Felyn Rosalie sangat jatuh cinta pada karya sastra, hampir setiap hari dia akan mampir ke toko buku untuk membeli novel dari penulis favoritnya. Awalnya hari-harinya biasa saja, sampai pada suatu hari Felyn berjumpa dengan seorang pria di toko buku itu. Mereka jadi dekat, namun ternyata itu bukanlah suatu pertemuan yang kebetulan. Selama SMA, Felyn tidak pernah tahu siapa saja teman di dalam kelasnya, karena hanya fokus pada novel yang ia baca. Memasuki ajaran baru kelas 11, Felyn baru menyadari ada teman sekelasnya yang dingin dan cuek seperti Morgan. Kesalahpahaman terus terjadi, tapi itu yang membuat mereka semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xi Xin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Beberapa saat kemudian, bu Linda dan Nadin tiba dan langsung menghampiri Felyn.
"Bu Linda?" tanya Felyn.
"Kamu gpp? Ada yang sakit gk selain kaki kamu?" tanya balik bu Linda pada Felyn dengan nafas terengah-engah.
Felyn menggeleng, "Tadi sih kepala saya tiba-tiba sakit, mata saya rabun, terus badan saya lemas, Bu." jawabnya.
"Sekarang sudah baikan?"
"Iya, sudah Bu."
Bu Linda mengeluarkan peralatan dari dalam kotak P3K nya. "Bentar ya, Ibu coba periksa dulu."
Nadin duduk di sebelah Felyn, "Fel, beneran udah gpp?"
Felyn mengangguk sambil tersenyum, "Iya, udah gpp kok."
Karena bu Linda dan Nadin sudah datang, Morgan berniat meninggalkan mereka dan kembali bekerja, tetapi bu Linda malah menyuruhnya kembali dan duduk.
"Eh-eh, mau ke mana? Kamu Morgan, kan?" tegur bu Linda. "Sini, duduk! Jangan pergi dulu, liat tuh badan kamu juga udah capek banget." lanjutnya.
Morgan kembali dan duduk berjarak 1 meter dari Felyn, sambil melihat ke arah lain yang ada di sekitarnya.
Felyn memperhatikan Morgan sejenak, "Dia tuh sebenernya baik? Dia mau bantu? Tapi gak mau dibantuin? Atau gimana sih?" batinnya.
Bu Linda memeriksa kondisi kaki Felyn, tetapi raut wajahnya tidak menunjukkan keadaan baik-baik saja. Felyn dan Nadin memperhatikan dan penasaran dengan diagnosa dari bu Linda tentang kondisi Felyn.
"Bu, Felyn gpp kan?" tanya Nadin dengan wajah khawatir.
Bu Linda bingung harus mengatakan apa pada Felyn dan Nadin, bahkan saat wali kelas mereka sedang tidak bersama mereka.
"Apa yang harus aku katakan pada anak-anak ini?" batin Bu Linda.
Bu Linda berencana memberitahukan semuanya hanya pada Felyn dan wali kelasnya saja, ia langsung menyuruh Nadin dan Morgan untuk mengambil air di kantin untuk dibagikan pada teman-temannya.
"Ah, Nadin, Morgan. Gimana kalau kalian berdua ke kantin, terus ambil minuman! Nanti bagiin ke teman-teman kalian, biar pada istirahat." perintah bu Linda.
Nadin langsung berdiri, tetapi wajahnya masih bingung. "Oh, baik Bu. Akan saya ambil sama Morgan."
"Yuk, es batu!" ajak Nadin.
Morgan pun juga langsung bergegas, tetapi mereka tidak pergi hanya berdua ternyata beberapa anak dari kelas lain juga ingin ke kantin untuk mengambil air minum untuk istirahat nanti, jadi mereka pergi sama-sama.
Bu Linda memperhatikan sudah sejauh apa Morgan dan Nadin pergi, sampai membuat Felyn kebingungan melihat tingkahnya.
"Emm, Bu Linda kenapa?" tanya Felyn kebingungan.
Bu Linda langsung berbalik melihat Felyn, "Oh, gpp kok. Lebih baik kita bicara berdua aja, daripada ada mereka."
"Memangnya kenapa Bu? Apa ada yang salah sama kaki saya?"
Bu Linda langsung terus terang, "Iya, Fel. Ini buruk banget."
"Pergelangan kaki kamu yang terkilir itu udah mengalami pembengkakan makin parah. Ini karna kamu memaksakan kaki kamu bergerak padahal belum sepenuhnya pulih." jelas bu Linda panjang lebar.
Sontak Felyn terguncang. Mata nya melotot tak berkedip, mulutnya dan tubuhnya kaku seketika, pikirannya kosong.
Di waktu yang bersamaan, Morgan berhenti berjalan saat tengah berada di kantin dan menoleh ke belakang seolah merasakan sesuatu padahal tidak ada siapapun di belakangnya.
Nadin dan 3 teman lainnya kebingungan dengan sikap Morgan.
Kenapa tuh si Morgan?
Gak tahu, samperin aja tanya!
Nadin menghampiri Morgan dan bertanya karena penasaran, "Hoi, es batu. Liatin apaan sih? Gak ada apa-apa loh di sana, yuk bawa ni minumnya berat tahu!" perintahnya.
Morgan langsung tersadar, "Iya," ia langsung mengangkat 2 kardus minuman seperti mengangkat kardus kosong.
Nadin dan teman yang lain terkesima karena Morgan tidak tampak keberatan membawa minuman itu.
Woh, hebat juga dia.
Kirain bakal bawa 1 aja, njirr
Wkwk, lo bawa gih 3 kardus!
Kembali ke Felyn …..
Felyn merenung sambil menatap kaki nya yang sakit tersebut.
"Kenapa sampai kayak gini sih? Kenapa gak langsung sembuh aja?!" batinnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan para guru mulai mengumpulkan muridnya masing-masing.
Ayo, sudah! Kumpul sini, kita duduk dulu.
Sini, we! Udah abis goro nya rajin amat.
Ambil tuh minum di kardus itu!
Panas kali, Ya Allah.
Iya, udah siang gini. Apalagi kita abis goro.
"Kepada semuanya, jam makan siang telah tiba diharapkan beristirahat dan makanlah sepuasnya." teriak salah satu guru di mimbar menggunakan mic.
"Nanti jam 12 siang kita berkumpul di kelas masing-masing dan dengarkan arahan walas, baru boleh pulang." lanjutnya.
Bu Linda mencoba menenangkan Felyn, "Fel, semua akan baik-baik aja kok. Kita cari jalan keluarnya sama-sama."
"Ibu akan beritahu hal ini pada Pak Josua supaya beliau juga memberitahu pada orang tua kamu," lanjutnya dengan nada lembut.
Tiba-tiba dada Felyn terasa sesak dan ia sulit untuk bernafas. Dia mengelus dadanya tetapi hal itu tidak berhasil, dan malah membuat jantungnya berdegup semakin kencang padahal dia tidak sedang kelelahan.
Bu Linda langsung panik, "Lin, kamu kenapa?"
Felyn menggeleng sambil menahan sakit di dadanya itu. "Gak tahu, Bu. Tiba-tiba dada saya sesak banget." jawabnya.
Seketika bu Linda langsung ingat dengan biodata yang ia lihat tadi dan ia langsung beranggapan bahwa Felyn mengidap penyakit gagal jantung.
"Aneh, selama ini anak ini baik-baik saja. Baru-baru ini aja dia masuk ke UKS." batinnya. "Apa benar dia sakit?" lanjutnya.
Beberapa menit kemudian, Morgan dan Nadin kembali sambil membawa 4 botol air mineral.
Nadin yang melihat Felyn tampak kesakitan, langsung menghampiri sahabatnya itu dan menanyakannya. "Fel, kamu kenapa? Sakit di mana?"
Felyn menggeleng, "Gak, Din. Aku gpp kok, tadi tiba-tiba dadaku sakit, sekarang udah gak." jawabnya.
Nadin pun mengiyakan apa yang dikatakan Felyn dan memberikan minum padanya, "Nih, minum pelan-pelan!"
Morgan memberikan satu botol mineral pada Bu Linda dan mulai menganalisis yang sedang terjadi saat dia tidak ada.
[Flashback Morgan]
Morgan itu perfect, dia lulusan SMP militer di Amerika (sekolah gabungan militer dunia khusus pelajar) disitu ada SMP dan juga SMA nya tetapi Morgan tidak lanjut di sana karena disuruh untuk ke Indonesia oleh ayahnya yang merupakan bawahan ayahnya Wira, dan mendaftar di SMA Kamorza. Ia menghabiskan waktu 4 bulan untuk melancarkan bahasa Indonesia nya, walau dia di rumah terkadang memakai bahasa Indonesia tetapi hal itu masih membuat cara bicaranya kaku.
Sampai saat ini teman-teman sekelasnya belum mengetahui latar belakangnya itu, padahal ia terlihat sangat jelas bukan orang Indonesia. Makanya, saat sebelum hari pertama masuk sekolah, ia mengubah warna rambutnya menjadi warna hitam. Padahal warna asli rambutnya itu pirang, tetapi ia terpaksa mengubahnya supaya orang lain tidak semakin penasaran dengan hidupnya dan menganggap mereka semua sama.
BERSAMBUNG ….
[Tambahan]
Eh, btw kok gue dari tadi gak liat si Randi ya?
Lah, kmana dah tu anak? Apa masih pup?
Jadi, gini ceritanya guys. Tadi si Randi udah keluar dari toilet dan berjalan menuju ke lapangan lagi, eh tapi…..dia ketemu sama temannya yang dari kelas lain dan nanyain goro udah selesai apa belum, terus dijawab udah.
Karna di jawab gitu, malah dia ngajak ke kantin dong. Gak jadi deh balik ke lapangan, emang kalau soal makanan cepet aja kayak kilat.
Padahal anak-anak nya kocar-kacir ke mana-mana, dan ada yang sedang sakit bukannya di temenin malah ditinggal makan ke kantin.
Emang, ketua tidak bertanggung jawab ini. Please, jangan ditiru ya guys!😅
Gimana greget gak liat kelakukan Randi?