Sebuah organisasi pembunuh di era kekacauan dimana terdapat banyak penguasa sering memakai jasa pembunuh bayaran, organisasi pembunuh yang di sebut Sekte Naga hitam, setelah berhasil menjalankan misi, malah di jebak dan di fitnah hingga menjadi bulan bulanan kaum dunia persilatan saat itu, semua anggota sekte naga hitam yang di dada anggotanya terdapat rajah naga berwarna hitam.
Dari semua anggota hanya tersisa seorang anak, yang baru saja dadanya di gambar sebuah naga berwarna hitam.
Dan anak itu menyaksikan pembantaian, oleh mereka yang di sebut golongan putih dan hitam
Bagaimana Han ciu menemukan ke 4 selir nya yang masing masing berbeda karacter dan terkadang membuat pusing, dan suka duka mereka memberantas musuh yang telah menghancurkan kehidupan keluarganya,
Sebuah kisah imajinasi dari penulis.
tak ada unsur modern dalam novel ini, karna hanya sebuah kisah cerita silat jadul.
kritik dan saran di harapkan
asalkan dengan sopan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jack mad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch : 28 Penghinaan Di Muka Umum
"Kawan !" kenapa dengan Xiao er, apa dayang dayang pengawal tak ikut dengannya ?" Pedang tunggal berkata.
Semakin besar cucu ku itu semakin tak mau di kawal, Ketua Cen berkata sambil menghembuskan nafas.
"Pedand emas !" dimana kau bertemu dengan Xiao er ?" Pedang tunggal berkata kepada muridnya.
"Kami bertiga melihat nona Xiao er di rumah makan yang berada di pusat kota, dengan lelaki dusun itu !" Pedang emas berkata sambil menunjuk ke arah Han ciu.
"Bagaimana bisa gadis terhormat cucu dari ketua perguruan terbesar di daratan Tionggoan bergaul dengan pemuda dusun !"
"Sudahlah Kiam to, tak usah di permasalahkan lagi, dan dia bukan pemuda dusun," ketua Cen berkata.
"Jadi siapa dia ?" Pedang tunggal yang juga di panggil Kiam to, berkata sambil jarinya menunjuk tepat di depan wajah Han ciu.
Han ciu diam tak menjawab walau jari Kiam to, tepat berada di depan wajahnya, dan menurut aturan yang berlaku, Kiam to tak sopan melakukan itu, apalagi di depan banyak orang, karna hal itu sama saja dengan merendahkan dan menganggap remeh orang tersebut.
"Dia adalah busu pengawal rumah hiburan surga malam !" Ketua Cen berkata.
Ha ha ha.
"Busu rumah hiburan."
Ha ha ha.
Kiam to tertawa dan berkata, dengan maksud menghina dan merendahkan Han ciu yang cuma busu dari rumah hiburan, busu yang tingkatannya paling rendah, karna hanya menjadi pengawal di rumah hiburan.
Karna busu memang mempunyai tingkatan, busu rumah pejabat, bangsawan, perkampungan dan yang terakhir adalah busu rumah hiburan.
"Kau jauh lebih pantas menggendong Xiao er, daripada busu itu. !" Kiam to berkata.
"Aku sudah menyuruhnya untuk mengantar nona Xiao er pulang, Tapi nona Xiao er tak mau di antar oleh muridmu, mungkin karena ada maksud terselubung, jadi biar mabuk Xiao er masih bisa merasa khawatir," Han ciu berkata.
Mendengar perkataan dari Han ciu wajah Kiam to berubah kelam dan sangat gusar.
"Kami orang orang dari perkampungan selaksa pedang adalah orang orang terhormat, bukan seperti mu yang hanya seorang busu."
Perkampungan selaksa pedang walau tidak banyak orang, tapi semua adalah jago jago pedang yang ada di daratan tionggoan ini.
"Apa kau pernah dengar nama Pedang langit !"
Cengcu ( ketua kampung ) dari perkampungan Selaksa pedang ?"
"Tidak," Han ciu berkata sambil menggelengkan kepala.
"Orang sepertimu mana kenal dengan Pedang langit, kau hanya kenal dengan nama nama gadis penghibur di tempatmu bekerja." pendekar Pedang tunggal berkata.
Sementara itu, Xiao cen terus memperhatikan keduanya, yang dari tadi selalu saja saling hina dan ledek.
"Jadi tuan yang bernama Pedang langit ?" Han ciu berkata.
Aku adalah ketua bidang hukum di perkampungan selaksa pedang, Aku di sebut juga Pedang tunggal.
"Ooh, pantas," kupikir tuan adalah pendekar Pedang langit.
"Memangnya kenapa ?" Pedang tunggal berkata.
Biasanya orang yang mempunyai nama besar jarang banyak omong !" Han ciu menjawab perkataan dari Pedang tunggal.
"Apa maksud dari perkataanmu busu tengik, ?"
Pedang tunggal berkata sambil menatap tajam ke arah Han ciu.
"Aku tak ada maksud apa apa, bukankah benar apa yang aku katakan tadi !" Han ciu berkata sambil balas menatap Pedang tunggal.
"Apa seperti ini cara cara orang perguruan dari golongan putih ?" bebas menghina orang tapi dirinya sendiri tak mau di hina !"
"Apa kau merasa terhina menjadi busu rumah hiburan ?" jika kau tak mau di hina, lebih baik kau masuk jadi anggota perguruan Api suci, itu jauh lebih terhormat daripada menjadi busu di rumah hiburan malam, tapi aku yakin, ketua perguruan api suci tak kan mau menerima orang sepertimu !" Pedang tunggal berkata.
"Ketua Cen !" jika aku masuk jadi anggota perguruan Api suci, apa busu rumah hiburan malam ini mau ketua Cen terima ?" Han ciu berkata.
Dan memang tepat Han ciu berkata seperti itu, karena setelah acara selesai, dan melihat sekilas pertempuran antara Han ciu dengan Cakar setan, ada niatan dari ketua Xiao cen untuk mengajak Han ciu bergabung dengan perguruan api suci.
"Jika kau mau, perguruan api suci dengan senang hati akan menerimamu ?" Ketua Cen berkata.
Pedang tunggal mengerutkan dahi mendengar perkataan kawannya, Xiao cen.
Sementara itu Han ciu tertawa terbahak bahak, melihat Pedang tunggal yang seperti orang bingung.
"Saudara Cen, apa benar perkataanmu tadi !" "sedangkan murid ku dari dulu ingin ikut masuk perguruan Api suci selalu kau tolak, tanpa ada penjelasan." Pedang tunggal berkata.
"Kawan !" masalah yang menyangkut tentang perguruanku, dan bagaimana aku mengambil anggota, biar aku saja yang urus tanpa harus memberitahukan kepada orang lain." ketua Cen berkata sambil menatap tajam ke arah Pedang tunggal.
Pedang tunggal wajahnya merah, karna malu telah di sindir secara halus oleh sahabatnya Xiao Cen, dan memang benar apa yang dikatakan oleh Xiao Cen, masalah perguruan adalah masalah masing masing, karna setiap perguruan berbeda aturan.
Perkampungan Selaksa pedang juga selalu memilih milih anggotanya, rata rata mereka yang memang benar benar ahli dalam soal pedang, sisanya barulah mereka mengajari anak murid mereka dan menjadi anggota perkampungan Selaksa pedang.
Mendengar perkataan dari Xiao cen, itu artinya bahwa muridnya tidak berbakat, dan busu itu lebih berbakat dibandingkan dengan ketiga orang muridnya.
Pedang tunggal semakin benci dengan Han ciu, karna tadinya dia berpikir akan di bela oleh Xiao cen, tapi agaknya Xiao cen seperti orang yang tak peduli dan tetap seperti biasa.
Sementara itu, bangsawan Kwe dan para tamu undangan yang mulai berdatangan, menghampiri dan melihat ke arah Xiao cen, Pedang tunggal dan Han ciu yang tengah berkerumun dan bertukar omongan.
"Lagi lagi busu muda itu yang membuat keributan !" Bangsawan Kwe berkata sambil menggelengkan kepala, sambil melihat ke arah Han ciu.
Melihat orang semakin banyak berdatangan, Pedang tunggal semakin merasa berada di atas angin, dan terus berkata kata bahwa busu itu tak sopan, dan telah mengihina dia dan perkampungan selaksa pedang.
Han ciu hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan dari Pedang tunggal, dan tak berniat mencari perkara dengan kakek itu.
Tapi Pedang tunggal tak mau melihat Han ciu pergi berlalu begitu saja dari hadapannya.
Sriing, sreet !
Sebuah pedang tipis sudah di cabut keluar dan menempel di leher Han ciu.
"Mau kemana ?" lagakmu baru menjadi busu saja sudah seperti tokoh persilatan.
Han ciu tanpa melihat karena lehernya tertempel pedang berkata.
"Apa ini cara orang orang dari golongan putih ?" Han ciu berkata.
Pedang tunggal menarik kembali pedangnya dan berkata.
"Aku hanya memberi peringatan kepadamu supaya tidak meninggalkan tempat ini."
Han ciu tak memperdulikan perkataan dari Pedang tunggal.
Tapi menatap ke arah bangsawan Kwe dan Ketua cen.
"Aku meminta saran !" Han ciu sudah tak mau berbasa basi dan sopan lagi, dia menyebut "aku" di depan bangsawan Kwe dan ketua Cen yang kedudukannya jauh di atasnya.
"Apa yang kau inginkan ?" bangsawan Kwe berkata.
"Aku ingin pibu dengan kakek yang bernama Pedang tunggal," Han ciu berkata.
Ha ha ha.
Pedang tunggal tertawa mendengar perkataan dari Han ciu.
"Kau ingin pibu denganku !" Lebih baik, kau bermain main dengan muridku saja daripada denganku." Meruntuhkan nama besarku saja jika bertanding melawan busu rumah hiburan malam sepertimu." Pedang tunggal berkata.
"Makin tua mulutmu makin tajam saja,"
Han ciu berkata.
"Bagaimana jika kita bertaruh ?"
Han ciu berkata kembali.
"Terserah kau saja, jadi apa yang harus kita pertaruhkan ?" Pedang tunggal berkata.
"Kita bertaruh dengan telinga, siapa yang kalah harus menebas telinga sendiri."
"Baik, kalian menjadi saksi," Pedang tunggal berkata sambil menatap ke arah bangsawan Kwe dan ketua Cen.
Setelah mendengar perkataan dari Pedang tunggal, Han ciu berkata sambil menatap ke arah musuhnya itu.
"Apa kau sudsh siap ?"
"Aku sudah siap bertarung dari tadi, tanganku sudah gatal sekali," Pedang tunggal berkata sambil menatap ke arah Han ciu.
Han ciu membalas perkataan dari Pedang tunggal, dan matanya menatap tajam ke arah kakek itu, lalu berkata dengan dingin.
"Aku bertanya bukan siap atau tidaknya kau bertarung.
"Tapi, apa kau sudah siap kehilangan telinga !"
👍 tetaplah berkarya 👍