"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan untuk emak iyem
keesokan harinya ranita langsung cek out dari penginapan tanpa kesulitan ranita mencari mobil serta supirnya.
Setelah mendapatkan mobil ranita langsung melaju menempuh perjalanan kurang lebih empat jam lamanya,walau keadaan hamil tak membuat semangat ranita kendur.
Dan kini ranita sudah sampai di perkampungan tepat jam dua belas siang,dan membuat heboh di beberapa tetangga ranita yang terkejut melihat penampilan ranita dengan perut sedikit terlihat buncit walau saat ini ranita menggunakan gamis.
" Assalamualaikum,,," ucap ranita mengucapkan salam hingga membuat yang di dalam rumah belonjak kaget dan berlari keluar ruma.
" Wa'alaikumsalam, masyaallah nit ini beneran kamu kah nak." ucap mak iyem dengan wajah yang begitu bahagia bercampur terkejut karena rencana Iyem meminta anaknya meli untuk menelpon keponakannya itu.
" Maaf ya mak,nita gak ngasih kabar emak." ucapku tak enak hati.
" Ya wes, gak apa-apa tapi kamu kesini sama siapa? riyan mana?" tanya mak iyem sambil celingukan mencari seseorang.
" Apa kalian berdua aja pulang duk?" tanya mak iyem lagi.
"Ya mak, ranita sama anwar aja, kamu berdua ja pulang kampungnya soalnya mas riyan ada pekerjaan." ujarku.
" Walah, kenapa gak telpon mbak mu klo kamu mau pulang duk, kan bisa di jemput nantinya ini kok malah nekat toh, mana hamil sambil bawa anak lagi." omel mak iyem yang hanya di balas senyuman oleh ranita karena apa yang di bilang emak iyem benar takut terjadi apa-apa aja jika pergi dengan keadaan ranita sekarang.
" Mak, mana mba meli?" tanya ku sambil ku edarkan keseluruh ruangan.
" Ya mba mu lagi sibuk di ternak, karena ada yang mau ambil sapi sama kambing kayanya untuk aqiqah gitu." ujar mak iyem yang masih setia menggenggam tanganku.
" Alhamdulillah ya mak ternak makin ramai." ucapku dengan senyum bahagia.
" Lah gimana gak ramai orang mas iparmu itu yang promosikan ke semua teman-temannya di kecamatan sana yo ramai lah." jelas mak iyem.
" Wah ternyata mas yogi cekatan ya mak." ucapku bahagia.
" Ya mel, emak yo seneng masmu itu orangnya gak bisa diem ada aja yang di kerjain." balas emak iyem.
" Yo wes ayo istirahat emak bantu." tawar emak iyem sambil menarik koper milikku.
" Gak usah mak,nita masih kuat kok." ucapku menolak karena gak enak hati.
"Wes tah, ayo istirahat nanti kita makan siang bareng." ucap mak iyem yang masih memaksa menarik koperku masuk kedalam kamarku dulu.
Setelah sholat ranita langsung istirahat karena kehamilannya yang tak bisa memaksakan tubuhnya untuk bergerak terus menerus dan itu pun di fahami oleh emak iyem karena Mak iyem juga yang tidak mengizinkan ranita beraktifitas apa lagi habis dari perjalanan yang lumayan jauh.
*******
Di lain tempat ada sedikit keributan yang menimpa rumah linda adik ratmi.
Suara ibu ratmi yang cukup mengganggu istirahat suami linda membuat linda di tegur oleh suaminya.
" Eh dewa, kamu itu ini sudah siang bukan pagi enak banget kamu tiduran terus." omel ibu ratmi tepat di hadapan dewa adik ipar ratmi sedangkan linda takut-takut membuat suaminya terpancing emosi karena ulah kakaknya.
" Kamu kak, bisa gak bertamu punya sopan sudah semalam gedor rumah kaya debt collector lagi ini lagi bikin keributan aku mau istirahat kalo kalian mau ribut keluar dari rumah ku." dewa membalas ucapan ibu Ratmi dengan sedikit meninggikan suaranya.
" Enak aja kamu menyuruh aku keluar yang notabennya kakak kandung linda yang harusnya keluar itu kamu,kamu itu hanya orang lain yang kebetulan menikah dengan adikku." jawaban seenaknya ibu ratmi dan itu sukses membuat linda tambah ketar ketir ketika mata tajam suaminya melihat kearahnya.
" Oh aku hanya orang lain ya,hem baik, kalian yang bertamu kerumah ku dan adikmu ini hanya penumpang di kapal ku dan seenaknya kalian bikin keributan dan mengatakan aku yang harus keluar,linda kamu bawa semua keluarga mu keluar dari rumah ku,aku malas berdebat lagi." ucapan dewa bagaikan multinatum untuk linda yang harus di laksanakan segera.
Linda yang melihat kepergian suaminya yang masuk kamar membuat dirinya gemetar hebat dan langsung memarahi kakak nya yang seenaknya ngomong.
" Kak, kenapa sih kakak selalu aja bikin ribut,marah kan bang dewa sama aku gara-gara kakak bang dewa mau istirahat kak cuma hari minggu dia bisa istirahat di rumah." omel linda ke kakak nya yang langsung dapat pandangan tak enak dari kakaknya mata ibu ratmi melotot sempurna di pandangnya adiknya.
" Oh jadi kamu belain suami mu itu, kamu itu pemilik rumah linda kenapa takut sama suamimu yang jelas-jelas menumpang di sini kalo dia merasa terganggu ya pergi aja kan bisa." ucapan ibu ratmi sukses membuat Linda dan yang ada di seluruh ruangan itu ter bengong dan langsung memandang ibu Ratmi mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing dengan ucapan ibu ratmi.
" Dia suamiku kak buka orang lain dan kakak bilang bang dewa numpang, kakak salah bang dewa pemilik rumah ini kak bukan aku, aku yang menumpang sudah lah kak mending kakak kerumah bang juli bawa semu anak-anak kakak, aku gak mau ribut berpanjangan kak dengan bang dewa." jawab Linda dengan kesal sambil menunjuk pintu rumah yang memang sudah terbuka.
" Kok kamu mengusir kakak lin, gak bisa gitu dong kakak ini kakak kandungmu, kakak gak akan ke mana-mana kakak cape mau istirahat." ucap ibu ratmi sambil melangkahkan kakinya menuju pintu kamar yang mereka tempati semalam.
" Kalian kenapa diam aja gak bisa kah kalian tegur ibu kalian, apa lagi kamu riyan kamu anak laki-lakinya kamu bisa kan nasehati ibumu untuk memberitahu tata kerama bertamu." suara tegas dan lantang dari bang dewa mampu membuat semua terdiam mereka tau merek salah gak menegur ibu mereka malah membiarkannya tapi tidak dengan reni dan yanti yang membalas ucapan om mereka.
" Ini kan rumah tante Linda, ibu gak salah dong kan ini rumah adiknya,dan kenapa om dewa protes kalo om dewa gak terima kami di sini benar kata ibu om pergi aja dari rumah tante linda." reni yang membalas ucapan om dewa.
" Ya seharusnya om paham dong kami ini tamu apa lagi dari keluarga tante linda,kalo mau istirahat ya istirahat aja om gak usah marah-marah gak jelas, numpang aja belagu." ucapan reni dan yanti membuat hati linda tambah ketar ketir karena seseringan nya dulu linda membela kakaknya ratmi hingga membuat rumah tangga dewa dan linda sudah di ujung karena permohonan bang juli aja yang mampu membuat dewa bertahan.dan kini ibu ratmi membuat ulah dan bikin ketentraman rumahnya jadi berisik lagi.
" anak sama orang tua kok sebelas dua belas, Linda kamu suruh Abang juli jemput mereka hari ini,kalo sampai aku keluar dari kamar masih ada mereka mending kamu aku pulangkan saja sama abangmu, ingat kamu sudah sering buat aku menyerah jangan bikin aku benar-benar menyerahkan kamu kerumah abangmu." ucapan bang dewa sukses membuat Linda frustasi Linda yang melihat dewa berlalu pergi dan masuk kamar dengan membanting pintu cukup keras membuat ibu Ratmi yang di dalam kamar dan di ruang tengah semua terlonjak kaget.
" Kalian bantu Tante bawa ibu kalian, Tante gak mau rumah tangga Tante jadi taruhannya kalian kan tau ibu kalian itu keras kepala dan egois,dan kamu Yanti bukanya kamu anak tertua menegur ibumu kok malah ikut-ikutan sifatnya seperti ibumu,Reni ini juga, Tante tidak mau tau kalian bawa ibu kalian pergi, kalo mau datang kepernikahan Dewi kalian datang aja langsung kerumah bang juli jangan lagi kesini Tante cape menghadapi ibu kalian." omel Tante Linda panjang lebar kepada keponakannya.
jangan lupa saling dukunggg