NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9

Setelah beberapa saat, ibu Asher mengatakan bahwa dia harus kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Beliau menawari Kannita untuk membantunya, "apa kamu suka masak? Mau membantu ibu buat masak makan malam hari ini, Kannita?" tanya Aster dengan ramah.

Yang ditanggapi dengan anggukan antusias oleh Kannita. "Wah, serius boleh, bu? Mau dong bu, Nita mau bantuin," jawab Kannita dengan senyum sopan.

Mereka berdua pergi ke dapur dan mulai mempersiapkan makan malam bersama. Selama kegiatan memasak tersebut, Kannita merasa semakin nyaman dengan ibu Asher dan dalam sekejap merasa lebih dekat dengan keluarga Asher.

"Emang mau masak apa Bu sekarang?" tanya Aster menatap intens kearah Kannita yang mengerutkan keningnya. Beliau tampak berpikir sejenak. "Um... menurut kamu enaknya masak apa?"

"Aduh bu, kalo menurut Nita sih kurang tau bu, emang biasanya apa?" tanya Kannita bingung.

"Kalo masak kesukaan Asher gimana?" tawar Aster.

"Emang Asher sukanya apa?"

"Loh, masa kamu enggak tahu? Katanya Asher kamu pernah bikin dia bekel?" ucap Aster sembari menyiapkan beberapa peralatan untuk memasak.

"Iya pernah Bu, tapi apa hubungannya?" tanya Kannita semakin bingung. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nah, setiap apapun yang kamu masak, itulah yang disukai sama dia," jawab Aster dengan tenang. Tangannya sangat cekatan untuk mengambil beberapa bahan masakan dan sudah menatap rapi bahan-bahan yang dibutuhkan beserta alat-alatnya.

Kannita memiringkan kepalanya, "maksudnya?"

"Asher itu, suka makan apa aja, asal bukan yang banyak minyaknya aja sih," jawab Aster mengayomi, agar Kannita tidak semakin bingung.

"Kalo yang lain?" tanya Kannita lagi.

"Sama aja," jawab Aster singkat.

"Kalo bikin sop bakso sama capcay gimana, Bu?" usul Kannita yang langsung diangguki oleh Aster.

"Boleh juga, oh ya sama goreng tahu sama tempe biar gak terlalu simple gitu," ucap Aster sembari menghidupkan kompor gasnya, lalu mulai menggoreng tahu dan tempe.

Kannita yang tidak mau kalah ikut membantu memotong daging dan sayuran menjadi beberapa bagian lalu kemudian mencucinya di wastafel. Tangannya dengan telaten mengerjakan satu per satu tugas yang diberikan.

Sekitar satu jam kemudian, makanan sudah siap. Terlihat sudah ada ayah Asher yang bernama Gabriell, adik perempuan Asher yang bernama Gabriella dan Asher yang sudah menunggu dengan tenang di meja makan. Aster muncul membawa makanan yang akan di hidangkan dan dibantu oleh Kannita, Asher yang melihat itu terkejut dan seketika berdiri dan ikut membantu begitu pula dengan Gabriell dan Gabriella.

Setelah makan malam selesai, Asher mengantarkan Kannita pulang. Di dalam perjalanan pulang, mereka berdua berbicara tentang pertemuan mereka dengan ibu Asher.

"Gue seneng banget ibu gue bisa suka sama lo," kata Asher dengan senyum tipis.

"Apalagi gue, jujur gue gak nyangka banget beliau bisa suka sama gue. Gue juga seneng bisa ketemu sama keluarga lo," kata Kannita sambil tersenyum.

Sepeda motor milik Asher membaws Kannita berjalan-jalan di sepanjang jalan utama kota yang ramai. Mereka tertawa dan bercerita, menikmati suasana malam yang menyenangkan. Penuh dengan canda tawa yang didukung oleh suasana kota yang penuh dengan kerlap-kerlip.

"Nit, mau mampir buat beli sesuatu ga? Mumpung masih disini, soalnya daerah ini ada banyak pedagang kaki limanya," ajak Asher sambil menunjuk ke arah pedagang kaki lima yang terlihat di kejauhan.

"Hm... boleh deh, Ash. Gue mau beli martabak telor sama bakso enak kayaknya," jawab Kannita dengan senyum ceria.

"Dih serius lo? Emang yang tadi belum kenyang?" ucap Asher terkejut.

"Itu mah tadi gue makan cuma dikit banget, maklum jaga image harus sopan dan makan dikit aja," jawab Kannita sembari mendengkus kasar.

"Gue do'ain nanti perut lo gak bengkak ya, Nit!"

Mereka memasuki kawasan pedagang kaki lima dan mulai mengeksplorasi berbagai macam makanan yang ada. Mereka mulai membeli apa yang Kannita ucapkan tadi.

"Disini yang jual ramah-ramah ya," kata Kannita sambil tertawa pelan setelah mengambil pesanannya ketika mengetahui harganya yang tergolong di murah sekali. Sangat cocok untuk dikantongnya.

"Suka-suka lo aja deh, Nit," sahut Asher cuek.

Setelah puas Asher dan Kannita mereka memutuskan untuk duduk-duduk santai di bangku yang ada di pinggir jalan yang ramai, tepat di dekat jembatan Ampera yang terkenal.

"Duduk di sini ternyata enak juga ya, gue jadi pengen nikmatin pemandangan kayak gini terus deh," kata Asher sambil menarik sebuah kursi untuk Kannita.

"Bener sih apa yang lo bilang barusan. Tempat ini bagus banget kalo malem kayak gini, beda banget kalo pas siang apalagi pas macet," ujar Kannita sambil duduk di kursi yang disediakan.

Mereka duduk bersama sambil menikmati pemandangan kota yang terhampar di depan mereka. Lampu-lampu kota menyala dengan indah, menciptakan suasana yang magis.

"Ash, makasih ya udah ngajak berkeliling dan ngajak gue ketemu sama keluarga lo," kata Kannita sambil tersenyum.

"Dih, pake makasih segala si Nita. Gue mah juga seneng kali bisa ngabisin waktu bareng lo. Menurut gue sih yang bikin hari ini istimewa tuh ya lo," balas Asher sambil tersenyum balik.

Ntah mengapa mereka merasakan salah tingkah dan mengalihkan pandangan ke arah depan. Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan yang menyenangkan. Suara gemericik air di sungai dan bunyi kendaraan yang melintas di jalan membuat suasana semakin tenang.

"Hm... menurut lo, apa lo percaya sama takdir?" tanya Kannita tiba-tiba, memecah keheningan.

Asher terkejut dengan pertanyaan Kannita, namun kemudian dia tersenyum. "Jujur sih gue gak tahu, Nit. Tapi gue percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Mungkin ada campur tangan Tuhan yang mengatur segalanya."

"Entahlah. Gue ngerasa penasaran aja sih," kata Kannita sambil menatap Asher dengan penuh makna.

Asher tersenyum dan mengangguk. "Aduh, lo mah apa-apa penasaran apa-apa pengen tau."

Mereka melanjutkan percakapan mereka, terus menikmati momen yang indah di tepi jalan Ampera. Suasana hangat dan kebersamaan membuat mereka semakin merasa dekat satu sama lain, menyadari betapa berharga setiap detik yang mereka habiskan bersama. Sesekali, mereka tertawa riang, menciptakan kenangan yang takkan terlupakan dalam petualangan mereka di kota ini.

Asher melihat arloji yang ada di tangannya, yang menunjukkan pukul 9:30 PM. Asher dan Kannita memutuskan untuk pulang setelah seharian penuh dengan kegiatan yang menyenangkan. Langit mulai gelap saat mereka melintasi jalan-jalan kota yang sepi. Sesampainya di rumahnya, Kannita langsung turun.

"Ash, makasih banget ya buat hari ini," ucap Kannita sambil tersenyum.

"Iya dih kayak apa aja lo," balas Asher dengan nada bercanda.

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!