Pelabuhan Cinta Triple R

“Tidak! Apapun yang terjadi aku harus tetap mengatakannya hari ini!” Ryuga kembali membulatkan tekad dan mengumpulkan semua keberaniannya,“Ya, akhirnya tiba juga saat yang tepat untuk aku mengatakannya.”

“Papah! Mamah, aku ingin—

“Dr. Nathan!” panggil Zhea yang membuat Nathan langsung menoleh menatapnya.

“Hmm, ada apa Zhea?” tanya Nathan yang menyadari Zhea ingin mengatakan sesuatu.

Cup ….

“Terima kasih sudah menjadi penyelamat dan tempat yang nyaman untukku dikala ketakutan menguasai hati serta pikiranku,” ucap Zhea yang kini tersipu malu akibat ulahnya sendiri.

Belum selesai kemarahan Rayden dan Levi dengan sikap Jamie, kini keduanya kembali dibuat naik darah saat Zhea yang tiba-tiba mencium pipi Nathan. Semua orang pun sontak terkejut akan perbuatan berani Zhea yang mencium Nathan di depan semua orang, terutama Nathan sendiri yang menjadi korban serangan kecupan manis itu.

Berbeda dengan Ryuga yang tampak frustasi karena dia selalu gagal menyampaikan apa yang ingin dia katakan karena kelakuan kedua keponakannya itu.

“Ya, Tuhan! Begitu beratnya cobaan yang Engkau berikan pada hambamu ini. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka semua, tapi kenapa selalu saja ada yang mengacaukannya.” Ryuga sudah benar-benar geram sekarang. Belum lagi drama saling menyalahkan yang dilakukan Ayah dan menantunya itu pada Will.

“Ya Tuhan, Zhea apa yang kau lakukan?” Zhia, Ashlyn dan Lucia sudah memekik tak percaya.

Sementara Rayden malah menyalahkan Will dengan berkata, “Will, apa yang telah putramu lakukan pada cucuku, Hah? Astaga, jangan katakan kalau putramu menggunakan guna-guna untuk memikat cucuku ‘yah!”

“Benar! Nathan, jika kau ingin bersama dengan putriku kau harus menghadapi aku dulu sebagai ayahnya,” imbuh Levi yang membuat Will dan Nathan menjadi terpojok, keduanya pun tidak tahu harus berkata apa. Terlebih sekarang Jaydon, Luca, Felix, Rayga dan Regis mulai ikut mencecar keduanya dengan berbagai pertanyaan dan tuduhan.

“Grandpa! Daddy dan kalian semua tolong hentikan. Zhea hanya ingin mengucapkan terima kasih saja!” seru Zhea berusaha menghentikan semuanya, tapi tetap tida dipedulikan sama sekali.

“Astaga, kenapa menjadi seperti ini,” gumam Zhea yang tidak mengira hanya karena sebuah kecupan keluarganya sampai seheboh ini.

“Tidak bisa dibiarkan lagi! Kesabaranku sudah habis sekarang! Aku akan langsung mengatakannya saja.” Ryuga meneguhkan niatnya dalam hati.

Dan yaa … Tidak selesai sampai di situ kejutan yang dihadapi oleh seluruh anggota keluarga Xavier. Puncak kejutannya adalah ketika Ryuga berkata dengan lantang, “Pah! Mah, Ryuga ingin segera menikahi seseorang!”

“Apa lagi yang bocah ini katakan,” gumam Felix yang mengira itu hanya sebuah candaan untuk mengalihkan perhatian semua orang.

“Memang siapa wanita yang mau denganmu, Hah?” tanya Rayden yang mengira putranya memang tengah bercanda.

“Aku ingin menikahi Dr. Olivia, Pah!” ungkap Ryuga penuh keyakinan.

“APA?”

Sontak semua orang pun berseru tak percaya, tubuh Rayden bahkan hampir saja pingsan karena terlalu banyak mendapat kejutan dari anak dan kedua cucu kembarnya. Kini perhatian semua orang pun tertuju pada Ryuga, mereka mencecar Ryuga dengan banyak pertanyaan mengabaikan kecupan si kembar Shea dan Zhea.

“Tuh ‘kan benar! Ryuga memang menyukai Dr. Olivia sejak awal!” Regis yang pertama kali berseru penuh semangat, karena dugaannya selama ini tidak pernah meleset. Kakak kembarnya itu memang terlihat sangat menyukai Olivia, bahkan tatapan matanya sudah bisa menjelaskan semuanya.

“Aku awalnya juga mengira seperti itu, tapi siapa sangka kalau kau benar-benar menyukainya.” Luca pun sama tak percaya dengan yang lainnya, mengingat Ryuga yang di dekati wanita saja takutnya seperti di dekati oleh hantu Valak.

“Hai, kau benar-benar menyukainya atau hanya sebatas rasa kasihan—”

“Rayga, jaga mulutmu kalau bicara!” Perkataan Rayga seketika terhenti oleh ucapan dan tatapan Mamah Zhia yang lebih menyeramkan dari tatapan iblis.

“Ba-baik, Mah! Maafkan mulutku yang tidak berguna ini,” ucap Rayga yang langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Kalau Mamah Zhia sudah mode marah seperti itu, Rayden saja bahkan tidak berani bicara lagi. Seketika suasana pun terasa hening. Jaydon dan Felix yang berniat ingin ikut menggoda Ryuga pun langsung mengurungkan niatnya sebelum mereka berdua ikut kena semprot kemarahan Nyonya Zhia.

“Ryuga, Mamah tahu kau sudah lama menyukai Dr. Olivia. Sekarang Mamah hanya ingin memastikan satu hal akan keputusanmu ini yang ingin menikahinya,” ujar Zhia yang kini nada bicaranya sudah kembali lembut seperti semula.

“Kau tahu sendiri ‘kan apa yang telah terjadi padanya. Saat ini dia bahkan tengah mengandung hasil dari kejadian malam itu,” ujar Zhia yang mencari kata-kata yang tepat, “Bukannya Mamah tidak setuju kau untuk menikahi atau tidak ingin merestui kalian. Hanya saja apa kau yakin bersedia menerima kekurangan dan kelebihannya saat ini? Mamah hanya tidak ingin putra Mamah sendiri ikut menyakitinya.” imbuh Mamah Zhia yang ternyata mengkhawatirkan Ryuga dan Olivia disaat yang bersamaan.

“Ryu, sangat yakin untuk menikahinya, Mah! Ryu, akan menerima apapun yang ada pada Olivia. Ryu, juga sama sekali tidak peduli tentang kejadian itu dan akan menerima anak yang saat ini dalam kandungan seperti anak Ryu sendiri. Ryu sangat tulus mencintainya, Mah!” ungkap Ryuga yang sudah membulatkan tekadnya untuk menikahi Olivia.

“Mamah tahu kau sangat mencintainya! Tolong jaga, Olivia dengan baik dan bahagiakan dia seumur hidupnya ‘yah, Sayang!” ujar Zhia yang sudah pasti merestui keinginan putranya itu.

Ingat, Zhia bahkan sudah berniat untuk menjodohkan salah satu putranya dengan Olivia. Siapa sangka Ryuga akan lebih dulu menyampaikan keinginannya untuk menikahi Olivia bahkan didepan seluruh anggota keluarga.

“Ryu, putraku! Kami semua pasti akan mendukung keputusanmu ini. Jadi, kapan kau ingin melamarnya? Papah akan menyiapkan semuanya untukmu,” ujar Rayden yang sama sekali tidak keberatan, dia bahkan mendukung keputusan Ryuga. Sebab dia dan Zhia juga sudah sering merencanakan perjodohan untuk keduanya.

“Tunggu dulu!” sela Lucia yang akhirnya angkat suara, “Sejak kapan kau menyukai Dr. Olivia? Padahal selama ini Kakak lihat mukamu selalu datar dan dingin setiap bertemu dengannya?” cecar Lucia yang penasaran adiknya mulai jatuh cinta pada rekan kerjanya, sekaligus anak didiknya secara tidak langsung di rumah sakit.

“Hehehe, sejak kakak memperkenalkannya dengan kami. Selama ini aku memendamnya karena situasi keluarga kita yang harus berhadapan dengan musuh. Aku tidak ingin dia kenapa-napa, jadi aku hanya memendam perasaan ini sampai semuanya selesai. Tapi pada akhirnya dia—”

“Baiklah, Kakak mengerti sekarang! Kau tidak perlu menjelaskannya lagi. Jadi, kapan kau ingin melamarnya? Apakah kau sudah menyiapkan cincinnya?” potong Lucia yang secara tidak langsung dia ingin mengatakan bahwa dia juga merestuinya.

“Terima kasih, kalian semua mau merestui dan mendukung keputusanku ini!” ucap Ryuga yang menangis terharu dengan kelapangan hati keluarganya.

Bersambung, ....