Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2 : Krisis Grace
"Keknya gue datang disaat yang tepat," gumam sebuah suara, disusul sebuah sinar putih yang mengalihkan perhatian para hantu tadi.
"Rrrrh,"
"Hihihihi,"
Suara makhluk-makhluk itu, dan kini mulai pergi meninggalkan dua gadis itu. Dan bergerak menuju sosok pemuda yang berdiri di depan Halaman Rumah itu.
"Gak bakal gue biarin! Kalian ganggu dia!" teriak pemuda itu sembari berdiri menatap para makhluk yang mendekat.
Namun saat itu, secara mengejutkan sebuah energi batin besar dengan cahaya putih meluap keluar dari tubuh pemuda itu, membuat makhluk-makhluk itu terdiam dan ketakutan sambil berjalan dan melayang meninggalkan pemuda yang ada disana.
"Heredis?" gumam Sonya pelan saat melihat dari balik jendela.
"apa yang terjadi...?" Grace yang sudah lemas, tampak sekilas melihat sebuah cahaya putih di luar, sebelum tiba-tiba kehilangan kesadaran dan akhirnya jatuh di hadapan Sonya.
"Grace! Grace!" teriak Sonya yang tampak menaruh buku itu dengan cepat ke lemari dan segera mengangkat tubuh Grace ke kasur.
*******
Keesokan harinya, di Lapangan sekolah saat pelajaran Olahraga. beberapa siswa sibuk bermain basket setelah sesi pembelajaran selesai.
"itu anak Pindahan emang jago atau anak-anak cowok di kelas kita yang pada cupu sih??" gumam Della saat melihat Rico dengan mudah melewati dua teman sekelasnya lalu melakukan lay-up.
"Udah biar gue yang jaga!" ucap seorang pemuda yang bergerak mengamati Rico yang belum menerima bola, dan saat salah satu rekannya mengoper dengan sigap Rico menerima dan langsung melakukan shoot dan masuk.
Wooah! Keren juga itu anak Pindahan!" Ucap Linda sambil tersenyum.
"Mulai deh nih si Buaya Betina, mulai mencari mangsa" Seru Della sambil meledek.
"semua cowok aja kamu deketin lin, sama yang anak kelas tiga kemaren aja belum ada kelanjutannya, ini dah mau ngincer yang lain lagi. haduh" Ungkap Sonya sambil menghela Nafas, kemudian mereka bertiga tertawa.
Namun di sisi lain Grace tampak terdiam, memikirkan apa yang terjadi padanya semalam.
"Grace? lu kenapa? dari tadi bengong mulu?" tanya Della yang menepuk pundak sahabatnya itu.
"Eh... gapapa kok Dell, cuman agak capek aja," Jawab Grace sambil tersenyum menatap sahabatnya itu.
"beneran? ga biasanya lu ngelamun gini Grace, udah jujur aja, Laki-laki mana yang telah menyakiti hatimu nona?" tanya Della sambil meledek
"Apaan sih lu, Del?" ungkap Grace sambil sedikit tersenyum, membalas ledekan temannya itu
"lu beneran gapapa? kalau ga enak badan biar kita anter ke UKS," saut Linda khawatir
"beneran gue gapapa kok Lin, makasih ya" balas Grace meyakinkan sahabatnya
"Grace, kalo ada apa-apa cerita aja, kita pasti dengerin kamu kok" ungkap Sonya, yang seketika membuat Grace bingung, karena Sonya bersikap seakan semalam tidak terjadi apa-apa, namun saat Grace hendak menanyakan kejadian semalam ke Sahabatnya itu, tiba-tiba terdengar suara seorang pemuda memanggilnya
"Grace, ada waktu ga? gue mau ngomongin sesuatu ke lo" ucap seorang pemuda tinggi dengan tubuh semi kekar dan rambut french crop rapi. melihat itu tampak ketiga teman Grace, langsung melirik bersamaan kearah Grace..
"engga! ini engga seperti yang kalian pikirkan" ungkap Grace kesal, yang dibalas tawa ketiganya.
"kiw-kiw" seru della
"have fun ya, jangan lupa traktir kita kalo udah jadian!" ucap Linda
"Diem lo semua!!" ungkap Grace sedikit kesal, mendengar godaan teman-temannya, sambil berdiri lalu menghampiri pemuda bernama Nathan Adelio
Sementara tanpa disadari mereka, tampak Rico memperhatikan Grace yang berjalan bersama Nathan.
"Oke, jadi lu mau ngomongin apa?" tanya Grace pada Nathan yang merupakan Ketua Kelasnya itu.
"Hati-hati," ucap Nathan singkat yang membuat gadis itu menoleh ke arah pemuda itu.
"Maksudnya?" tanya Grace yang membuat Nathan menatapnya datar.
"Para anomali itu... Mereka sudah menyadari tentang aura lu, memangnya lu gak merasakan sesuatu yang aneh belakangan ini?" tanya Nathan yang membuat Grace menatapnya aneh.
"than, jadi lu tau soal ini?! Berarti orang yang ada di depan rumah gue waktu itu lu?!... Please! jelasin ke Gue, gue bener-bener bingung tentang apa yang terjadi pada gue!" Ungkap Grace pada Nathan, namun tiba-tiba bel sekolah berbunyi, dan Nathan dengan cuek mulai berjalan menjauh meninggalkan dia.
"Cepat atau lambat... Mereka pasti bakal ngeburu lu, Grace..." gumam Nathan dengan tatapan datarnya sembari memasuki ruang kelas, meninggalkan Grace yang berdiri kebingungan di lorong sekolah.
*******
Sepulang sekolah di lorong menuju parkiran sekolah, tampak Rico sedang berjalan sambil memainkan kunci motornya.
"Hai, murid baru!" sapa Linda manis, dan tampak berjalan menghampiri dia.
"eh, Halo," jawab Rico sedikit canggung, dihampiri seorang siswi cantik.
"oh ya, kenalin namaku Linda Cahyani, tadi aku liat kamu jago banget main basketnya," puji Linda sambil tersenyum manis padanya.
"Rico Julian, makasih" ungkap Rico pada Linda yang tersenyum manis padanya.
"Kapan-kapan boleh dong ajarin aku main basket?," ucap Linda yang didengar oleh Della di samping dia.
"Linda.. Linda..., jalan lima meter aja udah ngeluh capek, sok-sok an minta diajarin main basket" gumam Della yang dibalas lirikan sinis Linda, sebelum kembali tersenyum manis pada Rico.
"Yo! new Student! gaya lu main basket boleh juga! Siapa nama lu?" tiba-tiba datang seorang pemuda berkulit coklat dan berambut klimis memuji Rico sambil merangkul pundaknya.
"Rico... Rico Julian!" jawab Rico singkat sambil tersenyum menatap pemuda di sampingnya itu.
"Rico!! kenalin! gue Ajun! Ajun Prawira, cowok paling ganteng di sekolah ini" ucap Ajun memperkenalkan diri.
"heh Junaedi! lu ganggu aja orang lagi ngobrol!" ucap Linda kesal pada Ajun.
"Guys, kalian lihat Grace ga?" tiba-tiba obrolan mereka terpotong dengan kedatangan Sonya yang terlihat datang dengan ekspresi kebingungan.
"bukannya Grace sama lu tadi?" tanya Della dan Linda bersamaan, yang dibalas tatapan bingung gadis itu.
"Lah... tadi dia nemenin aku ke toilet, tapi tiba-tiba hilang, aku pikir dia nyusul kalian?" tanya Sonya dan seketika Rico yang menyadari hal itu segera berlari meninggalkan mereka.
"eh! gue baru inget ada barang yang ketinggalan, gue balik ke kelas dulu" ucap rico sembari menjauhi mereka
"Lu sih ganggu aja! gagal deh gue pedekate ama murid baru, Dasar juned!" ungkap Linda kesal melihat kepergian Rico, disisi lain Sonya melihat Rico yang pergi dengan tatapan heran
"Emm... By the way Sonya malam ini lu free ga? Bisa kali nanti malam kita.... Lah?" ucapan Ajun yang mencoba menggoda Sonya tampak terhenti begitu menyadari sosok gadis menghilang,
"Lah Ayang Sonya kemana?" tanya Ajun ke Linda dan Della.
"kabur dia, takut kali ama lu, dasar freak! yuk lin, kita pulang aja" jawab Della sinis pada Ajun, sambil menggandeng Linda pergi meninggalkan Pemuda itu.
*********
Sementara di toilet sekolah.
terlihat di depan wastafel Grace sedang mencuci tangannya saat sekilas melihat melalui cermin, seorang seorang dengan rambut hitam panjang lewat di belakangnya, berjalan menuju bilik kamar mandi paling ujung, dan tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu dari dalam yang membuat Grace terkejut
"Apaan sih!?" gerutu Grace kesal.
Namun ekspresi Grace yang semula cemberut kesal, berubah menjadi iba setelah mendengar lirih suara tangisan dari dalam bilik tempat siswi tadi berada. dengan perlahan Grace berjalan menuju pintu paling pojok itu dan mengetuk pelan
"Hei... Lu gapapa...?" tanya Grace khawatir sambil terus mengetuk, perlahan memecah keheningan kamar mandi sekolah, hingga tiba-tiba perlahan pintu toilet itu terbuka, seketika ekspresi Grace berubah menjadi pucat saat melihat tidak ada siapa-siapa di dalam kamar mandi itu
"kamu bisa lihat aku?," terdengar suarah lirih tepat di telinga Grace, yang membuat Gadis itu sontak berteriak dan berlari keluar dari dalam toilet itu.
"kamu gapapa? kenapa kamu teriak-teriak begitu?" terdengar suara seseorang yang membuat Grace sedikit tenang, tapi saat Gadis itu menoleh, mukanya kembali menjadi pucat, sesosok pria tanpa kepala mengenakan seragam guru berjalan pelan mendekatinya dari lorong sebelah kiri mendekati Grace, kembali dia berlari dan tanpa sadar bersembunyi di sebuah ruang kelas.
"kamu.... terlambat...." gumam suara lirih dan saat Grace menatap ke kelas, tampak gadis itu terkesiap begitu melihat seluruh murid yang duduk di kelas itu tidak memiliki bola mata, dan darah segar mengalir dari lubang di mata mereka.
Sedangkan salah satu murid yang berdiri di depan kelas nampak menulis sebuah tulisan secara berulang dengan sebuah spidol berwarna merah pekat dengan tulisan "SAKIT!"
"Huwaaaa!!!" jerit Grace yang segera berlari keluar dan melihat sosok siswi di toilet tadi sudah berada di hadapannya.
Sontak saja gadis itu pun terjatuh, dan saking takutnya tampak kakinya lemas, beruntung sebelum sosok siswi beramput panjang itu lebih mendekat sebuah tangan lebih dulu mengangkat dan membantunya berdiri.
"lu gapapa?" tanya seorang pemuda yang ternyata adalah Rico.
"Lu bisa lihat mereka juga!?" Ucap Grace sambil gemetar
"Anomali! Sosok makhluk astral yang tercipta dari imajinasi manusia, kalo lu bisa lihat mereka berarti kekuatan lu udah bangkit" ucap murid pindahan itu pada Grace yang tampak masih ketakutan dan bersembunyi di balik badan Pemuda itu sambil menutup matanya
"Hah?! Kekuatan!? kekuatan apaan!?" Ucap Grace bingung, sambil tetap menutup matanya
"ga perlu takut sama mereka, mereka hanya anomali rendahan" terang Rico yang membuat gadis itu mencoba menatap ke depan, namun sekali lagi wajah-wajah menyeramkan dari anomali yang pertama kali ia lihat membuat gadis itu ketakutan dan bersembunyi di belakang Rico.
"Mana bisa! Liat muka mereka serem gitu!" protes Grace pada Rico yang hanya bisa menghela nafas dan perlahan menuntun Grace keluar dari gedung sekolah. tapi tanpa mereka sadari Sonya berada tidak jauh dibelakang diam-diam memperhatikan mereka berdua.
To Be Continued