EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
FB: Erna Liasman
IG: Erna Less22
Melisa adalah agen rahasia yang terkuat, sayangnya ia malah mati di tangan sang kekasihnya karena atas perintah ketua agennya.
Namun, ia di beri kesempatan kedua hidup di tubuh seorang wanita lemah yang mati akibat jatuh dari tangga.
Di saat kesempatan kedua ini lah ia pun membalaskan dendamnya kepada kekasih dan ketua agen rahasia itu, dan juga membalas mereka yang menyiksa pemilik tubuh yang ia tinggali itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana hubungan ia dan sepupunya? Yuk simak kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Grameisya menatap wanita itu dengan saksama.
Wanita itu terlihat menyunggingkan senyumnya.
'Ck! Dia ini bukan orang baik-baik, entah apa tujuannya?' batin Grameisya.
Grameisya mendekati Adinda sambil tersenyum.
"Hay Tante," sapa Grameisya mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Adinda.
Akan tetapi tangan Grameisya sengaja menjatuhkan minuman di atas meja membuat minuman itu tumpah membasahi baju Adinda.
"Aauuuuuuuu!" teriak Adinda yang langsung berdiri.
"Eh maaf Tante, aku enggak sengaja," ucap Grameisya menarik tangannya.
Adinda terlihat marah, kemudian dalam sekejap ia berubah menjadi wanita manis.
"Tidak apa-apa kok," ucap Adinda tersenyum.
'He-he-he,' Grameisya tersenyum.
"Maafkan Grameisya ya Adinda, dia nggak sengaja," ucap Deval menyeka air di baju Adinda dengan tissue.
"Iya, nggak masalah kok," jawab Adinda tetap tersenyum.
"Oh ya, Tante mau pake baju ku? Mungkin ada yang muat," tawar Grameisya.
"Tidak usah, aku tidak bisa pakai baju orang," tolak Adinda.
"Ayolah, ayo ke kamar ku. Tante pasti suka," ucap Grameisya menarik tangan Adinda untuk menuju kamarnya.
Kakek Andes tersenyum melihat jika Grameisya mungkin akan menerima Adinda sebagai ibu sambungnya.
Sesampainya mereka di kamar, Grameisya menutup pintu kamarnya.
"Ternyata kamu sengaja menumpahkan air minum itu ke baju ku? Kamu tahukan harga baju ini sangat mahal!" ucap Adinda.
"Ck! Sudah ku tebak, kau memang nenek lampir, katakan apa tujuan mu masuk ke keluarga ini?" tanya Grameisya berdiri tidak jauh dari Adinda sambil melipat tangannya.
"Memangnya kenapa? Kau itu hanya anak kecil, mana tau urusan orang dewasa," jawab Adinda duduk di ranjang Grameisya sambil mengibaskan rambutnya yang panjang ke belakang.
Grameisya terkejut melihat tanda di anting Adinda.
"Kau ... kau agen rahasia?" tanya Grameisya terbelalak.
Adinda terbelalak. "Dari mana kau tahu?" tanya Adinda yang langsung berdiri.
"Katakan, siapa nama samaran agenmu?" tanya Grameisya mendekat penuh dengan emosi yang meluap-luap.
"Kau ini! Katanya dulu kau tahu dari mana?" Adinda balik bertanya.
"Tidak perlu kau tahu dari mana! Di mana ketua agen sekarang!" bentak Grameisya memegang kedua bahu Adinda.
"Kau ini? Siapa kau sebenarnya?" tanya Adinda juga itu panik. Suasana di kamar itu menjadi mencengkram.
"Katakan di mana ketua agen sekarang!" teriak Grameisya dengan nada tinggi.
"Aku tidak tahu dia di mana, aku belum pernah bertemu dengannya," jawab Adinda.
"Apa kau adalah bawahan Kino?" tebak Grameisya.
"Kau ... kau kenapa bisa tahu semua itu? Kau juga adalah agen rahasia?" tanya Adinda.
"Itu bukan urusan mu! Katakan benar atau tidak!" bentak Grameisya dengan mata memerah.
"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu! Kau jangan tanya padaku lagi!" Adinda ingin berbalik badan pergi dari kamar Grameisya.
Akan tetapi Grameisya menarik baju Adinda dengan kuat, lalu melemparnya ke atas ranjangnya.
"Kau sangat kuat, itu artinya kau juga agen," ucap Adinda.
"Bukan urusan mu! Katakan apa saja yang kau tahu di dalam markas agen rahasia dan katakan dengan jujur apa tujuanmu masuk ke dalam keluarga ini!" ucap Grameisya menindih tubuh Adinda dengan suara mengeram.
"Aku tidak akan memberi tahumu! Kau cari tahu saja sendiri," ucap Adinda menarik tangan Grameisya lalu memutar tubuhnya.
Grameisya ingin menggapainya, akan tetapi Adinda lari lewat jendela dan terjun ke bawah.
"Sial!" Grameisya pun terjun kebawah dan mencari kemana Adinda kabur.
"Sial! Dia hilang ke mana?" tanya Grameisya tidak mendapati kemana Adinda pergi.
"Akh! Tubuh ini sangat lemah, tapi tidak apa, selagi dia dan keluarganya mengenali keluarga Andes, aku bisa mencari tahunya," ucap Grameisya.