Joe William. Adalah seorang Tuan muda yang dipersiapkan untuk menjadi seorang calon penguasa di keluarga William.
Terlahir dari pasangan Jerry William dan Clara Drako, Joe ini memiliki garis keturunan Konglomerat dari keluarga sebelah Ayahnya, dan penguasa salah satu organisasi dunia bawah tanah dari kakek sebelah ibunya.
Ketika orang tuanya ingin mendidiknya dan ingin memanjakan Joe William dengan sutra dan emas, tiba-tiba seorang lelaki tua bernama Kakek Malik yang dulunya adalah orang yang membesarkan serta merawat sang ibu yaitu Clara, datang meminta Joe William yang ketika itu baru berumur satu tahun dengan niat ingin mendidik calon Pewaris tunggal ini.
Tidak ada alasan bagi Jerry William serta Clara untuk menolak.
Dengan berat hati, mereka pun merelakan putra semata wayangnya itu dibawa oleh Kakek Malik untuk di didik dan berjanji akan mengembalikan sang putra kelak jika sudah berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Joe akan ditemani oleh dua gadis
Malam itu, sambil di temani oleh Tengku Mahmud, Joe pun akhirnya mendatangi rumah Tiara yang masih berada dalam kawasan perkampungan pinggir pantai itu.
Sambil mengucapkan salam yang juga di sambut oleh Tuan rumah, mereka pun mempersilahkan orang tua yang sangat dihormati di kampung itu.
Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya Tengku Mahmud pun menyampaikan juga maksud dan tujuannya kedatangan nya ke rumah orang tua Tiara ini.
"Begini Mad. Aku ingin mengatakan kepada mu bahwa Tigor, cucu ku yang berada di kota Kemuning sudah akan bebas dari penjara besok."
"Jadi kedatangan kemari untuk meminta agar kau menemani Joe untuk berangkat ke kota Kemuning besok lusa. Awalnya, Joe sudah berjanji dengan Tiara di sekolah bahwa mereka akan berangkat menghadiri pesta itu. Namun, rasanya kurang pantas dipandang mata jika seorang anak gadis orang di bawa oleh anak lajang seperti Joe ini. Apa lagi mereka hanya berdua saja." Kata Tengku Mahmud menyampaikan maksud kedatangan nya itu.
"Apakah Tigor yang selalu membantu masalah kesusahan di kampung ini paman maha guru?" Tanya ayah Tiara yang bernama Madun itu.
"Benar Mad. Hanya ada satu orang bernama Tigor Habonaran di kota Kemuning. Kau pasti tau lah apa yang terjadi dengannya sampai masuk penjara. Itu semua karena mereka berhutang nyawa kepada Tigor. Jadi, itu jugalah sebabnya aku tidak terlalu merasa malu ketika dia masuk penjara."
"Apakah kau setuju jika aku meminta mu untuk berangkat ke sana?" Tanya Tengku Mahmud lagi.
"Begini Paman maha guru. Bukannya aku ingin membangkang. Tapi, besok aku akan ke laut dan lima hari baru kembali ke darat. Sekarang aku akan bertanya dulu kepada Tiara." Kata Madun.
"Tiara. Kemari sebentar nak!" Panggil lelaki setengah baya itu.
Tak lama setelah itu, seorang anak gadis yang cukup cantik dan manis pun keluar dari dapur menuju ruangan tengah sambil membawa nampan berisi air teh manis.
"Iya Ayah." Jawab anak gadis itu lalu mempersilahkan tamu nya untuk minum.
"Kakek Tengku, silahkan di minum airnya." Kata Tiara mempersilahkan.
"Jangan minum selagi panas kek!" Bisik Joe membuat Tengku Mahmud mendelikkan matanya ke arah Joe.
Joe langsung tertunduk dan tidak berani lagi berkata-kata.
"Tiara. Apakah benar kau sudah berjanji dengan Joe ini untuk berangkat ke kota Kemuning?" Tanya sang Ayah.
"Benar Ayah. Sebenarnya bukan hanya aku saja. Ada Lia dan Putri juga yang akan pergi ke sana atas undangan Udin dan Hendro." Jawab gadis itu.
"Joe. Jika paman mengizinkan, apakah kau berani berjanji bahwa kau akan menjaga anak gadis paman ini dan tidak menyalahgunakan kepercayaan yang paman beri?" Tanya pak Madun sambil menatap Joe dengan serius.
Sebelum menjawab, Joe terlebih dahulu memandang ke arah Tengku Mahmud seolah-olah sedang meminta keberanian untuk menjawab pertanyaan itu.
"Jawab Joe. Kalau kau tidak sanggup, maka lupakan saja. Tapi jika kau sanggup, kau harus memegang amanah. Bagi lelaki, janji itu adalah hutang. Menjaga amanah sama dengan menjaga harga dirinya. Karena jika seorang lelaki mengabaikan amanah, akan sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain suatu saat nanti." Kata Tengku Mahmud.
"Saya Joe William berjanji tidak akan mengabaikan kepercayaan dari anda Paman." Jawab Joe.
"Baiklah. Jika sudah begitu, kalian boleh pergi. Apakah kalian punya cukup uang?" Tanya pak Madun.
"Kek. Uang ku banyak. Aku saja pusing menghabiskannya." Bisik Joe kepada Tengku Mahmud.
"Apakah kau punya uang Joe? Jika tidak, paman akan berikan kalian uang saku." Tanya Paman Madun lagi.
"Uang ku ada paman. Sangat cukup. Tapi jika paman sedikit ragu, sebaiknya Tiara boleh mengajak Sabahat nya yang lain. Mungkin kami bisa pergi bertiga atau berempat." Kata Joe.
"Bagaimana Tiara. Ini jauh lebih baik untuk mu." Kata Sang Ayah.
"Tiara punya seorang sahabat waktu di SMP dulu. Namanya adalah Lestari. Besok aku akan tanyakan kepadanya. Tapi apakah benar tidak apa-apa Joe? Ongkos ke sana kan mahal." Tanya Tiara.
"Tidak apa-apa. Kalau uang ku habis, aku bisa menjual ponsel ku ini." Jawab Joe becanda.
"Anak hantu. Kau serius lah sedikit! Kita ini lagi di rumah orang." Kata Tengku Mahmud sambil menjewer kuping Joe William membuat pak Madun, istrinya dan Tiara tertawa melihat adegan itu.
"Iya kek. Ampun kek. Uang ku ada di dalam sini." Kata Joe sambil mengeluarkan sekeping debit card nya.
"Baiklah. Besok kau hubungi sahabat mu itu Tiara. Jika dia mau, kalian bisa berangkat bertiga." Kata pak Madun.
Setelah selesai membahas masalah anak muda ini, Tengku Mahmud pun meminta diri untuk kembali ke rumahnya.
*********
Keesokan harinya, setelah kembali dari sekolah, Dengan ditemani oleh Joe William, Tiara pun berangkat menaiki becak menuju pinggiran kampung Indra sakti.
Kebetulan saat itu Lestari ada di rumah dan dengan tersenyum menyambut kedatangan sahabat SMP nya itu.
"Hei Tiara. Tumben kemari. Biasanya kau selalu lupa sama aku." Kata Lestari sambil melirik ke arah Joe William.
"Iya. Aku selalu sibuk. Oh ya. Perkenalkan! Ini adalah Joe. Sahabat ku di SMA Indra sakti ini." Kata Tiara.
Joe dan Lestari pun langsung bersalaman dan saling menyebut nama masing-masing.
"Oh ya Tari. Aku kesini ingin mengajak mu menghadiri pesta di Martins Hotel. Apakah kau punya waktu?" Tanya Tiara kepada sahabatnya itu.
"Martins Hotel yang berada di kota Kemuning kan? Wah... Aku bermimpi untuk pergi ke sana. Apa lagi Tower mall. Sekali pun aku tidak pernah pergi ke sana." Kata Lestari dengan wajah terkejut.
"Tapi, apakah kita mampu untuk pergi ke sana Tiara?" Tanya Lestari lagi.
Dia tau benar bahwa ke sana pun sudah memakan biaya yang banyak. Apa lagi untuk belanja di Tower mall milik perusahaan Future of Company itu.
"Kau tidak perlu khawatir Lestari. Biar aku yang akan menanggung semua biaya keberangkatan kita. Jika nanti ada Waktu, bisa lah kita singgah ke Tower Mall itu. Aku juga penasaran. Karena kata Udin, ada gedung tujuh belas lantai yang isinya adalah toko jualan semua. Aku juga belum pernah masuk ke Mall seumur hidup ku." Kata Joe pula dengan polos.
"Bagaimana Tari? Apakah kau mau ikut? Ayo lah. Aku tidak punya teman. Aku agak sungkan jika berjalan berduaan dengan Joe. Makanya itu aku mengajak mu. Ayah ku juga berpesan jika aku, harus mengajak mu untuk pergi bersama." Kata Tiara penuh harap.
"Baiklah. Jadi, kapan kita berangkat ke kota Kemuning itu?" Tanya Lestari.
"Besok pagi pukul delapan. Aku akan memesan taksi. Besok kita berangkat naik taksi saja." Kata Joe.
"Wow. Taksi? Mahal Joe. Mengapa kita tidak naik bus saja?" Tanya Lestari.
"Pusing aku kalau naik bus. Selalu berhenti. Biarlah sedikit mahal. Asalkan nyaman." Kata Joe.
"Ok. Besok aku akan ikut dengan kalian. Awas kalau sampai ingkar janji." Kata Lestari mengancam.
"Beres. Kau tenang saja lah." Kata Joe dan Tiara bersamaan.
Setelah itu, mereka pun berpamitan untuk kembali ke kampung Kuala Nipah.
Klo ini unik semakin dewasa semakin waras😁