Bagian pertama dari Kembar Pratomo Generasi Ke Delapan
Mandasari Pratomo, putri bungsu jaksa penuntut umum New York, Adrianto Pratomo, tidak menyangka pria yang dikiranya hendak melecehkan dirinya, ternyata hendak menolong. Ditambah, pria itu adalah anggota kopassus yang sedang pendidikan di Amerika dan Mandasari menghajar pria itu hingga keduanya masuk sel. Wirasana Gardapati tidak habis pikir ada gadis yang bar-bar nya nauzubillah dan berdarah Jawa. Akibat dari kasus ini pihak kopassus harus berhadapan dengan keluarga Pratomo. Namun dari ini juga, keduanya jadi dekat.
Generasi ke delapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Princeton University
"Oke Wiro Sableng, apakah kapak maut naga Geni 212 sudah bertransformasi menjadi Stormbreaker ditemukan di Princeton? Sebab aku hanya membawa MacBook, ponsel dan pen. Tidak ada kapak atau pun golok sakti pembunuh naga ... " Mandasari menatap serius ke Wira yang tertawa geli saat mendengar ucapan gadis cantik didepannya.
"Nona Random, aku sedang tidak berkelana bersama Tio Beng ... Lihat, aku datang sendirian." Wira semakin gemas dengan randomnya Mandasari.
"Bagaimana dengan Chiu Ci Jiak?"
"Bukannya dia memilih menjadi bikhu?"
"Ternyata kamu tahu novel wuxia dari Chin Yung ya?" gumam Mandasari.
"Wiro Sableng juga suka baca. Gundala juga. Petruk Gareng apalagi," senyum Wira membuat Mandasari tertawa terbahak-bahak.
"Tidak sekalian Mimin si hitam ?" goda Mandasari.
"Sorry nona random, aku lebih suka Kariage Kun," balas Wira sambil nyengir usil.
"Haaaiissshhh! Kariage itu antara aku pengen jitak atau tendang dia ke Empang piranha!" sungut Mandasari.
"Empang piranha?" beo Wira.
"Iya. Empang piranha hitam. Keluargaku memeliharanya sudah sekian generasi," jawab Mandasari.
"Nona random, dimana-mana orang kaya itu pelihara koi atau arwana atau ikan hias lainnya yang mahal. Kenapa piranha hitam?" Wira tidak habis pikir kenapa orang kaya punya hobi nyeleneh.
"Koi itu sudah biasa. Kamu tahu kenapa kami memelihara piranha hitam?" Wajah Mandasari berubah menjadi serius.
"Kenapa?" Wira jadi ikut penasaran.
"Karena ...." Mandasari memajukan wajahnya dan memasang raut seram. "Jika penjara penuh, kan bisa buang penjahat ke dalam kolam sebagai sumber makan ikan-ikan itu. Lumayan, kami tidak perlu cari protein lagi kan?"
Wira melongo. "Benarkah?"
"Meskipun ikan piranha tidak memakan manusia yang masih hidup dan sehat, ada hal berbeda yang akan terjadi jika mengusik ketenangan mereka. Jangan berenang di tempat mereka memijah telur–telur mereka atau membuat mereka merasa terancam. Itu macam membangunkan jiwa emak-emak yang takut anaknya terluka. Dan biasanya, kami melemparkan orang-orang itu ke dalam Empang di musim bertelur .... " Mandasari menyeringai jahat membuat Wira menggelengkan kepalanya.
"You've got be kidding me!"
Mandasari memundurkan tubuhnya dengan tetap memasang wajah serius. "Di keluarga kami, apa sih yang tidak ada? Bisa bilang kamu itu keluarga palugada. Apa yang lu mau, gue ada. Dengar Wiro Sableng, di keluarga aku profesi kerjanya macam-macam. Dari detektif beneran di NYPD, Polri, sampai detektif hantu pun ada ! Pembalap F1 dan MotoGP ada ! Emir, pangeran, raja, ratu juga ada. Orang salah jurusan kuliah jadi orang paling gabut, juga ada," cengir Mandasari.
Wira menggelengkan kepalanya. "Nona random, sebenarnya aku hanya ingin tahu. Apakah memang kamu serandom ini?"
"Kenapa memangnya?"
"Tidak. Karena aku baru kali ini aku bertemu dengan gadis yang ucapannya sangat-sangat ... Amburadul. Bagaimana bisa anda berani melawan kapten Handoyo?" Wira menatap gemas ke Mandasari.
"Dengar anak didik Sinto Gendeng yang tidak ada hubungannya dengan Ki Gendeng Pamungkas ...."
Wira bersedekap sambil tertawa kecil mendengar ucapan Mandasari.
"Aku adalah orang yang selalu diberikan prinsip dari bokap dan nyokap, untuk bisa stand up jika ada masalah. Kamu ada salah, berani minta maaf dan itu wajib ain hukumnya. Karena kita tahu kalau wajib ain atau fardhu ain adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Kewajiban ini bersifat personal dan tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Aku yang salah, kok orang lain yang harus minta maaf? Tak patut !" jawab Mandasari.
"Karena itulah kamu berani menghadapi aku dan kapten Handoyo?" tanya Wira.
"Ya iyalah Wiro Sableng ! Aku tidak salah jadi buat apa aku takut?" jawab Mandasari tenang.
Wira memajukan tubuhnya. "Termasuk menghajar orang?"
"Kamu kan ada disana saat aku hampir dirampok bukan ?" Mandasari memajukan tubuhnya juga hingga mereka sangat dekat. "Aku rasa kamu kesini bukan mencari gurumu, Sinto Gendeng atau kapak kamu. Ada apa kamu ke Princeton dan bagaimana kamu tahu aku disini?"
"Aku dipindahkan ke Fort Bragg dan ini adalah hari liburku jadi aku manfaatkan untuk pergi ke Princeton. Lagi pula, ini salah satu kampus Ivy League kan? Aku belum pernah masuk sini. Dan karena nona random mahasiswi sini, jadi aku ada alasan untuk kemari kan?" jawab Wira.
Mandasari melongo. "Kamu masuk Fort Bragg?"
"I ... iya. Kenapa ?"
Mata Mandasari berbinar. "Wah keren ! Hebat lho ! Tidak mudah tentara Indonesia bisa masuk Fort Bragg !"
"Kok kamu tahu soal Fort Bragg?" Giliran Wira yang bingung.
"Karena Wiro Sableng, Oom aku mengambil pendidikan disana juga. Dia anggota Navy Seals !" jawab Mandasari dengan wajah bangga.
"Siapa ?"
"Kolonel James O'Connor."
Wira mendelik. Duh! Padahal aku kemarin habis debat dengan dia! Mati aku !
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂
kl ga prcya,tnya ka hana aja....😁😁😁
bentar lagi sarimi pasti terikat hatinya dengan Wiro sableng 😍😍