NovelToon NovelToon
Wanita Simpanan Bos

Wanita Simpanan Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Pelakor / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:72.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Jayanti

Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.

Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Malam hari, di rumah kedua.

Suasana di rumah sangat gaduh, Reynald marah besar pada beberapa bodyguard yang berjaga karena dirasa tidak ketat dalam menjaga istrinya. Ada kurir mengantarkan pesanan makanan. Setelah mengecek isinya, kurir tersebut diizinkan masuk. Tapi, nyatanya kurir itu adalah orang bayaran Silvia. Dibayar untuk mencelakakan Yasmin, beruntung Yasmin tidak kenapa-napa hanya bagian kakinya terkilir demi menghindari kejaran kurir itu.

Reynald sedang mengoleskan krim pada luka istrinya dengan sangat hati hati.

"'Sakit?" Reynald melihat wajah Yasmin yang sedari tadi terlihat melamun.

"Tidak, sudah tidak sakit lagi" jawab Yasmin kaget hingga membuyarkan lamunannya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Reynald menatap Yasmin. "Silvia?" tanya Reynald membuat Yasmin mengangguk pelan.

"Aku sudah mengganti semua bodyguard dan aku pastikan setelah ini dia tidak akan bisa menyuruh orang untuk mencelakakanmu lagi."

"Aku hanya takut, Mas. Tidak tahu apa yang akan terjadi bila bi Marni tidak teriak. Mungkin aku tidak akan selamat." Yasmin masih merasa trauma akan kejadian tadi sore dan kurir bayaran Silvia sudah diamankan pihak berwajib.

"Makanya kenapa aku tempatkan bodyguard untuk menjagamu, karena aku tahu siapa Silvia. Dia akan menghalalkan segala cara demi rencananya tercapai. Tapi, kamu jangan takut aku akan selalu ada untuk menjagamu."

"Iya Mas, makasih. Tapi, aku merasa bersalah. Aku tahu kenapa dia sampai nekat," ucap Yasmin.

"Aku mengerti perasaanmu, tapi mulai sekarang aku ingin kamu lebih berhati-hati kepadanya karena setelah kejadian hari ini, entah apa yang akan dia lakukan lagi padamu."

Yasmin mengangguk pelan.

"Tak akan kubiarkan dia menyakitimu lagi." Reynald menarik Yasmin ke pelukannya.

Yasmin menganggukan kepalanya di pelukan Reynald.

"Besok kamu tidak perlu pergi ke kantor, istirahat saja dirumah." Reynald mengurai pelukannya.

"Tapi, Mas. Aku tidak enak jika harus ambil cuti lagi. Aku tidak enak sama bu Farrah, lagian di kantor kerjaan sedang banyak-banyaknya. Aku tidak mau keenakkan karena jadi istrimu."

Reynald menghela napas.

"Mas, aku mohon. Izinkan aku kerja besok ya, aku juga jenuh jika lama-lama diam di rumah." Yasmin memelas.

Reynald terpaksa mengangguk, "Baiklah, tapi aku akan tetap memantaumu. Aku tidak mau Silvia kembali bertindak gegabah padamu. Kamu paham?"

"Paham, Mas."

***

Hari ini Yasmin kembali bekerja, setelah sebelumnya Sani dan Dina mendoktrinnya untuk bersikap masa bodoh atas semua yang terjadi akhir-akhir ini dan itu rasanya sangat ampuh sekali.

Orang-orang di kantornya capek sendiri dan tidak berani mengusiknya lagi.

"Yas, aku senang kita bisa kumpul lagi. Nyaman ya nggak ada lagi yang gangguin." Dina ikut bahagia merangkul Yasmin dan memeluknya.

"Makasih kalian selalu ada buat aku." Yasmin cukup terharu, memiliki sahabat seperti Sani dan Dina membuatnya tidak sendiri.

Yasmin ikut kerja lembur walaupun sudah dilarang oleh suaminya, dia hanya ingin sama rata bekerja dengan yang lainnya.

Jam sudah lewat dari pukul 8, Yasmin tetap bersemangat mengerjakan tugas dari Farrah. Merasa ribet, dia menjepit rambutnya membentuk gelungan. Tanpa sengaja Sani melihat ada bekas merah di leher Yasmin membuatnya mematung sejenak.

'Bekas merah di leher Yasmin? Ah masa iya sih.' Sani menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"San, ko bengong." Dina menyenggol lengan Sani.

"Eh.. San. Coba kamu lihat lehernya Yasmin, ada bekas merahnya. Itu bekas apa ya?" bisik Sani.

Dina ikutan memperhatikan leher putih Yasmin, dia juga melihatnya.

"Bisa saja itu karena gatal, jadi dia garuk-garuk," kata Dina.

"Beda Din, bukan gitu kalau bekas garukkan."

"Memangnya kamu tahu bekas gitu kaya apa?" tanya Dina.

Sani menggeleng sambil nyengir kuda membuat Dina memutar bola matanya malas.

"Sudah lupakan, jangan berpikir macam-macam!" seru Dina kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ponsel Yasmin berkali-kali berdering, nama Reynald tertera di sana. Dia keluar ruangan sebentar untuk menjawab panggilan suaminya.

"Iya, Mas?" Suara Yasmin menjawab panggilan.

"Sayang, kamu sampai jam berapa di kantor? Apa aku bilang sama Farrah untuk mengizinkanmu pulang?" Suara Reynald terdengar sedikit marah.

"Jangan, Mas. Sebentar lagi kita semua pulang ko. Tinggal sedikit lagi tanggung, aku gak enak sama yang lainnya." Yasmin terdengar cemas, di sisi lain dia tidak mau Reynald marah.

Terdengar Reynald mendengus.

"Aku tunggu kamu sampai selesai," kata Reynald.

"Tunggu? Mas, belum pulang?" tanya Yasmin kaget.

"Menurutmu? Aku masih ada di ruangan menunggumu."

Yasmin menghela napas panjang, dia mengira suaminya sudah lebih dulu pulang.

"Ya sudah, Mas. Kalau gitu aku bereskan pekerjaan dan kita pulang sama-sama. Aku tutup ya, Mas."

"Eehmm.." Suara deheman membuat Yasmin kaget bukan main. Ketika berbalik badan, Sani dan Dina sudah berada di belakangnya sambil bersedekap.

"Ka-kalian? Sedang apa kalian di sana?" tanya Yasmin terbata-bata.

"Yas, kamu punya pacar? Siapa? Ko gak kasih tahu kami!" Sani berlagak marah.

"Aku? Aku, iya ada. Nanti aku kenalkan sama kalian ya," jawabnya setengah panik.

"Kapan?"

"Kalau waktunya tiba. Oke? Ayo kita lanjutkan kerjanya biar cepat pulang." Yasmin menggandeng Sani dan Dina bersamaan kembali ke ruangan.

***

Usai mandi dan berganti pakaian, Yasmin merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah seharian bekerja.

Reynald menatap istrinya tajam.

"Kalau kamu kerja sampai malam, aku tidak akan membiarkanmu kerja lagi. Lebih baik kamu di rumah dan jaga kandunganmu baik-baik," ujar Reynald tegas.

Yasmin tidak langsung menjawabnya, dia menyisir rambutnya lebih dulu. Lalu di samping Reynald yang sudah lebih dulu duduk di ranjang.

"Mas, maaf kalau kamu marah. Aku hanya menjalankan tugasku sebagai karyawan di kantor, aku tidak bisa kerja seenaknya. Mereka juga kan tidak tahu kalau aku istrimu, Mas." Yasmin merayu Reynald supaya tidak marah lagi.

"Apa perlu aku bilang sama semua orang di kantor kalau kamu itu istriku?" Tantangnya.

"Bukan gitu, Mas. Aku hanya tidak mau salah paham, kamu tahu kan karyawan itu pekerjaannya seperti apa?"

Tiba tiba ponsel Reynald berbunyi.

"Ya, Linda?" jawab Reynald mengangkat panggilan kepala asisten rumah tangga ibunya.

"Apa?" Reynald berdiri dengan panik sambil bangkit dari tempat tidur, dikuti Yasmin yang kaget melihat reaksi suaminya.

"Saya akan segera kesana," ucap Reynald sambil menutup teleponnya.

"Ada apa?" tanya Yasmin penasaran.

"Ibu terkena serangan jantung, aku harus segera kerumah sakit," jawab Reynald lalu berganti pakaian terlebih dahulu setelah itu mengambil jasnya dan berjalan menuju pintu diikuti Yasmin di belakangnya

Yasmin mengantar suaminya sampai di depan pintu. Reynald berpamitan dulu pada istrinya.

"Aku pergi dulu," ucap Reynald sambil mengecup kening istrinya dan juga mengusap lembut perut Yasmin.

***

Sesampainya di rumah sakit, Reynald langsung menemui dokter yang menangani Ambar.

"Bagaimana keadaan ibu saya?" tanya Reynald cemas.

"Ibu anda mengalami serangan jantung dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Operasi bypass jantung tepatnya, untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah." Silvia terisak mendengar penjelasan dokter. Reynald hanya melirik Silvia yang sedang bersama ibunya.

Reynald setengah ragu, selama ini ibunya tidak pernah memiliki riwayat penyakit jantung.

"Tapi, Dok. Setahu saya, Ibu saya tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Ibu saya sangat menjaga sekali pola hidup sehat," jelas Reynald.

"Begini Pak Reynald, seseorang bisa terkena serangan jantung tanpa ada riwayat penyakit. Jadi, itu yang ibu anda alami. Diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah di arteri koroner," terang dokternya.

"Jadi satu-satunya dengan cara operasi?" Tatap Reynald pada dokter yang menangani ibunya.

"Benar, Pak. Operasi pembuluh darah di arterinya," jawabnya.

Reynald mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah, di mana saya harus menandatangani surat persetujuannya?"

***

BERSAMBUNG...

JANGAN LUPA KOMEN....

1
Asyatun 1
lanjut
Soraya
mampir thor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
temen kantor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin menemui silvia ketika udah baik adalah jawabannya rom
Yasmin Natasya
terimakasih sudah up banyak thor... 🙏💕
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih mawas diri lg yas
Lieyha NOemphank BekeNd
Luar biasa
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
jadilah egois yas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini bentuk kamu kurang tegas menceraikan silvia, rey
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
masama thor
Siti Amyati
greged ma silviia ,ayo Ray bikin tu jalang lebih ngga bisa punya anak
muna aprilia
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ahh yakin bisa?
Sumitro Adji
yes oh yes
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih baik jujur yas, timbang mereka berpikiran liar
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
anaknya saja ragu sama sakit ibunya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin anda menyanyangi silvia seperti putrimu, bukan menantu
Zuka Saya
kok aq ngerasa Rey nya kurang tegas sih. kaloo Silvia uda pernah selingkuhi dia mah cerein aja masa bilang cere3 mulu g jadi2
Nayla Arshaka
jangan rey aku mohon .jgn di tanda tanganin... baca dlu.... jgn asal coret...
aku takut ni jebakan ...
jgn smpai kmu mnyesal.
dan taruhannya rumah tanggamu bersama Renata....
smga aja mama mu kena serangan betulan ... krna tau sifat Silvia seperti apa..
jgn ya Rey....baca dlu isi surat nya .kli aja jebakan bedmen ... hahahhah
Keysha Aurellie
wah Silvia berdrama dengan pura pura menangis , tetap waspada Rey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!