NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:162.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: kelana syair( BE)

Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.

Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.

Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemuda bertopeng

"Berhenti....!!!"Teriak komandan pasukan itu.

Satu orang pasukan kemudian turun dari kudanya untuk membukakan pintu kereta untuk Jenderal Bagaswara.

"Silahkan turun Jenderal."Ucap pasukan itu.

Jenderal Bagaswara kemudian turun dari keretanya membuat semua mata tertuju kepadanya.

Daswara segera buru buru menghampiri kereta kuda itu untuk menyambut Jenderal besar itu.

"Selamat datang Jenderal Bagaswara di perguruan tapak suci."Ucap Daswara dengan memberikan hormat kepadanya.

"Semuanya berikan hormat kepada Jenderal besar Bagaswara dari kerajaan Majang!"Teriak Jila.

"Selamat datang dan salam hormat untuk Jenderal besar Bagaswara!"Teriak seluruh orang yang ada di situ.

Jendral berbadan besar dengan kumis tipis berpakaian baju besi itu tersenyum dan mengangguk menanggapi salam hormat dari mereka semua.

"Saya sungguh terkesan dengan acara penyambutan ini guru."Ucap Bagaswara.Merasa tersanjung.

"Terima kasih Jenderal, mari saya antar ke tempat duduk yang telah kami persiapkan untuk Jenderal."Ucap Daswara.

"Baiklah."Ucap Jenderal Bagaswara.

Jenderal Bagaswara lalu mengikuti Daswara menuju ketempat duduknya, sementara itu Sungsang yang berada jauh di samping sebelah timur yang bersama dengan Wikramadana gurunya merasa senang karena ayahnya telah jadi datang ke turnamen itu.

"Sungsang jangan buat malu perguruan naga hitam dan ayah mu kau harus berjuang sampai akhir dalam turnamen ini."Ucap Wikramadana.

"Pasti guru,aku akan memberikan hasil terbaik untuk perguruan kita."Ucap sungsang dengan semangat berapi-api.

"Guru besar Wisangkara lama tidak jumpa."Ucap Jendela Bagaswara.

"Benar jenderal terakhir kita bertemu waktu Jenderal datang ke perguruan naga hitam beberapa tahun lalu bersama sungsang, sekarang baru kita bisa ketemu lagi."Ucap Wisangkara.

"Kedatangan ku kali ini adalah untuk mengetahui sampai di mana perkembangan anak ku saat ini."Ucap Jenderal Bagaswara.

"Semoga jenderal Bagaswara tidak kecewa dengan penampilan sungsang dalam pertandingan nanti."Ucap Wisangkara.

Jenderal Bagaswara mengangguk angguk dengan pandangan ke arah sungsang yang ada di pinggir sebelah timur bersama Wikramadana.Ia tersenyum sambil melambaikan tangan untuk menyapa anaknya itu.

"Guru apakah pertandingan ini bisa di mulai."Tanya Jila kepada Daswara.

"Jangan dulu , Warisapana belum datang kita tunggu dia sebentar lagi."Ucap Daswara.

"Kalau begitu baiklah."Ucap Jila kemudian kembali ketempatnya.

"Mohon saudara semua bersabar karena kita mesti harus menunggu Tuan Warisapana dari perguruan pedang terbang yang belum datang."Seru Jila.

Para penonton bergemuruh mendengar mereka harus di suruh menunggu padahal matahari sudah mulai naik tinggi.

Di barisan penonton terlihat Dewi Angan Angan sudah hadir di sana tapi dengan muka tertutup cadar berwarna putih dengan berpakaian serba putih.Wanita sakti mandraguna itu datang ke turnamen itu karena ada sesuatu yang di carinya,apa itu hanya dia yang tahu.

"Guru apakah Warisapana dari perguruan pedang terbang itu mengubah pikirannya hingga saat ini belum datang juga."Tanya Niwang Sari, kepada Nilam cahaya.

"Aku tidak tahu Niwang, mungkin di jalan ada rintangan sehingga membuat mereka terlambat."Ucap Nilam Cahaya.

"Huuh... Jenuh rasanya harus menunggu lama seperti ini ".Gerutu Niwang Sari.

Di sisi lain Wulandari yang bersama dengan guru pembimbingnya Tara Weding memandang tajam ke arah Nilam Cahaya dan Niwang Sari yang merupakan lawan terberat dalam turnamen ini.

"Wulandari dalam turnamen ini kau mendapatkan keuntungan karena dapat melihat kemampuan calon lawan mu nanti, jadi kau gunakan kesempatan itu untuk mempelajari jurus jurus mereka."Ucap Tara Weding.

"Baik guru aku mengerti,akan aku pantau semua calon lawan ku nanti."Ucap Wulandari.

Tidak lama kemudian Warisapana dan pemuda bertopeng yang tidak lain adalah Barata pun tiba di perguruan tapak suci. Warisapana dan Barata langsung memberikan hormat kepada semua orang yang ada di situ.

"Maafkan atas keterlambatan saya tuan tuan karena di jalan ada sedikit halangan."Ucap Warisapana.

"Baiklah kami semua bisa maklum Tuan Warisapana silahkan duduk di kursi yang telah kami siapkan."Ucap Daswara.

"Baik tuan, Barata kau segeralah ke tempat para peserta."Ucap Warisapana.

"Baik guru."Ucap Barata kemudian berjalan menuju ketempat para peserta pertandingan yang berada di sebelah timur.

Para peserta tertuju pada pria bertopeng yang menuju ke arahnya, Niwang Sari menggelengkan kepalanya dengan melipat kedua tangannya.

"Sialan menunggu selama ini hanya untuk seorang pemuda yang tingkat kependekaran cuma di kelas menengah tahap akhir, sungguh memuakkan."Ucap Niwang Sari.Dengan meremehkan.

"Kenapa pemuda itu sangat familiar di lihat dari bentuk tubuhnya, siapa dia sebenarnya."Ucap Nilam Cahaya dalam hati sambil terus memandang ke arah Barata.

Niwang Sari heran melihat gurunya terus memperhatikan pemuda bertopeng yang berjalan ke arahnya.Karena rasa herannya itu ia kemudian bertanya pada gurunya itu.

"Guru apakah mengenali siapa pemuda itu."Tanya Nilam Sari.

"Tidak Niwang cuma sepintas agak mirip seseorang."Ucap Nilam Cahaya.Dengan pandangan masih menatap ke arah Barata.

Barata kemudian mengambil tempat tidak jauh dari Nilam dan Niwang Sari,ia baru tahu kalau gadis yang pernah bersamanya di hutan malam malam adalah murid dari perguruan Harimau Api.Sungguh pertemuan yang tidak pernah di rencanakan tapi bisa terjadi di tempat itu.

Karena semua sudah datang Daswara segera memerintahkan Jila untuk memulai turnamen bela diri itu.

"Kepada para peserta semuanya ,saya akan menjelaskan beberapa peraturan dalam turnamen ini.Dalam pertarungan nanti tidak di anjurkan untuk saling membunuh satu sama lain,bagi peserta yang sudah terluka dan tidak sanggup lagi melanjutkan pertarungan sebaiknya mengaku kalah saja supaya tidak terjadi hal hal di luar keinginan kita.

Jika dalam pertandingan nanti ada yang berlaku curang maka akan langsung dianggap kalah, karena kita di sini menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.Saya kira itu peraturan yang perlu kalian semua ketahui."Ucap Jila.

"Untuk mempersingkat waktu, saya akan bacakan siapa yang akan bertanding lebih dulu sesuai dengan pengundian kemarin.

"Pertandingan pertama dalam turnamen ini akan di buka oleh Cakra Sula dari perguruan Kelabang Merah melawan Barata dari perguruan pedang terbang.

Saya persilahkan kepada kedua peserta yang namanya saya sebutkan tadi untuk segera naik keatas panggung."Ucap Jila.

Mendengar nama Barata di panggil dalam turnamen itu, membuat dirinya Niwang Sari dan Nilam Cahaya penasaran.Apakah dia itu pemuda yang pernah mereka kenal atau tidak.

"Melihat dari tenaga dalam yang terpancar dari tubuhnya aku yakin dia bukan Barata anak Wibisana itu."Ucap Niwang Sari. Dalam hati.

Di tempat duduknya Ki Kala Pasung terlihat jumawa karena Cakra Sula akan mudah mengalahkan Barata dalam sekejap ,setelah melihat perbedaan tingkat kekuatan mereka yang terpaut jauh.

"Warisapana sepertinya kali ini kau akan pulang lebih awal ke perguruan pedang terbang."Ucap Ki Kala Pasung.Dengan menyunggingkan senyumnya.

"Semoga saja kata kata mu tidak berbalik kepada mu kala pasung."Ucap Warisapana.Dengan suara enteng tanpa beban.

"Cakra Sula kau harus singkirkan pemuda bertopeng itu dengan cepat untuk menghemat tenaga mu."Ucap Kumara yang saat itu berada di sana bersama dengan Jaladarta.

"Guru tidak usah khawatir dengan kekuatan ku saat ini adalah hal kecil untuk mengalahkan dia."Ucap Cakra dengan sesumbar.

"Bagus sekarang naiklah ke panggung tunjukkan kemampuanmu."Ucap Jaladarta.

Cakra Sula langsung berkelebat naik ke atas panggung dengan memamerkan ilmu ringan tubuhnya.Hal itu membuat para penonton merasa kagum dengan kehebatannya itu.

Melihat lawannya sudah naik Barata hanya berjalan kaki menuju ke panggung pertandingan,ia tidak perlu memamerkan kekuatannya seperti yang di lakukan oleh Cakra Sula tadi.Karena menurut itu suatu hal yang tidak penting.

"Ingat dalam pertandingan ini dilarang untuk saling membunuh satu sama lain,apabila ada yang melanggar peraturan ini makanya akan di kenakan hukuman berat."Ucap Jila dengan suara lantang.

1
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Eddy Airborne
lanjutkan
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
Up
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐👍
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
Up
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!