Sistem Kekayaan Warisan Keluarga

.

.

Chris_Raynold itu..

Dia bahkan mengirim pesan langsung untuk Felix.

[Chris: Hi Felix, i’m chris] (Hai Felix, aku Chris)

[Chris: can i ask you a question?] (boleh aku bertanya padamu?)

[Chris: did your last name is your real last name?] (apakah nama belakangmu itu asli?)

[Chris: i mean, bc i we had the exact same last name, haha] (maksudku, karena kita memiliki nama belakang yang sama, haha)

Otak Felix seketika membeku. Keluar dari menu pesan, ia segera mencari informasi akun itu. Ternyata dia ada hubungannya dengan akun model kemarin yang bernama Zia_Raynold.

Dan ternyata Zia dan Chris sudah mengikuti akunnya juga.

Felix kembali mendongak pada teman-temannya yang sedang bercanda itu.

“Eum.. Lianna, Jini.. boleh aku bertanya?”

“Boleh!” Jini

“Apa?” Lianna

“Apa kalian tau sesuatu tentang Raynold? Maksudku, itu nama belakang” tanya Felix

“Siapa yang tidak tau mereka? Itu adalah nama keluarga besar yang memiliki bisnis terbesar dunia” jawab Jini

“Benar, Bahkan keluargaku juga ingin sekali memiliki kerja sama dengan mereka.. mereka itu seperti jauh dan sulit untuk dijangkau, tapi Yue beruntung sekali bisa berteman dengan putri bungsu mereka karena mereka menjadi model dari brand yang sama” Lianna menambahkan.

“Apa sehebat itu?? Kalau Chris kalian kenal?” tanya Felix lagi

Jini dan Lianna kompak mengangguk.

“Tentu saja! Dia sangat tampan!” Jini

“Dia juga hot dan sexy!” Lianna

“Blackwolf Group kan? Aku saja tau Lix” Handika ternyata juga mengenal mereka.

“Chris sendiri sudah lulus sekolah di umur 15 tahun dan kemudian melanjutkan kuliahnya di Australia, dan sekarang dia membantu bisnis ayahnya yang sangat banyak dan besar itu! Oh, ayahnya juga sangat tampan... istrinya itu orang Indonesia lho, dan kabarnya dia sangat mencintai istrinya” kata Lianna penuh semangat.

“Istrinya cantik sekali! Tapi yang ku dengar dia sakit-sakitan entah karena apa...” sambung Jini.

“Menurutku sih, itu karena banyak wanita yang mengejar suaminya, ya maklum saja suaminya itu daddy material banget” Lianna

“Kamu bener.. anaknya juga mirip banget sama – eh, tapi Jini sukanya sama Felix kok, hehe” Jini buru-buru mengoreksi setelah melihat ekspresi Felix dan Handika.

Mereka memasang muka datar karena dua gadis itu semangat sekali membicarakan pria tampan dan seksi.

“Perempuan dimana-mana sama aja Lix,

jangan mengaharapkan mereka berdua” bisik Handika pada Felix, tapi meski berbisik Lianna dan Jini dapat mendengarnya dengan baik.

“Ih gak gitu! Jini gak gitu kok..” bantah Jini “Felix percaya Jini kan?”

“Aku juga lebih suka Felix kok.. aku juga gak kenal sama Chris” Lianna

“Aku tau, aku gak se hot dan se sexy itu.. aku juga gak punya uang” kata Felix dengan nada datar.

“Tapi.. gimana kalo aku punya nama belakang yang sama dengan mereka?” tanya Felix kemudian.

Jini dan Lianna berpandangan, lalu kembali menatap Felix tidak mengerti

“Itu mustahil Lix” celetuk Handika

Felix menghembuskan nafas lelah “Benar.. mustahil”

Lalu Felix kembali membuka pesan dari Chris dan membalasnya.

[Felix: idk] (Aku tidak tau)

[Felix: i don’t have family, i’m an orphan] (Aku tidak punya keluarga, aku anak yatim)

Tanpa Felix duga, Chris segera membalasnya. Felix pikir dia sibuk karena Lianna dan Jini bilang dia membantu bisnis ayahnya yang besar itu, tapi kenapa membalas pesannya secepat ini? Mungkin dia sedang iseng dan penasaran karena nama belakangnya.

Apa dia akan dituntut karena sembarangan memakai nama belakang?

[Chris: really? Where u from?] (Sungguh? Dari mana asalmu?)

[Felix: i’m from Indonesia](Aku dari Indonesia)

[Chris: i’m from Australia, wow we r close] (Aku dari Australia, wow kita dekat)

[Felix: um, i don’t think so] (um, aku pikir tidak)

[Chris: haha, i’m half Indonesia, my mother from Indonesia too] (Haha, aku setengah Indonesia, ibuku juga dari sana)

[Felix: yeah, ik. My friends told me, you’re famous] (ya, aku tau. Temanku mengatakannya padaku, kau terkenal)

[Chris: haha, not really](haha, tidak juga)

[Felix: sorry i have to leave, the teacher is coming] (maaf, aku harus pergi, gurunya sudah datang)

[Chris: okay, talk to you later] (baik, sampai nanti)

[Felix: okay, bye Chris]

[Chris: bye Felix]

Felix tersenyum, entah kenapa ia senang sekali berkirim pesan dengan Chris, meski dia anak orang yang sangat kaya dan hebat, sepertinya dia orang yang baik.

Tapi tidak mungkin Felix bagian dari keluarga itu. Chris juga tidak menanyakannya lebih lanjut, jadi..

Tidak mungkin, iya kan?

Seperti mimpi saja. Felix terlalu berkhayal, pasti nama belakang itu hanya kebetulan semata.

Guru yang mengajar kelas berikutnya telah datang, Felix menyimpan ponselnya dan mulai fokus dengan pelajaran.

***

Seperti saran Lianna dan Jini, Felix menemui Leon segera saat istirahat tiba. Felix tidak pergi dengan tangan kosong, karena Leon suka makanan manis.. maka Felix membawakannya brownies dan cookies buatannya.

Karena saat ini misi lebih penting. Takutnya

Felix tiba-tiba mendapat hukuman jika ia mengabaikan misinya lagi.

Jadi Felix menemui Leon di kelasnya, Leon masih kelas satu atau kelas 10. Banyak adik-adik kelas, terutama yang perempuan.. menatap Felix intens, membuat Felix tidak nyaman. Tapi akhir-akhir ini, setelah dia memiliki akun aiji hampir semua orang menatapnya seperti itu. Terutama yang perempuan.

Padahal dulu sepertinya tidak pernah begitu, di sekolah Felix yang dulu ada sih beberapa orang yang tertarik dengannya, tapi setelah tau Felix dari panti asuhan mereka pergi begitu saja.

GREP

Felix hampir jantungan saat tiba-tiba ada seorang gadis tidak dikenal datang memeluk legannya. Sepertinya kelas satu, dia dari kelas yang sama dengan Leon.

Gadis ini cantik, memiliki postur tinggi, badan ramping dan rambut hitam panjang bergelombang. Cantik sekali... mengingatkan Felix dengan Jini, dan penampilan gadis ini mirip dengan style Jini.

Atau mungkin ini hanya perasaan Felix saja? Ya ampun... berhenti memikirkan Jini dulu Felix.. fokus dengan apa yang harus kau kerjakan saat ini!

Felix berusaha melepas lengan gadis itu yang bergelayut manja pada lengannya. Bukan karena Felix tidak suka lengannya dipeluk begitu.. sebenarnya Felix suka, apalagi jika Jini atau Lianna yang melakukannya.

Tapi Felix tidak kenal gadis ini, tiba-tiba bertemu dan main peluk saja, kan aneh..

“Kamu.. siapa?” tanya Felix, masih berusaha melepas pelukan gadis itu karena dia juga tidak mau menyerah memeluk lengan Felix.

“Aku Stephany, panggil aja Fani.. aku suka kak Felix, kakak ikuti aku di Aiji dong!” pinta Fani “Aku juga punya pengikut yang banyak, gak kalah dari Jennifer”

Felix menyentak lengan Fani agar benar-benar terlepas darinya “maafkan aku tapi aku ada perlu dengan Leon, jika ada yang penting kirim pesan saja di Aiji oke?”

Segera saja Felix menemui Leon, dia juga dikerumuni banyak orang, tapi dia biasa saja dan wajah datar serta dinginnya itu terlihat keren sekali. Leon benar-benar tidak tergangu dengan semua itu.

“Oh, Felix!” Leon segera bangkit berdiri, merangkul bahu Felix lalu mengajaknya pergi. Mereka menuju atap, tempat yang sepi dan biasa di pakai anak-anak bandel untuk membolos.

Tapi sepertinya saat istirahat begini sepi

Karena kelas satu ada di lantai atas, jadi ke atap tidak membutuhkan waktu yang lama.

“Duduklah”

Felix tidak tau harus kagum atau bagaimana, tapi ternyata ada sofa dan meja panjang disana, bahkan tenis meja juga ada.

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Tentang

pertunanganmu dengan Yue?” tanya Leon

“Bukan.. bukan itu, ini eum.. aku ingin minta saranmu, karena – ku pikir aku akan menggunakan sebagian uangku untuk membeli saham” jawab Felix, dia tidak mau bertele-tele dan langsung pada inti pembicaraan saja.

Leon yang sudah membuka kotak makan

berisi brownies dan cookies yang Felix bawa langsung menoleh pada Felix, menatapnya tidak percaya.

“Saham?”

Setelah itu Leon malah tertawa terbahak-bahak, Felix sampai bingung dan takut suara tawa Leon akan membuat gedung yang mereka pijaki ini roboh.

Yah.. tidak akan roboh juga sih, ini hanya karena suara tawa Leon sangat kencang saja.

.

.