NovelToon NovelToon
Balas Dendam Atas Lukaku

Balas Dendam Atas Lukaku

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Janda / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:23.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Gadisti

Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.


Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.

Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.


Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa kamu stres

Lima belas menit kemudian...

Jhon sudah selesai melakukan ritual mandi paginya, ia pun segera keluar dari dalam kamar mandi itu dengan hanya mengenakan handuk kecil yang menutupi bagian sensitifnya saja. Jhon terus berjalan melangkahkan kedua kakinya menuju walk in closet. Ia mengambil setelan tiga potong, kemudian memakainya di tempat.

Setelah selesai berpakaian, Jhon pun kembali melangkahkan kedua kakinya menuju nakas tempat dimana ia menaruh ponselnya tadi.

Jhon mengambil ponsel itu dan menyalakannya. Seketika ia mengembangkan senyumannya ketika melihat nama Mentari terpampang di layar ponsel miliknya. Dengan tidak sabaran, Jhon pun langsung membuka isi pesan yang di kirimkan oleh Mentari kepadanya.

*Pagi. Terima kasih. Kamu tidak perlu mengingatkanku, karena ingatanku panjang.*

"Apa-apaan ini? Kenapa dia bersikap dingin seperti ini kepadaku? Sangat menyebalkan." Gerutu Jhon sambil mengusap wajahnya kasar.

Jhon kembali mengirimkan pesan kepada Mentari.

*Aku hanya sekedar mengingatkanmu baby, karena aku takut, kamu lupa dan mengingkari janjimu.*

Jhon segera mengirimkan pesan itu kepada Mentari, setelah itu, ia keluar dari dalam kamarnya. Ia berjalan menuruni anak tangganya satu persatu dengan tatapan mata yang hanya fokus pada layar ponselnya.

*Tidak perlu, aku bukan nenek-nenek pikun. *

Jawaban pesan dari Mentari membuat Jhon terkekeh pelan. Jhon kembali membalas pesan dari Mentari tanpa menghentikan langkah kakinya.

*Jelas, kamu seperti seorang nenek-nenek, buktinya kamu melupakanku, laki-laki yang begitu tergila-gila padamu.*

Jhon tersenyum ketika pesannya itu sudah di baca oleh Mentari, ia tidak dapat mengalihkan pandangannya dari layar ponsel itu, hingga akhirnya ia menabrak tembok yang ada di hadapannya.

"Argh sialan. Siapa yang menaruh tembok ini di sini?" Gerutu Jhon sambil memegang jidatnya yang terasa sedikit nyeri.

Mama Celine dan pak Calvin yang menyaksikan tingkah putranya pun seketika saling melempar pandangannya satu sama lain. Mereka merasa putranya itu sedikit aneh tidak seperti dulu.

"Jhon, kamu sedang apa di sana?" Panggil Mama Celine menghentikan aksi Jhon yang sedang memaki tembok yang tidak bersalah itu. Jhon seketika berbalik dan melangkahkan kedua kakinya menghampiri sang mama yang saat ini sedang berada di meja makan.

"Sayang, kamu nagapin di sana tadi? Kok kamu marah-marah gak jelas gitu." Mama Celine kembali bersuara sambil menatap putranya penuh tanda tanya.

"Mungkin mama salah lihat." Jawab Jhon sambil meraih segelas kopi yang sudah di siapkan oleh si bibi.

"Mata mama masih normal, Jhon. Dan papamu juga melihatnya. Iya kan, pah?" Ucap sang mama sekilas melirik ke arah pak Calvin. Pak Calvin hanya menganggukkan kepalanya pelan, ia juga sangat penasaran dengan tingkah putranya tadi.

Jhon kembali menatal layar ponselnya ketika ia merasakan getaran menandakan bahwa adanya pesan masuk untuk dirinya. Seketika Jhon melebarkan senyumannya saat mengetahui siapa pengirim pesan untuk dirinya tersebut.

*Terserah kau saja*

"Singkat sekali, beberapa tahun tidak bertemu, dia berubah seperti gunung es." Gumam Jhon di iringi dengan helaan nafas beratnya.

"Lihat, pah. Anakmu tersenyum sendiri, tadi dia marah-marah sama tembok itu, dan sekarang tersenyum sendiri seperti orang gila. Ada apa sebenarnya dengan dia, pah? Apa dia seperti ini gara-gara ucapan mama semalam?" Mama Celine berucap sambil menatap putranya yang masih saja menyunggingkan senyumannya tanpa memperdulikan sekitarnya.

Pak Calvin pun menghela nafasnya panjang, ia sendiri tidak tahu mengapa putranya bisa bertingkah aneh seperti itu. Apakah yang di ucapkan oleh istrinya itu benar. Dengan memikirkannya saja membuat kepala pak Calvin pusing tujuh keliling.

"Makannya mama cabut syarat mama yang semalam, jangan sampai dia stres gara-gara itu." Usul pak Calvin sambil meraih secangkir kopinya dan meneguknya secara perlahan.

"Jhon! Apa kamu stres gara-gara syarat yang di berikan mama semalam?" Tanya mama Celine membuat Jhon seketika menoleh ke arahnya.

"Maksud mama apa?" Jhon berbalik nanya sambil meletakkan ponselnya di atas meja makan.

"Maksud mama, kamu menjadi stres karena terlalu memikirkan ucapan mama semalam. Karena mama perhatiin sikapmu itu sangat aneh, Jhon. Tadi saat kamu berjalan menuruni tangga, kamu senyam senyum sendirian. Terus tadi kamu marah-marah sama tembok itu padahal kamu yang nabrak tembok itu, dan barusan kamu senyam senyum lagi sendirian. Apa itu bukan stres namanya?" Ucap mama Celine membuat Jhon tersedak kopi yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Jhon tidak menyangka jika sang mama punya pikiran negafif seperti itu kepada dirinya, putra kandungnya sendiri.

"Astaga, mah. Kenapa mama bisa berpikiran seperti itu? Aku tidak stres mah, aku masih WARAS." Tegas Jhon menekankan kata waras di akhir kalimatnya sambil menatap sang mama kesal. "Sudahlah, aku berangkat dulu, mah, pah." Pamit Jhon lalu beranjak dari kursinya. Tak lupa ia juga mengambil ponselnya yang berada di atas meja dan memasukkannya ke dalam saku jasnya.

Jhon langsung melangkahkan kedua kakinya meninggalkan mama Celine dan juga papa Calvin yang tengah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sepertinya mereka tidak tahu jika putranya itu sedang di landa cinta hingga membuat tingkahnya menjadi aneh seperti tadi.

Bersambung.

1
Titin Andien
ibu nya Alex edan
Titin Andien
mamah Liza bijak aku sukaas
Gupron Gupron
prasaan banyak bacot doang anjink
Wahyu Kasep: bener banget
total 1 replies
maria handayani
/Facepalm/
Nada dwi Yuandira
Luar biasa
arniya
luar biasa kak
~Ni Inda~
Gmn cara mendeteksi orang seperti ini....seolah sahabat padahal musuh penuh racun
Rina Delfita
Luar biasa
Sapna Anah
yeees mentari yg terbaik 💪💪💪
Sapna Anah
langsung sja shi d smekdon banyakan drama
Supryatin 123
luar biasa thor
maria handayani
/Silent/
Yati Supriyati
Luar biasa
Citra Emilia
menarik dan memberi manfaat
Citra Emilia
mana lanjutanya
Tita Karlita
dan untuk visual Jhon aku bayangin (Kevin Lutolf).
Tita Karlita
Aku bayangin Mentari itu (Anastasia cebulska) aja ya thor.
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
Lia Yanna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!