Tirta Jayakusuma

Hari Senin.

Hari pertama minggu ini.

Kampus pagi ini sudah banyak mahasiswa yang nongkrong di seputar kampus.

Di basecamp WanaHardi,

Bayu, Tia, Nani, Adnan sudah nongkrong disana, juga anak anak anggota yang lain.

Tampak juga Faiza, Alex, Jon dan senior lainnya.

Mereka bergerombol sibuk berbicara dengan rekan rekan yang berdekatan.

"Tirta kok belum dateng ya?", Bayu melemparkan pertanyaan pada kawan-kawannya.

"Ah biasa aja, Tirta kebiasaan agak telat", Tia menanggapi.

"Dinda juga belum dateng kok" Adnan nyeletuk.

"Mungkin mereka janjian buat terlambat". Bayu membahkan.

Mereka sibuk menerka-nerka kenapa Tirta dan Dinda agak terlambat pagi itu.

Beberapa saat kemudian dari arah tempat parkir kampus, terlihat Tirta berjalan berdampingan dengan Dinda, terlihat wajah Dinda yang Riang sambil menunjuk kearah basecamp, entah apa yang dibicarakan pada Tirta, yang jelas , dia kelihatan bersemangat.

Tidak terlihat sama sekali kakinya yang terkilir atau tubuhnya yang cedera karena peristiwa kemaren.

Ternyata juga para mahasiswa yang ada di sekitarnya serempak memandang ke arah Tirta dan Dinda.

Tampaknya berita tentang peristiwa pertarungan antara Tirta dan Aldi sudah menyebar ke seantero penjuru kampus!

Mereka berbisik-bisik, membicarakan Tirta.

Mereka tidak menyangka, pemuda yang kurus dan agak jangkung yang merupakan anak baru tersebut berani melawan Aldi dan bahkan bisa bertarung dengan sama kuatnya.

Tirta juga mulai merasa bahwa pandangan mereka ditujukan pada dirinya, sehingga dia segera menundukkan kepalanya dan melangkah lebih cepat ke arah basecamp WanaHardi.

Dinda yang tadinya berjalan berdampingan dengannya jadi tertinggal beberapa langkah di belakang, sehingga dia agak berlari kecil mengejar Tirta.

"Tunggu dong Ta, jangan cepet-cepet jalannya!" seru Dinda.

Beberapa gadis di bawah pohon angsana yang rindang sedang mengamati Tirta. dan bergunjing dengan temannya

"Tuh cowok yang namanya Tirta, yang bersama gadis tuh!" seorang gadis menunjuk ke arah Tirta..

Gadis di sebelahnya segera menanggapi,

"Lumayan ganteng juga ya, agak kerempeng sih, tapi wajahnya teduh, dan cool keliatannya" .

"Itu kan cowok yang dulu ikutan menyanyi sewaktu malam inagurasi kan? " celetuk gadis lainnya lagi.

"Hooh. hebat juga tuh cowok" celetuk gadis yang lainnya lagi.

Begitulah banyak gadis-gadis yang kagum juga banyak cowok-cowok yang iri dengan ketenaran Tirta sekarang ini, di lingkungan kampus mereka.

Sesampainya di basecamp WanaHardi, Bayu dan para sahabatnya yang sudah berharap kedatangan nya segera menyambutnya.

"Jam segini baru nongol, lagian membawa bawa anak gadis orang! apa gak kawatir di cari yang empunya gadis apa!" Bayu langsung menggoda Tirta dan Dinda yang barusan sampai..

"Iya nih, ngapain anak gadis orang kamu bawa-bawa Ta" Tia menyahut.

Mendengar candaan ini Tirta langsung menyahut.

"Maaf prends, tadi nyamperin Dinda dulu jadi ya agak terlambat".

"Iya , tadi aku minta Tirta ke rumahku dulu, biar bisa barengan ke kampus" Dinda juga menjawab pertanyaan kawan-kawannya.

"Besok aku juga mau minta Tirta jemput aku ahh" seru Nani.

"Aku juga" seru Bayu..

"Eh kok malah pada minta aku nyamperin kalian semua sih " protes Tirta.

"Ini kan karena Dinda masih dalam masa sakit jadi aku bersedia nyamperin. kalo kalian mau aku antar jemput gak papa yang penting ada ongkos nya, paling gak ya .. cukup buat bensin dan makan minum sampai kenyang di pak Geger lah" jawab Tirta.

"Wah itu sih pemerasan habis" seru Tia.

"Yang mampu mentraktir kayak gitu sih Dinda doang", Bayu yang menanggapi.

"Iya Tirta memang sengaja pasang tarif tinggi biar gak ada yang kuat nyewa dia, biar dia bebas antar jemput Dinda,, cie cie..". Tia memanas manasi suasana.

Dinda yang namanya disebut hanya tersenyum-senyum saja. Hatinya senang dengan candaan kawan-kawannya.

Memang tadi pagi Dinda yang meminta Tirta menjemput nya dan kekampus bareng. Awalnya Tirta agak keberatan, tapi ketika dia mengatakan kalo kakinya yang terkilir kemaren masih agak sakit, barulah Tirta bersedia menjemputnya.

Dinda bahagia sekali pagi itu, sebenarnya kakinya sudah sembuh sama sekali, sudah tidak terasa sakit dan berjalannya pun sudah normal. Tirta ke rumah Dinda dengan mengendarai motor milik adik nya yang sama bututnya dengan motornya.

Sampai di rumah Dinda, Dinda sudah berdiri di depan gerbang rumahnya. Pagi ini wajahnya cerah sekali, senyumnya berkali-kali mengembang menandakan hatinya yang berbunga bunga. Penampilannya elegant khas penampilan gadis kampus, kaus putih bersih di padu celana jeans ketat warna biru, sungguh penampilan yang trendy kas penampilan gadis-gadis kampus jaman now apalagi didukung tubuh tinggi semampai dan ramput panjang nya, sungguh penampilan yang luar biasa!!

Tirta yang menghentikan motor tepat si depannya sampai melongo di buatnya, bukannya dia mata keranjang. Tapi penampilan Dinda kali ini, membuatnya tidak bisa berkedip dibuatnya .

"Hei Ta , jangan melongo kayak gitu ah" seru Dinda. Tirta segera menundukkan pandangannya. Dia malu ketahuan memandangi Dinda seperti itu

"Maaf Din, habis nya kamu cantik sekali sih" jawab Tirta lirih.

Dinda semakin bahagia mendengar jawaban Tirta.

"Benarkah aku cantik Ta? Dinda menegaskan lagi .

"Iii iya Din" jawab Tirta terbata bata ..

"Ya udah ayo berangkat, Dinda segera membonceng di belakang Tirta.

Tirta langsung memacu motornya kearah kampus.

Dalam perjalanan Dinda tanpa malu lagi memeluk Tirta dari belakang, kepalanya di senderkan di punggung Tirta, akibatnya konsentrasi mengendarai motor Tirta menjadi pecah, dadanya berdegup dengan kencang, beberapa kali dia menginjak rem dengan keras karena motor oleng dan kurangnya konsentrasi. Dinda juga merasakan jalannya motor tidak normal, tapi dia tidak memperdulikannya, pikiran hanya menikmati memeluk Tirta dari belakang saja dan menikmati bau khad cowok yang kecut masam.

"Apa benar aku cantik Ta?" bisik Dinda si sela sela perjalanan mereka".

Tirta mengiyakan .

"Cantikan mana sama kak Faiza?" tanya Dinda.

" kalian sama-sama Cantik kok" jawab Tirta sekenanya.

***

Basecamp WanaHardi.

Iza hanya bisa memandang dari dalam basecamp keseruan yang berlangsung didepannya, dalam hatinya dia merasa ada rasa tidak suka ketika Tirta bersenda gurau dengan Dinda. mungkin kalau Dinda tidak cantik dia tidak akan segalau ini hatinya. Tapi ini Dinda, sahabat Tirta yang cantik dan penuh pesona bagi para pemuda!

Dia berusaha menahan diri, walau hatinya bergelora..dan hatinya agak tentram juga, karena Tirta juga tidak berlebihan dalam menghadapi para gadis yang mengerubutinya karena sekarang ini Tirta seperti seorang pahlawan di mata para mahasiswa baik cowok maupun cewek.

Pagi itu anak-anak Wanahardi memang sengaja berkumpul di basecamp. Mereka ada yang sengaja bolos di kuliah pagi, atau sengaja Datang ke kampus hanya sekedar kumpul sama teman-temannya.

Hari itu Tirta dan teman temannya hanya ada satu mata kuliah pada siang hari.