Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi lingerie memalukan.
Menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya mereka tiba di apartemen.
"Bagaimana kerjanya hari ini Sya,,,Za,, ??." Nyonya Vera menyambut kedatangan anak dan menantunya.
"Alhamdulillah baik ma, semua lancar nggak ada kendala." jawab Tasya, karena memang hari ini ia di terima bekerja saat inteeviu tadi, namun ia tidak mengatakan pada mama mertuanya jika hari ini ia baru interviu belum bekerja, seperti yang di sangka oleh sang mama mertua.
"Baik ma" Reza pun menjawab pertanyaan mamanya.
"Sebaiknya kamu segera mandi!!." seruan Reza menyela percakapan antara mama mertua dan menantu tersebut.
"Astaga,,, mama sampai lupa sayang, mandi gih pasti nggak nyamankan udah beraktivitas seharian." ujar mama Reza.
Tasya pun melangkah menaiki anak tangga menuju kamar, di ikuti oleh Reza di belakangnya.
"Mas saja yang mandi duluan!!." ucap Tasya yang tidak enak mendahului sang pemilik kamar yang sesungguhnya.
"Nggak apa apa, kamu saja yang duluan!!." seru Reza yang meminta Tasya mandi terlebih dahulu.
"Baik mas." jawab Tasya yang kemudian berlalu meninggalkan Reza yang saat ini tengah duduk di sofa sembari melonggarkan dasinya.
Usai mandi Tasya bingung saat melihat semua pakaian tidurnya entah kabur kemana, yang saat ini tersisa hanyalah pakaian yang kurang bahan menurutnya.
Reza yang juga baru saja melakukan ritual mandinya bingung, melihat Tasya yang masih berdiri di depan lemari pakaiannya, masih dengan mengenakan jubah mandinya.
"Ngapain kamu masih berdiri di situ??." selidik Reza yang saat ini masih mengenakan handuk yang di lilit di pinggangnya, sehingga memperlihatkan tubuhnya yang sispek bak roti sobek.
"Anu,,, mas,,, itu,,, jawab Tasya seraya memalingkan wajahnya karena merasa kikuk melihat Reza yang masih dalam kondisi seperti saat itu.
"Anu itu apasih." jawab Reza yang kemudian mendekap ke arah Tasya, untuk memastikan apa yang di lihatnya di lemari itu, hingga sampai ia selesai mandi Tasya belum juga mengenakan pakaiannya.
"Astaga,,,ini pasti kerjaan mama." bathin Reza ketika melihat lemari pakaian tidur Tasya yang saat ini telah di ganti semua dengan lingerie seksi.
"Ya udah pakai saja, daripada kamu nggak pakai baju sama sekali!!." jawab Reza yang sebenarnya juga malu, saat mengatakan itu pada Tasya.
"Tapi mas,,,." belum usai kalimat Tasya, Reza sudah menyela.
"Nggak usah malu, lagian aku juga sudah melihat hampir seluruh bagian tubuhmu, hanya ngerasaain saja yang belum." ucapan Reza mampu membuat wajah Tasya merah padam.
Karena tidak punya pilihan lain Tasya akhirnya memutuskan untuk mengenakan pakaian tidur yang menurutnya kurang bahan tersebut. dengan malu dan takut Tasya keluar dari ruang ganti.
"Kamu nggak usah takut, lagian aku nggak akan tergoda dengan tubuh kamu." ujar Reza berbohong saat melihat raut wajah Tasya.
"Iya mas." seharusnya Tasya senang mendengar jika Reza tidak akan menyentuhnya, namun entah mengapa di dalam hatinya terbesit rasa kecewa, saat Reza mengatakan jika ia tidak tergoda dengan tubuhnya.
Sejujurnya pria normal mana yang tidak tergoda dengan kemolekan tubuh seorang gadis yang cantik serta berkulit putih. kriteria Tasya bisa di katakan nyaris sempurna. begitu juga dengan Reza, apalagi gadis yang hampir mendekati sempurna tersebut, resmi berstatus istrinya. tetapi keegoisan di dalam diri seorang Reza, tentu tidak ingin di katakan jika ia tergoda dengan kemolekan tubuh sang istri.
Mengingat lingerie yang di kenakannya terlalu kurang bahan, Tasya menggunakan sebuah jubah saat akan makan malam bersama suami serta mama mertuanya.
"Kok pake jubah gitu sih sayang, apa nggak panas??." ucap mama mertuanya, yang berpura pura tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Anu mah,,, tadi Tasya sedikit kedinginan, makanya make pakaian kayak gini." jawab Tasya beralasan.
Di sisi lain Reza sedang menatap mamanya dengan tatapan tidak percaya, jika mamanya melakukan semua hal konyol tersebut.
Usai makan malam, ketika Tasya hendak membantu mama mertuanya untuk membereskan meja makan, tiba tiba wanita parubaya tersebut melarangnya.
"Nggak usah sayang, biar mama saja, kamu istirahat saja sana, kasiankan kalau suami kamu tidurnya sendirian." ujar mertuanya yang ingin mendekatkan keduanya.
"Mah,,, seandainya mama tahu, kalau mas Reza tidak pernah menyukaiku, dan seandainya mama juga tahu kalau mas Reza sangat membenciku." bathin Tasya, ketika menyadari jika sang mertua memang sengaja melakukan semua itu, karena ingin mereka menjadi suami istri yang sesungguhnya. di saat yang sama Tasya sadar jika di hati Reza tidak ada tempat untuknya, karena setahu Tasya, Nadinlah yang selalu mengisi relung hati Reza, suaminya.
"Sya,,, kamu kenapa sayang." sapaan mertuanya membuyarkan lamunan Tasya.
"enggak kok mah, Tasya nggak apa apa, cuma kekenyangan deh kayaknya, soalnya masakan mama enak banget." Tasya beralasan namun, tanpa di sadarinya sebagai sesama wanita, mama mertuanya seakan bisa menebak apa yang ada di hati sang menantu.
"Mama yakin Sya, kamu gadis yang baik dan kamu pasti bisa meluluhkan hati anak mama. mama kenal banget bagaiamana watak Reza anak mama." gumam Nyonya Vera, ketika melihat Tasya melangkah menuju kamatr mereka.
Saat tiba di kamar suasana berbeda mulai melanda Reza, di saat Tasya hendak merebahkan tubuhnya di sofa setelah sebelumnya melepas jubah yang tadi ia kenakan, sehingga paha putih mulusnya terekpose.
"Apa nggak sakit badan kamu tidur di sofa setiap malam??." secara tidak langsung Reza mengajak Tasya untuk tidur seranjang dengannya.
"Enggak kok mas udah biasa, lagian sofa ini lebih empuk daripada kasur Tasya waktu di kosan dulu." jawab Tasya tersenyum.
Mendengar ucapan Tasya Reza memalingkan pandangannya dari laptop, lalu menatap lekat ke arah Tasya, yang saat ini sudah memejamkan matanya.
"Sesulit apa sebenarnya kehidupan yang di jalani gadis ini sebelum menikah denganku??ternyata aku sudah salah menilainya selama ini." bathin Reza ketika menatap lekat ke arah Tasya, yang hampir terlelap.
Seketika Reza teringat akan sebuah kertas yang tidak sengaja di temukannya di mobilnya, dan Reza menduga kertas tersebut milik Tasya.
"Jika tidak bisa mencintaiku, setidaknya janganlah terlalu membenciku. jika tidak bisa menjadi kekasihku, maka sudilah menjadi temanku." isi tulisan di kertas yang tidak sengaja di temukan Reza di mobilnya tadi, ketika Tasya baru saja turun.
"Apa isi tulisan si kertas itu kau tujukan padaku." bathin Reza.
Lamunan Reza seketika buyar, ketika mendengar Tasya sedang mengigau.
"Nad aku mohon jangan paksa aku melakukan itu." Tasya mengigau.
"Mas Reza sangat mencintai kamu." Tasya masih terus mengigau.
Melihat Tasya yang terus mengigau, Reza mendekatinya.
"Kenapa kamu terus mengigau Sya, lalu mengapa kamu menyebut namaku dan juga Nadin." selidik Reza.
"Nadin menyuruh kamu melakukan apa Sya??." lanjut selidik Reza sembari mencoba menenangkan Tasya, agar kembali tenang dalam tidurnya.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak