya. Pintu lift terbuka,Danu masuk ke dalamnya lalu menekan tombol tempat ia keluar nantinya,tapi Rendra menghalangi pintu lift yang hampir menutup dengan tangannya.
"dia ada di Kanada sekarang" kemudian Rendra melenggang pergi begitu saja setelah membuat bingung kakaknya.
..