💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
🌸Happy reading🌸
Akhirnya hari yang di tunggu untuk berlibur tiba, Gerry tak hanya mengajak Dian, Baby Zafa dan Zafrina pun ikut serta para pengasuhnya. Gerry juga membawa dua bodyguard hanya untuk berjaga². Nyonya Arini tidak bisa ikut karena ia ada keperluan yang lain.
Dian tampil dengan kasual, jika saja ia tak menggendong Zafa atau Zafrina sudah pasti akan banyak yang mengira jika wanita itu masih SMA
Gerry pun merasa takjub dengan penampilan Dian, ingin rasanya ia batalkan saja acara itu. Agar tak ada siapapun yang bisa melihat kecantikan Dian.
"Kenapa mas, apa pakaianku aneh?" tanya Dian menatap dirinya sendiri.
"Tidak .. " Gerry pun segera menggandeng Dian, masuk ke Villa milik Aldo.
Di sana mobil Aldo dan Didi sudah terparkir rapi. Gerry membawa Dian masuk, diikuti kedua pengasuh dan baby mereka juga pengawal.
"Wah, sorry telat." Kata Gerry membuat kedua sahabatnya yang sedang asik dengan pasangan masing² pun menoleh. Aldo dibuat terpana sesaat oleh Dian, bahkan pria itu tanpa sadar membuka mulutnya, penampilan Dian, jauh dari kata tipe kedua sahabatnya. Dia terkesan imut, dan menggemaskan. Pantas saja kedua sahabatnya sampai sebegitunya.
Aldo berdiri, lalu ia mengulurkan tangannya pada Dian.
"Hi cantik, aku Aldo." Dian terdiam, ia masih terpaku menatap seorang pria yang juga sedang terpaku menatapnya. Gerry semakin yakin jika sebelumnya mereka saling kenal.
"Dian, kenalkan dia sahabatku Aldo, dan yang dibelakang Aldo adalah .. "
"Mas Didi?" ucap Dian memotong ucapan Gerry.
"Kamu kenal dengan sahabatku sayang?" tanya Gerry, tangannya pun memeluk pinggang Dian posesif.
"Ya, aku mengenalnya beberapa bulan yang lalu," kata Dian, Didi menatap sendu wajah Dian.
"Apa kabar Dian?" tanya Didi, Viona merasa tersaingi, karena ketiga pria itu masih fokus menatap Dian. Di klub dia menjadi primadona, banyak pria memujanya. Tapi disini ia seperti tak dianggap.
'Lihat saja, aku akan menyingkirkan mu' gumam Viona dalam hati.
Sedang perempuan yang bersama Aldo tampak acuh, ia tampak asik bermain ponsel.
Didi tersenyum pada Dian, begitupun Dian ia membalas senyuman itu dengan tak kalah manis. Gerry terlihat kesal.
"Ayo kita ke pinggir pantai." Kata Gerry menarik tangan Dian. Dian pun dengan patuh mengikuti langkah kaki Gerry. Kedua pengasuh itu ada di dalam sebuah kamar tamu, Lila tampak tak menyukai liburan ini. Dia iri melihat Gerry memperlakukan Dian.
"Wes to mbak, rejeki, jodoh bahkan maut udah di atur Allah, Jangan suka menginginkan yang bukan haknya." Kata bi Esih. Ternyata diam² bi Esih sering melihat Lila yang iri dengan Dian.
"Apa sih bik, ga usah ikut campur deh!" ketus Lila.
"Wow .. dasar wadon gendeng!" Kata bi Esih.(wow .. dasar perempuan gila)
Lila membawa Zafa keluar melewati pintu yang menghubungkan dengan pesisir pantai dimana Dian yang lainnya berada.
Saat Dian mengalihkan pandangannya ke Vila, Dian langsung berlari menghampiri Lila, wajahnya bahkan memerah menandakan ia tak suka dengan apa yang dilakukan oleh Lila.
Gerry ikut menatap arah pandangan Dian. Ia segera mengejar Dian. Karena ia tahu Dian pasti akan marah pada Lila. Dan benar saja sebelum Gerry sempat menyusul, Dian sudah membentak Lila.
"Bukannya tadi aku bilang, jangan bawa Zafa keluar!" Dian seketika merebut Zafa dari gendongan Lila. Lila memasang wajah tak suka pada Dian. Lila tau siapa Dian! Karena ia mendapatkan bocoran informasi dari tukang kebun di rumah Gerry. Itu yang membuat Lila tidak suka dengan Dian.
"Aku hanya ingin cari angin." Jawab Lila tak kalah ketus. Namun saat pandangan Lila melihat Gerry mendekat, ia pun mulai berakting menangis. Apalagi di belakang Gerry ada Aldo dan Didi yang ikut mendekat.
"Saya tau saya salah, tapi apa hak mbak Dian marahi saya. Toh mbak Dian juga sama seperti saya di bayar untuk menjadi ibu susu Zafa." Kata Lila, perkataan Lila membuat Dian terpaku. Bahkan tanpa sadar Dian meneteskan air matanya. Perkataan Lila serasa seperti tamparan untuk dirinya.
"Tentu saja dia punya hak, bahkan Dian berhak penuh atas Zafa. Karena dia adalah calon ibu Zafa. Bukan sekedar seorang ibu susu." Kata Gerry bernada tinggi. Ia tak terima ada yang menyakiti hati Dian. Gerry memeluk Dian dan membawa Dian masuk ke Vila tanpa menatap Lila. Bahkan Aldo dan Didi pun tak kalah memberi tatapan tajam pada Lila. Nyali Lila langsung menciut.
Dian masih terdiam, air matanya bahkan seolah enggan untuk surut. Bahkan bik Esih sempat mengambilkan minum untuk Dian yang terlihat syok. Didi merasa iba melihat keadaan Dian.
"Do, tolong panggil Arif masuk. Suruh Arif menyeret perempuan itu pergi dari sini. Dan bilang pada Arif untuk memberikan gaji perempuan itu selama 1 bulan. Dan pastikan dia segera pergi dari rumah." Kata Gerry, Aldo pun bergegas memenuhi perintah Gerry. Karena jika tidak, ia tak tau akan seperti apa Lila menghadapi kemarahan Gerry.
Lila gemetaran saat Arif dan rekannya menyeretnya keluar dari Vila. Bahkan tangan dan kaki Lila diikat oleh Arif agar tak terlalu banyak gerak.
"Tuan, maafkan saya. Saya tidak akan mengulangi lagi tuan!" teriak Lila, namun Gerry tak bergeming. Ia masih terus mengelus punggung Dian. Zafa terbangun dan menangis, tangisan pria kecil itu mampu menghentikan tangisan Dian.
"Kalian keluarlah, aku harus menyusui Zafa." Ucap Dian dengan suara parau. Gerry, Didi dan Aldo langsung keluar ruangan. Mereka kembali ke pantai karena disana masih ada dua wanita yang menunggu.
Gerry membuka kaleng minumnya, ia menenggak bir itu tanpa jeda. Setelah kosong, Gerry meremas kaleng itu dan melemparnya dengan kasar.
"Sudahlah bro, tenanglah!" kata Aldo, Gerry hanya mendengus nafas kasar.
"Dapet dari mana Lo, pengasuh seperti dia. Rasanya melihat dia berkata seperti itu pada Dian membuatku ingin merobek mulutnya." Kata Didi menambahi. Gerry menautkan alisnya.
"Lo kenal calon bini gue di mana?" Tanya Gerry, semua tau nada bicara Gerry pada Didi seperti orang yang ingin mengajak lawannya berperang.
"Gue kenal Dian beberapa bulan lalu, tepatnya saat kandungan Dian berusia 6 bulan. Kami tak sengaja bertemu di taman. Sejak saat itu gue merasa ingin melindungi Dian. Entah mengapa wajah Dian mengingatkan gue sama sosok almarhum Gita, adik gue. Bahkan jika Gita masih hidup mungkin mereka seumuran. Gue akui selama ini gue jatuh cinta pada Dian. Dan Lo ga ada hak buat marah ke gue. Karena gue lebih dulu kenal Dian ketimbang Lo." kata Didi menjelaskan pada sahabatnya itu. Gerry merasa omongan Didi ada benarnya. Tapi Gerry merasa takut jika Dian di rebut darinya.
"Tenang aja, gue ga bakalan rebut dia dari Lo, selagi Lo bisa bikin dia bahagia. Tapi sekali Lo nyakitin dia, gue bakal bawa pergi dia jauh dari Lo." Ucap Didi menambahkan.
Semua terdiam dengan pikiran masing².
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Kalian ada yang tau ga sih baby blues sindrom ini. Gejalanya bisa macem², tapi dulu pas anak othor lahir othor sempet ngrasain. Mudah cemas, mudah baper, gampang emosi juga. Untungnya seh othor ngrasainnya ga lama. Yang terpenting dukungan dari orang terdekat terutama pasangan. Karena punya anak itu kan ga gampang, apalagi di usia muda. Kita butuh kaya sandaran buat berkeluh kesah. Misal seharian anak rewel, atau tadi pas kita udah laper²nya karena nyusuin eh kang sayur ga lewat. Ga ada yang di masak, mau order gofood kuota abis dan lain².
Ok segini dulu. Semoga kalian suka ya. Dan bagi kalian newby pembaca "Menikahi ibu susu baby Zafa" othor ingetin sekali lagi, jangan pelit buat pencet like, atau sekedar komen, atau mau kasih bunga sebagai hadiah. Karena bagi othor itu sebagai penyemangat untuk othor tetap berkarya. Miss You 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi