NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:44.9k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 ~

Radit duduk diantara Lena dan Dio, ketiganya sama-sama bungkam. Tentu saja kesedihan yang dirasakan oleh Radit dan Dio, sebagai sahabat dan saudara kandung. Berbeda dengan Lena, karena ia memikirkan apakah yang ditugaskan rumah sakit untuk melakukan proses otopsi jenazah Deo, dirinya atau bukan.

Dio dipanggil oleh Zul untuk mengisi beberapa dokumen, pihak kepolisian masih berada di sana. tidak lama Karta datang lalu menepuk bahu Radit.

“Kenapa jadi begini sih,” gumam Karta lalu duduk di samping Radit.

“Memang sudah takdir,” sahut Radit pelan.

“Tapi bukan dibunuh hantu Mirna ‘kan?” tanya Karta lirih, tapi bisa didengar oleh Radit dan Lena yang langsung menoleh.

“Intinya memang karena takdir,” ujar Lena lalu berdiri. “Aku balik ke ruangan, istirahat di sana.”

“Hm, perlu diantar?”

“Nggak usah, sudah mau subuh kok.”

Radit menatap punggung Lena yang perlahan menjauh dan terkejut karena panggilan Karta juga kehadiran Zul yang berjongkok tidak jauh dari hadapannya sambil menyulut rokok.

“Lo ada hubungan sama dokter itu?” tanya Karta.

“Ada,” sahut Zul dan Radit hanya berdecak pelan. “Cinta tumbuh di kamar jenazah, romantis-romantis horor,” ejek Zul lalu terkekeh.

“Bae-bae, jangan kayak Deo,” ujar Karta lirih dan langsung mendapat tepukan di punggung dari Radit.

“Astagfirullah Karta, mulutnya sudah melebihi seramnya film horor.”

“Eh, tapi Dit. Kalau gue boleh jujur, baru sama lo gue ngerasain gangguan ekstrem. Sebelumnya paling Cuma suara dan tiba-tiba merinding.”

Apa yang dikatakan Zul ada benarnya, karena baru kali ini Radit merasakan gangguan mistis. Tepatnya setelah dia bekerja di kamar jenazah walaupun pemicunya adalah kematian Mirna yang sempat naik motor milik Radit sebelum meninggal.

“Udah beres?” tanya Radit yang sudah berdiri karena Dio menghampirinya.

“Sudah, tinggal tunggu hasil otopsi untuk kelanjutan laporan kepolisian. Saya pulang dulu,” pamit Dio begitu pun pihak kepolisian sudah meninggalkan tempat itu.

“Lo nggak balik?” tanya Radit pada Karta.

“Nggak, bareng lo aja. Kita nanti takziah ke rumahnya Deo?”

“Takziah gimana, kalau jenazahnya ada di sini,” sahut Radit lalu bersandar pada kursi yang ia duduki dan memejamkan mata.

***

Pihak keluarga menginginkan proses otopsi dilakukan dengan segera, terutama Papi Deo. Ingin segera mendapatkan hasil dan jawaban siapa yang sudah membunuh putranya. Saat proses otopsi, Karta dan Radit berada di area kamar jenazah. Hanya saja agak jauh, karena bukan pihak keluarga.

Ada dua orang dokter yang bertugas, termasuk Lena. Setelah selesai, jenazah dikondisikan dan dibawa pulang untuk dimakamkan. Karta ikut bersama Dio, sedangkan Radit masih berada di rumah sakit. meskipun ia banyak tanya pada Lena hasil otopsi, tapi wanita itu bungkam karena bersifat rahasia.

“Ayo,” ajak Lena melihat Radit masih menunggunya.

“Sudah beres?” tanya Radit.

“Hm. Laporannya sudah diterima pihak kepolisian.”

 Radit dan Lena mendatangi kediaman orangtua Deo, ternyata jenazah belum dimakamkan baru selesai disholatkan. Ucapan bela sungkawa disampaikan Radit pada Dio, berbarengan dengan kedatangan pihak kepolisian.

Hanya keluarga inti yang mendengarkan penjelasan hasil otopsi dan laporan tidak bisa dilanjutkan. Terdengar tangisan dari Mami Deo, lalu perintah untuk segera memakamkan.

“Kenapa?” tanya Karta saat Dio menghampiri.

“Deo dinyatakan meninggal karena kecelakaan atas kelalaian sendiri. Sesuai hasil otopsi dan rekaman cctv, tidak ada yang naik ke lantai tiga kecuali … Deo.”

Radit dan Lena hanya bisa saling tatap. Meskipun wanita itu ingin sekali menyampaikan apa yang dia saksikan pada jenazah Deo juga kesamaan dengan jenazah Mirna. Luka di dahi dan di leher kedua jenazah itu hampir sama, mungkin Mirna memang membalaskan dendam sesuai dengan yang dia alami.

Menyaksikan proses pemakaman Deo, karena terlalu sore bahkan hampir maghrib saat proses selesai. Setelah keluarga dan pengantar mulai meninggalkan pemakaman. Radit berjongkok di pusara Deo, begitu pun dengan Karta. Keduanya menunduk dan sempat mengusap air mata, bagaimanapun mereka bersahabat sejak masih di bangku SMA.

“Lo udah tenang, sob,” ujar Karta ditujukan untuk Deo.

“Ayo, pulang. Sudah maghrib”, ajak Lena menepuk bahu Radit.

Karta sudah berjalan lebih dulu, Lena kesulitan mencari area yang tidak becek karena siang tadi sempat turun hujan. Pandangannya tertuju ke suatu arah, gegas ia menarik tangan Radit membuat pria itu menoleh.

“Lihat itu,” tunjuk Lena. “Kamu lihat ‘kan?”

Radit mengangguk, tatapannya tertuju ke arah yang ditunjuk Lena. Mereka melihat sosok Mirna dan … Deo. Sangat jelas, meskipun tatapan keduanya terlihat sendu.

“Mereka sudah tenang dan akan kembali ke tempatnya berasal,” ujar Lena.

Perlahan kedua sosok itu hilang. Radit menatap sekeliling dan menyadari sudah gelap. “Ayo, nanti malah muncul sosok yang lain.”

1
kak agusaja
pulang tanpa pamit ya dit..🤣🤣🤣
kak agusaja
gatel hantunya,,org mandi pun diikutin
Lea_Rouzza
hii sereem toor
Ila Latifah
ahirnya tamat. aku nungu novel yg lain. ga mau baca horor🤣🤣🤣
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Fatimah Ziyadatul Khair
seru ceritanya. semoga segera nelurin cerita horor baru lagi. semangat kak othor
Vita Liana
cerita baru lagi dung kak hehe
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣bukanya seneng tapi senep tiap hari liat hantu
Zuhril Witanto
astaghfirullah...
Zuhril Witanto
itu balasan untukmu Deo ..karna kamu gak mau mengakui dan gak bertanggung jawab
Zuhril Witanto
dan aaaaas.....
Zuhril Witanto
jelas2 Deo salah masih aja ngelak...biar aja di bawa
Zuhril Witanto
hantune ngeyelan
Zuhril Witanto
deg degan
Zuhril Witanto
motor Radit kan di pinjem Deo waktu itu
Zuhril Witanto
🤭🤭 ngarep
Zuhril Witanto
tuh hantu maksa banget
Zuhril Witanto
horor seru
Zuhril Witanto
ya ampun siapa yang nabrak
Zuhril Witanto
hantunya ikutan mandi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!