Menikahi Gadis Koma ( Arwah Cantik)

Asisten Jo datang ke sebuah kantor, disana ada seorang detektif yang sangat ahli dalam pekerjaannya.

"Apa ini dengan detektif Anan?" tanya Jo saat memasuki kantor itu.

"Oh iya benar, silahkan duduk mas." jawab detektif Anan.

Jo pun mengangguk dan duduk di sofa.

"Dengan siapa dan anda perlu bantuan apa?"

"Saya Jonathan, tapi panggil saja saya Jo, " Jo menunjukkan sebuah berita tentang kecelakaan Karin malam itu.

"Saya ingin anda mencari tau penyebab kecelakaan ini, memang sudah di putuskan kecelakakan ini kecelakaan biasa , tapi saya rasa ada kejanggalan disini."

Detektif Anan memperhatikan foto motor yang di tunjukan oleh Jo. "Hmm baiklah biar nanti saya cari tau penyebab kecelakaannya dan kalaupun ada tersangka disini, saya pastikan akan menemukan tersangka itu sampai dapat."

"Iya, terimakasih detektif. Tolong usahakan secepatnya!"

Jo memang merasa ada yang aneh dengan Bara semalam yang berhalusinasi melihat arwah, dan hari ini Bara bersikap aneh juga tiba-tiba ingin menyelidiki kasus tabrakan seorang wanita yang kini terbaring koma. Apalagi saat tau siapa yang dipedulikan Bara, puteri dari K Grup, yang pernah dijodohkan dengan Bara.

Mengapa tuan Bara sangat mempedulikannya padahal mereka tidak pernah bertemu. kata hati Jo.

Bara memang selalu bercerita apa saja pada Jo walaupun kadang mereka sering bertikai.

****************

Kali ini Jo dikejutkan dengan rencana pernikahan Bara.

"Tuan yakin mau menikahinya? Apa karena warisan itu membuat tuan nekad menikahi gadis yang sedang terbaring koma?" tanya Jo begitu mendengar cerita dari Bara akan menikahi Karin.

Malah Bara baru teringat dengan syarat pernikahan itu, "Emm... oh iya benar tentu saja karena warisan. Karena itu cepat urus agar semua saham jatuh ke tanganku, nanti kau akan ku beri beberapa persen."

Mungkin karena Bara tidak pernah jatuh cinta makannya dia tidak menyadari apa yang dirasakan itu pada Karin seperti apa, niat Bara untuk menikahinya karena ingin melindunginya dan membantu Karin agar tidak jadi di lamar oleh Revan.

"Jadi itu niatmu untuk menikahiku?"

Bara dikagetkan saat mendengar suara Karin.

Ahh... dia pasti salah paham. kata hati Bara.

Karin duduk disamping Bara, "Suruh asistenmu keluar, kita harus bicara!"

Jo merasa kecewa dengan jawaban dari Bara, "Aku pikir tuan mencintanya, apalagi sampai bertindak sampai menyewa dete... emmphh!"

Bara menutup mulut Jo agar tidak meneruskan perkataannya. Dia tidak mau Karin kegeeran kalau mengetahui Bara sampai bertindak sajuah itu demi dirinya.

Ceklek!

Ada yang membuka pintu, tenyata dia Jesika. Jesika terkejut saat melihat Bara menutup mulut Jo yang sedang berduaan di ruang Dirut, padahal aslinya bertiga ada Karin.

"Ya ampun, apa yang kalian lakukan?" Jesika mengatakannya sambil menganga.

Jo segera melepaskan tangan Bara yang menutup mulut dari tadi.

Jesika masuk kesana dengan rasa yang campur aduk dan kecewa "Apa ini alasan kalian tidak berkencan selama ini?"

"Kamu pikir aku belok? Enak saja!" Bentak Bara.

"Tapi terus buat apa kalian tadi... "

"Terus mau apa kamu kesini? Bukannya seorang Dokter harusnya di rumah sakit?"

Karin mencubit pinggang Bara, "Kamu galak amat sama cewek!"

Jesika menyimpan makanan di atas meja, "Aku datang kesini hanya untuk mengantarkan spagetti ini padamu, kamu sangat suka spagetti, makanya aku memasak khusus untukmu!"

"Wah so sweet, harusnya kamu menikah dengan dia, bukan denganku, Bara!" Karin terus memprovokasi Bara agar membatalkan niatnya untuk menikahinya.

Setelah berkata begitu, Jesika langsung pergi.

"Mengapa tuan tadi tiba-tiba menutup mulutku, membuatnya salah paham pada kita." Jo memprotes kelakuan Bara itu.

"Hm... tapi ada bagusnya biar dia berhenti mengharapkanku, iya kan?" Bara memberikan spagetti buatan Jesika pada Jo, "Dan bawa ini terserah kamu mau membuang atau memakannya!"

Jo segera pergi membawa spagetti itu dengan perasaan kesal.

Kini tinggal hanya ada Karin dan Bara. Tiba-tiba Karin menendang kaki Bara.

Bughh...

"Arghhhrt... " Bara memegang kakinya yang sakit, "Apa yang kau lakukan?"

"Dasar orang tidak berperasaan, wanita itu tulus memasak untukmu tapi kamu malah menyuruh asistenmu untuk membuangnya!"

"Jo selalu memakannya, kau tenang saja. Kenapa harus semarah itu sampai menendang kakiku?"

"Itu alasan aku tidak ingin menikah denganmu, kau tidak berperasaan, makanya terus menolak membantuku. Dan sekarang kau menikahiku karena warisan, apa kamu tidak takut kalau aku terus menerormu jika mau nekad menikahiku."

Bara menatap tajam pada Karin, "Aku sudah menolongmu, dan sekarang giliran kamu menolongku. Jadi kita impas kan?"

"Itu artinya aku akan tetap disisimu, kau tidak takut, bisa saja aku menunjukan penampilan seramku?"

Bara merasa tertantang, dia menarik tangan Karin sehingga badan mereka begitu dekat, "Oke ayo cepat tunjukan wajah serammu itu, aku ingin melihatnya lebih dekat!"

Karin sangat gugup saat hidung mereka begitu dekat hanya terhalang 10 cm saja. Sementara jarak kedua tubuh mereka hampir saja menempel, dan tangan Bara telah melingkari pinggangnya membuatnya tak bisa berkutik.

"Kenapa diam? Aku tau kau hanya menakutiku saja!"

"Jangan seperti ini, kau bisa jatuh cinta kepadaku!" Karin memperingatinya, agar Bara melepaskannya.

"Bukankah itu yang kau harapkan, ayo buat aku jatuh cinta padamu!" Bara menatap intens kedua bola mata Karin yang indah itu.

Karin merasa tertantang "Oke, dengan ini kau mungkin akan tergila-gila padaku, Bara!" Karin memegang wajah Bara dan menjinjitkan kakinya membuat kedua hidung mereka menempel, sangat tercium aroma wanginya nafas Bara membuatnya menggebu.

Gila, apa yang kau lakukan, Karin? Yang ada kamu yang jatuh cinta padanya.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...