Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LIAM GILA!
"Nikah yuk, Yum! Biar bisa pelukan setiap hari," bujuk Liam pada Yumi dengan nada merayunya yang rawan membuat diabetes.
"Tunggu aku wisuda!" Jawab Yumi tegas.
"Kelamaan! Keburu aku terkam kamu nanti!" Kelakar Liam seraya tergelak.
"Mesum!" Yumi mendorong tubuh Liam sekuat tenaga. Agar melepaskan dekapannya pada Yumi.
Gelak tawa Liam rupanya membuat dekapan Liam sedikit mengendur dan Yumi berhasil lepas dari tuan model mesum itu. Yumi segera beranjak dari kasurnya dan bergegas keluar dari kamar, meninggalkan Liam yang kini tengkurap di atas kasur Yumi seraya memejamkan matanya.
"Aku akan tidur sebentar disini, Yum!" Ucap Liam yang leboh mirip gumaman orang ngantuk yang belum tidur tiga hari tiga malam.
Terserah saja!
Sekalipun Yumi mengomel, Liam tetap akan tidur di atas kasurnya. Jadi biarkan saja!
Toh Yumi juga akan ke kampus pagi ini karena ada banyak jadwal kuliah.
Yumi baru saja menutup pintu kamar, saat gadis chubby itu mendapati jas, dasi, dan sepatu Liam yang berserakan di lantai ruang depan dan sebagian berada di atas motor Yumi yang terparkir di ruang depan.
Oh, Yumi lupa kalau semalam motornya Yumi parkir disini. Pantas saja, Liam langsung masuk ke kamar dan ndusel-ndusel Yumi.
"Ish! Dasar tuan muda menyebalkan! Tidak pernah bisa rapi sedikit saja!" Yumi bergumam kesal dan segera memungut barang-barang Liam yang berserakan, lalu menggantungnya di hanger dan mengangin-anginkannya di halaman belakang.
Yumi lanjut menyalakan kompor dan menjerang air untuk membuat teh.
Sembari menunggu air mendidih, Yumi memilih untuk mengeluarkan motornya dan mempersiapkan buku-buku yang akan ia bawa ke kampus.
Air sudah bergolak, dan Yumi segera menyeduh secangkir teh untuk dirinya sendiri.
"Yum!" Panggil Liam saat Yumi masuk ke dalam kamar untuk mengambil baju ganti.
Yumi akan pergi mandi dulu sebelum membeli sarapan.
"Apa?" Jawab Yumi yang masih sibuk memilih baju yang akan ia kenakan ke kampus hari ini.
"Lepasin kemeja aku! Nggak nyaman banget tidur pake baju!" Perintah Liam yang kini telentang masih sambil menejamkan mata.
"Lepas sendiri, ih! Dasar manja!" Gerutu Yumi sebal.
"Lepasin, Yum! Aku ngantuk!" Rengek Liam manja.
"Tadi bilangnya dingin? Kenapa malah minta lepas baju?" Tanya Yumi tak mengerti.
"Kan ada selimut kamu kalau dingin. Atau kamu mau peluk aku juga aku nggak keberatan," celoteh Liam yang sontak berhadiah cubitan dari Yumi.
"Mesum!"
"Lepasin, buru!" Perintah Liam sekali lagi.
Yumi segera melepaskan deretan kancing kemeja Liam satu persatu, dan menangggalkan kemeja putih yang sudah kusut dan bentuknya tak karuan tersebut dari tubuh kekar Liam yang selalu membuat Yumi menelan salivanya.
"Beliin sarapan sekalian! Nanti taruh di meja!" Liam mengulurkan dompetnya pada Yumi.
"Uangku yang kamu kasih kemarin masih ada!" Tolak Yumi seraya mengambil dompet Liam dan menaruhnya di atas lemari empat susun miliknya.
"Lepasin celana aku sekalian!" Perintah Liam saat Yumi sudah sampai di ambang pintu kamar
"Dasar sinting! Lepas sendiri kenapa? Aku bukan istrimu!" Sahut Yumi galak.
"Kau calon istriku! Belajarlah untuk menjadi istri yang berbakti, Yum!" Dan Liam mengucapkan semua kalimat itu masih sambil merem.
Dasar pemalas.
"Nggak!" Tolak Yumi tegas.
Liam menarik sendiri sabuk celananya, dan memelorotkan celana kain warna hitam tersebut, di depan mata kepala Yumi.
Dasar sinting!
"Liam, ih!" Yumi buru-buru keluar dari kamar dan membanting pintu.
Gila!
Yumi bahkan bisa melihat sesuatu yang menonjol dari balik underwear Liam barusan.
Ya ampun, Mak!
Maafkan mata anakmu yang sudah berulangkali tercoreng ini!
Semua gara-gara model sinting bernama Liam Ang!
"Yum!" Panggil Liam sekali lagi dari arah kamar.
Ya ampun!
Yumi benar-benar geregetan dan ingin melempar tuan model ini dari kost-nya saja!
Yumi mendorong pintu kamar dengan kasar hingga terbuka
"Apa la-"
Kalimat Yumi belum selesai, saat celana Liam sudah melayang ke arah kepala Yumi.
Astaga!
Dasar menyebalkan!
"Kamu antar ke laundry sekalian jas, dasi, dan kemejanya tadi!" Titah Liam yang kini sudah menarik selimut pink Yumi untuk menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan underwear di atas kasur Yumi.
Jadi tuan muda sinting itu, saat ini tengah bertelanjang dada, hanya mengenakan underwear, dan berbaring di atas kasur Yumi, mengenakan selimut Yumi tanpa rasa berdosa sedikitpun
Benar-benar menyebalkan bukan?
"Mau sarapan apa?" Tanya Yumi sebelum pergi mandi.
"Nasi uduk!" Jawab Liam dengan matanya yang tetap merem.
Dasar tukang tidur!
****
Yumi melipat baju kotor Liam dan menjejalkannya ke dalam sebuah paperbag. Rencananya Yumi akan mampir ke laundry terdekat sekalian ke kampus nanti.
Perut Yumi sudah kenyang sarapan nasi uduk.
Nasi uduknya Liam juga sudah Yumi taruh di atas meja dapur. Rumah sudah bersih dan rapi, dan Liam sudah tidur mendengkur di kamar Yumi.
Biar saja!
Nanti kalau lapar juga bangun dan makan sendiri.
Baiklah!
Semua sudah beres!
Yumi segera keluar dari kost-nya membawa paperbag yang berisi baju kotor Liam dan mengunci kamar kost. Yumi sudah siap berangkat ke kampus.
****
Sudah hampir pukul dua siang, saat Yumi baru sampai lagi di kostnya.
Liam terlihat sudah rapi mengenakan kaus turtle neck warna hitamnya dengan rambut yang setengah basah. Pria itu sepertinya sedang menelepon seseorang.
"Makan dulu!" Liam menyodorkan satu kotak makanan sterefoam pada Yumi, sebelum lanjut berbicara di telepon.
Yumi yang memang sudah kelaparan, segera mencuci tangan dan menikmati makan siangnya yang amat sangat terlambat.
"Yang ini untuk siapa?" Tanya Yumi menunjuk pada dua kotak lain yang ada di dalam kantung plastik.
"Untuk Abi. Nanti kita bawakan ke rumah sakit," jawab Liam yang masih belum selesai menelepon.
Yumi mengangguk dan segera menikmati makan siangnya dalam diam. Setelah makan siang, Yumi lanjut mandi dan bersiap-siap pergi ke rumah sakit bersama Liam.
.
.
.
Langsung nyambung ke "Bukan Suami Pilihan" bab 70.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍