Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.
Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.
Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.
Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.
Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?
Simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamila
Cobaan demi cobaan silih berganti, dimulai sejak Abi dan Sarah bertunangan dan ketika mereka memutuskan untuk menikah.
Masalah tidak berhenti begitu saja, belum selesai ketika mereka membatalkan pernikahannya dan Sarah memilih ke Jepang untuk memulai karirnya.
Mereka kemudian bersatu lagi saat Sarah kembali ke Indonesia. Tetapi entah bagaimana caranya pernikahan yang sedang berlangsung itu dibatalkan.
Mereka putus, kemudian Abi bertemu dengan Langit. Aku pikir masalahnya sudah selesai sampai disini saja. Ternyata tidak. Sarah hadir kembali dan meminta Abimana agar bersamanya dan memulai kembali sesuatu yang telah mereka tinggalkan. Dan kau tahu apa sekarang?
Ya, Abi telah kembali bersamanya. Jangan tanya bagaimana Langit, ia pasti sedang hancur sekarang. Kali ini aku tidak bisa memahami Abi, tidak bisa. Seseorang yang kukenal berkepala dingin memutuskan sesuatu secara sepihak.
Ini bukan Abi yang aku kenali. Belum selesai masalah ini, Kamila tiba-tiba meminta aku dijodohkan dengan dirinya. Yang benar saja, aku hanya menganggapnya seperti adikku sendiri.
Seperti adik perempuanku yang bersekolah diluar daerah dan jauh dari Rumah, aku sudah menganggapnya sudah seperti adik kecilku.
Bagaimana bisa ia memintaku menganggapnya seperti seorang wanita, dengan ia yang kekanak-kanakkan. Aku cukup pusing sekali, tetapi aku tidak mungkin bisa memenuhi keinginannya.
" Ada apa, Le? ". tanya Ibu.
" Paling lagi pikiran Kamila, ya kan, A! ". ujar Ayu adikku. Ia baru pulang ke rumah sekarang, sebab ia selama ini cukup sibuk dengan study nya.
" Ibu sih nggak komentar banyak, Le. Mana yang terbaik aja buatmu, itu Ibu dukung ".
" Benar tuh buk, adek juga setuju! ". tambahnya.
" Apa sih, anak kecil gak usah ikut-ikutan nimbrung aja! ". lanjutku mengusap rambutnya pelan.
" Ihh Ibuk, Aa acakin rambut adek nih! ". adunya pada Ibu.
" Udah-udah, apa sih kalian ini ".
" Tahu tuh! ". omelnya melangkah pergi menuju Kamarnya.
" Jangan terlalu dipikirin, Le. Jalanin aja, bismillah. Pasti ada jalan keluarnya ". ucap Ibu berusaha menenangkan.
Belum sempat aku berucap, teleponku berdering. Panggilan masuk dari nomor yang tidak aku harapkan sama sekali.
Ya, panggilan itu dilakukan oleh Tuan Subroto Abraham. Betul, itu adalah ayahnya Kamila.
Firasatku tidak enak mengetahui panggilan itu. Sebab tidak biasanya beliau akan menelponku, terlebih aku sudah mengundurkan diri bekerja pada mereka.
Ibu sepertinya mengetahui kegelisahanku dan memberi isyarat untuk menjawab panggilan itu, sebab dengan begitu aku bisa mengetahui maksud dari panggilannya dan tidak perlu menduga-duga.
Aku menuruti perkataan Ibu, karena Ibu benar, tidak baik berprasangka yang tidak-tidak. Siapa tahu beliau bermaksud yang lain. Aku harus mencobanya lebih dulu, kan, agar mengetahui jawabannya!.
" Iya, Pak. Ada apa bapak menelponku? Karena biasanya Anda jarang sekali menelpon! ". tanyaku dengan pelan, sebenarnya aku cukup khawatir.
" Maaf, Nak. Mungkin ini mengejutkanmu, tapi sebelumnya apakah Kamila sudah memberitahukannya padamu! ".
" Tentang apa yang Anda bicarakan? ".
Tidak salah lagi, ia menelponku untuk itu. Beliau menjelaskan apa yang dikatakan Kamila padanya. Tentang ia yang ingin dijodohkan denganku. Beliau juga menegaskan jika ia tidak mampu menolak permintaan putri satu-satunya itu. Terlebih setelah istrinya meninggal.
Aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Karena aku sendiri cukup terkejut, sebab Kamila benar-benar serius tentang apa yang ingin dia bicarakan sekarang? Aku bahkan tidak menduga ia akan meminta ayahnya melakukan ini.
" Tolong di pertimbangkan lagi Nak Arsen. Kami tidak terburu-buru. Aku akan memberimu waktu yang cukup untuk memikirkan masalah ini, kemudian setelah itu hubungi aku kembali, setelah kamu mendapatkan jawabannya! ".
" Kuharap itu tidak mengecewakan. Kau tahu kan, Kamila adalah segalanya bagiku! ". ucapnya sebelum ia menutup panggilan.
Baru saja Tuan Abraham memutuskan panggilan, kini Kamila kembali menghubungiku.
Ia benar-benar menguji kesabaranku, apa dia becanda dan sedang ingin mempermainkan hidupku!? Tapi cukup berlebihan sekali jika ia melibatkan Ayahnya.
" Bagaimana Tuan Arsenia Bagas? Anda akan memikirkannya! ". ucapnya tanpa rasa bersalah.
Sungguh ini membingungkan. Pertemuan pertama kami pun tidak meninggalkan kesan apa-apa. Hanya gadis manja dan menyebalkan, ia juga cukup kasar. Tidak pernah terlintas di pikiranku jika ia akan menaruh rasa.
Ya, aku akui jika sebenarnya ia adalah perempuan yang baik, tapi menaruh hati, kurasa itu adalah pilihan yang sulit, masalahnya bahkan kurasa lebih rumit dari pada sekedar masalah Sarah_Abimana.
Ya, bayangkan saja, seseorang yang ingin sekali kau dipecat dari pekerjaanmu, seseorang yang membuatmu mengundurkan diri sebelum masa kerjamu habis, tiba-tiba mengatakan bahwa ia ingin bersama.
Tidak tahu bagaimana dengan jalan pikirannya. Apakah ia mengalami demensia hingga tidak bisa tidur hingga memutuskan sesuatu yang aneh seperti ini? Apa kepalanya terbentur saat ia mengumpati sesuatu yang tidak sesuai keinginannya?
Benar, memahami perempuan adalah pekerjaan yang sulit sekali di lakukan, bahwa kamus untuk hal satu ini pun kurasa tidak tersedia dimuka bumi, karena tidak ada satu pun yang bisa melakukannya.
Ia mengobrak-abrik hidupku dengan seenaknya. Dimana ia memiliki keberanian seperti itu? Apakah, setiap anak orang kaya bebas melakukan sesuatu semau-mau mereka sendiri. Tidak peduli bagaimana pendapat orang yang bersangkutan tentang diri mereka.
Aku bisa saja menolaknya jika itu hanya Kamila. Tapi Subroto Abraham? Lelaki yang memiliki kekayaan dan kekuasaan, bagaimana bisa aku menolaknya. Bisa saja ia menghancurkan hidupku dengan sekali membalikkan telapak tangan. Bukankah itu mudah.
Semua mudah jika memiliki uang dan kekuasaan. Terlebih kalimat tadi, halus tapi penuh penekanan. Sebagai orang yang pernah bekerja lama pada mereka, aku tahu sekali bagaimana beliau memperlakukan anaknya. Tidak membiarkan anaknya salah langkah karena menyayanginya.
Ia selalu bersikap tegas, tapi tidak pernah memberikan hukuman. Karena bekerja padanya, aku tahu sebenarnya lelaki yang Kamila sebut Flo tidak menikah karena keinginannya sendiri. Tapi karena ancaman yang didapatinya karena mendekati putri tunggal seorang Ayah yang kaya raya.
Bisa saja nasibku seperti Flo jika berurusan langsung dengannya, atau malah aku lebih parah. Mengapa masalah hidup selalu datang silih berganti seperti skenario yang sudah disusun rapi sedemikian rupa.
Aku sebenarnya tidak peduli jika itu hanya melibatkan ku sendiri. Tapi ibu dan adikku. Adakah jaminan mereka akan aman jika aku melakukan sesuatu keluar dari batasan yang mereka buat?
Mungkin bagimu aku membesar-besarkan masalah, padahal menurutmu, aku hanya perlu tinggal menerima dan mengikuti saja setiap alur yang disiapkan. Tapi sungguh, semuanya tidak semudah itu. Ada hal-hal yang tidak kamu tahu, aku pun tidak.