Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 27 : Markas Bandit Bukit Terjal
Wajah pria kurus sedikit buruk. Pemuda di depannya ini berkata ingin menghapus Bandit Bukit Terjal, meski dia berpikir itu hanya bualan, sebagai wakil pemimpin dia tidak bisa hanya diam.
"Nak, sebagai seniormu aku memperingatkan. Jagalah mulutmu, karena itu akan membawa kehancuran bila tidak kau gunakan dengan benar."
Zhou Fan hanya diam, beberapa orang tidak pantas dianggap senior. Terlepas dari umur, sikap merupakan patokan utama dalam penilaiannya.
Sementara beberapa orang yang menyaksikan dari awal kejadian, berusaha untuk menjauh, tapi mereka terlalu pemasaran untuk keluar dari kedai.
"Hei... Aku berbicara kepadamu." Pria kurus menunjuk Zhou Fan dengan golok, tapi tetap saja tidak membuat pemuda itu bereaksi.
Tentu saja itu memancing amarah pria kurus, dia langsung menerjang dengan mengangkat golok di udara.
"Golok api!" Pria kurus berteriak dan langsung menyerang dengan jurus andalan.
Zhou Fan melirik ke belakang, dia tidak bisa menghindar. Jika menghindar, bukan tidak mungkin kedai akan hangus terbakar. Selain itu masih banyak orang di sekitarnya dan orang orang ini tidak ada keterkaitan dengan masalahnya.
Sambil memasang kuda kuda, Zhou Fan menahan serangan dengan pedang darah malam. Ketika jurus itu berbenturan dengan pedang darah malam, percikan api seakan ingin menelannya.
Senyum pria kurus terlihat mengembang, membuat Zhou Fan mendengus kesal.
"Ku kembalikan dengan bonusnya." Zhou Fan mengerahkan beberapa tenaga dalam di pedang darah malam, melakukan tebasan sambil bergumam 'Penebas Awan'.
Pria kurus membulatkan mata lebar lebar, dia tidak pernah berpikir jurusnya akan dapat dipatahkan, bahkan dikembalikan dengan kekuatan jauh lebih mengerikan.
Dengan spontan pria kurus membentangkan golok di depan wajahnya, tapi apalah dayaku kekuatan jurus 'Penebas Awan' terlalu besar.
Tubuh pria kurus terseret jurus 'Penebas Awan', karena tempatnya berdiri tepat berada di dekat pintu kedai, dia terlempar keluar dengan pakaian berantakan.
Tak sampai di sana, Zhou Fan memburu bagai serigala lapar yang mengejar mangsanya. Namun ternyata pria kurus belum menyerah, pria itu menghalau serangan Zhou Fan dan mengambil jarak lebar.
"Bajingan, dia tidak selemah yang terlihat." Pria kurus membatin dengan wajah cemas.
Setelah pertukaran jurus, dia dapat memperkirakan kekuatan Zhou Fan tidak kalah darinya. Bahkan mungkin berada di atasnya yang merupakan petarung kaisar bintang empat.
Zhou Fan masih diam, mereka berdua berdiri berseberangan dipisahkan jalan selebar puluhan langkah.
Banyak orang yang memperhatikan, mereka menghentikan aktivitas masing masing demi melihat dia orang yang saling mengeluarkan tatapan tajam.
"Siapa pemuda itu, dia mampu membuat wakil pemimpin Bandit Bukit Terjal terlihat begitu buruk."
"Aku rasa ini akan menjadi pertarungan yang menarik, mengingat desa ini adalah kekuasaan Bandit Bukit Terjal."
Perbincangan tentang mereka mulai bersahutan dikalangan pengamat pertarungan. Tidak ada yang mencoba memisahkan karena tidak memiliki cukup keberanian.
Setelah hanya diam beberapa saat, Zhou Fan tidak lagi mempunyai kesabaran, dia menerjang lawan yang sudah dalam kondisi bertahan.
Melawan pria yang merupakan petarung kaisar bintang empat sama sekali bukan masalah baginya, bahkan jika membandingkan kekuatan, tetua keluarga Ci jauh lebih bisa memberikan tekanan.
Prang...
Dentingan dia senjata saling beradu terus terdengar bersahutan, tapi itu hanyalah serangan dari satu sisi, sementara pria kurus hanya bertahan dan berusaha mencari celah agar bisa melarikan diri.
Namun niatannya telah ditebak oleh Zhou Fan. Pemuda itu tentu tidak akan membiarkan, karena pria tua kurus merupakan kunci menuju markas Bandit Bukit Terjal.
"Kau mau kemana? Urusan kita belum berakhir." Zhou Fan merampas golok di tangan pria kurus, sedang tubuhnya yang tidak seberapa diangkut dengan hanya satu tangan.
Semua yang menyaksikan tentu saja terkejut. Meski bukan seorang pemimpin, wakil pemimpin juga sudah sangat hebat. Namun pemuda ini dapat mengalahkan pria kurus dengan begitu mudahnya.
Siapa pemuda itu? Pertanyaan yang kerap kali mereka lontarkan, tapi tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya pemuda berpedang tersebut.
Zhou Fan membawa pria kurus ke tempat buang lebih sepi, dia menekan beberapa titik saraf agar pria itu tidak dapat bergerak.
"Katakan dimana markas Bandit Bukit Terjal!" Zhou Fan tidak bertanya, dia memberikan perintah.
Pria kurus hanya diam, membuat Zhou Fan mengerang kesal. "Jika kau tidak mengatakannya, aku akan -- "
"Akan aku katakan, akan aku katakan." Pria kurus berkata dengan cepat, wajahnya terlihat panik.
Zhou Fan tidak tahu apa ini akan begitu mudah, bahkan dia baru mengeluarkan dia kalimat tapi pria kurus ini sudah ingin mengatakannya.
"Markas Bandit Bukit Terjal berada di perbatasan desa, di sana terdapat sebuah kediaman kecil yang sudah tidak layak huni."
Pria kurus itu mengambil nafas, kemudian menambahkan agar tidak tertipu akan penampilan luarnya, karena akan ada sebuah jalur yang mengarah ke ruangan bawah tanah.
Zhou Fan mangut mangut, dia kemudian melepas totokan yang ada pada tubuh pria kurus.
Pria kurus berdiri dan langsung membungkuk sambil mengucapkan kata kata sanjungan.
"Hehe... Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkan, jangan sekalipun kau melepaskan musuh, karena itu akan menjadi penyebab kehancuranmu." Pria kurus membatin dengan senyum licik, tangannya meraih sebuah belati dibalik pakaian.
Namun belum sempat pria kurus melayangkan belatinya, sebuah sepakan mengenai wajahnya.
Bang!
Tubuh pria kurus terpental dan menghantam batu besar di belakang. Saking kerasnya, batu itu retak dan mencetak tubuh pria kurus.
Zhou Fan mendekati pria kurus. "Aku sudah berniat untuk melepaskanmu, tapi kau tidak menghargai upayaku."
Pemuda itu merasa konyol, seharusnya dia tahu jika mengampuni lawan merupakan suatu kebodohan. Dia tidak akan melakukannya lagi, bahkan jika lawan meringkuk di hadapannya.
Zhou Fan meninggalkan mayat pria kurus, dia menuju ke perbatasan desa dengan catatan perjalanan dalam kepalanya.
***
"Apakah ini tempatnya," gumam Zhou Fan sambil memandang kediaman yang tidak terlalu besar.
Memang seperti yang dikatakan, kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman pada umumnya, terlihat seperti sebuah bangunan tak berpenghuni.
Tanpa membuang lebih banyak waktu, Zhou Fan melangkah menuju kediaman di depannya. Saat akan mengangkat tangan untuk meraih gagang pintu, pintu sudah terbuka menampakkan beberapa orang berpakaian sangar.
Zhou Fan mengerutkan kening, dia menelisik wajah setiap orang di depannya.
"Siapa kau?!" Salah satu dari lima pria itu bertamu dengan kasar.
Zhou Fan tersenyum, ini benar benar markas Bandit Bukit Terjal. Sepertinya apa yang dikatakan pria kurus benar adanya.
Tak mendapatkan jawaban membuat kelima pria itu kesal, salah satu dari mereka menarik kerah pakaian Zhou Fan. "Kami adalah Bandit Bukit Terjal, beraninya kau mengabaikan ucapanku!"
Dengan gampang Zhou Fan menepis tangan yang merangkai lehernya.
"Bandit Bukit Terjal, akhirnya aku menemukan kalian."