NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Kala mengucek matanya perlahan, membiarkan aroma kopi yang menguar memenuhi indra penciumannya. Sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai, menghangatkan kamar mereka. Saat ia membuka mata sepenuhnya, sosok Anggun sudah berdiri di ambang pintu dengan senyum lembut, membawa secangkir kopi di tangannya.

“Pagi,” sapanya pelan.

Kala tersenyum, lalu bangkit dari tempat tidur sambil meregangkan tubuhnya. “Pagi,” balasnya. Ia menerima cangkir kopi dari tangan Anggun, menghirup aroma khasnya sebelum menyeruput perlahan. “Kau memang istri yang luar biasa,” tambahnya santai.

Anggun tertawa kecil, duduk di tepi tempat tidur sambil menatapnya. “Jangan terlalu membiasakan diri dengan ini. Aku hanya sedang dalam mood yang baik.”

Kala menatapnya lekat, menyadari betapa nyaman dan sempurnanya pagi ini. Tanpa berpikir panjang, ia meletakkan cangkir kopinya di meja samping, lalu menggenggam tangan Anggun dengan serius.

“Ayo nikah beneran,” ucapnya tanpa ragu.

Anggun terdiam. Matanya membulat sedikit, seakan ingin memastikan apakah ia tidak salah dengar.

“K-Kala…”

“Ayo menikah sungguhan, Anggun.” Kala mengeratkan genggaman tangannya. “Aku lelah berpura-pura. Aku tidak ingin ini hanya menjadi kesepakatan di atas kertas. Aku ingin menjadikanmu istriku yang sesungguhnya.”

Anggun menatapnya dalam, merasakan kejujuran dalam sorot mata pria itu.

“Kenapa tiba-tiba?” tanyanya pelan, meskipun di dalam hatinya, ia juga telah lama bertanya-tanya apakah semua ini benar-benar hanya sandiwara.

Kala tersenyum, lalu mengusap punggung tangannya dengan lembut. “Karena aku sadar aku tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak ingin pulang ke rumah yang kosong lagi. Aku ingin setiap pagiku selalu dimulai seperti ini—denganmu di sisiku.”

Anggun menggigit bibirnya, hatinya berdebar lebih kencang dari biasanya.

“Bagaimana?” Kala menunggu dengan sabar, meskipun dari caranya menatap Anggun, terlihat jelas bahwa pria itu sangat menginginkan jawaban ‘ya’.

Anggun menunduk, mencoba memahami perasaannya sendiri. Ia tahu, jauh di lubuk hatinya, ia pun tidak ingin melepaskan Kala.

Tapi… apakah ia siap?

Anggun tersenyum tipis menanggapi permintaan Kala. “Lihat nanti saja, apakah kau yang akan berubah pikiran,” ucapnya santai sebelum menyeruput kopinya.

Kala menatapnya dengan mata menyipit, seakan merasa tertantang oleh jawaban Anggun. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mengalah dengan senyum kecil di sudut bibirnya. “Kita lihat saja nanti,” balasnya tenang.

Setelah sarapan, Anggun bersiap untuk menghadiri seminar khusus para istri pengusaha yang diadakan di salah satu gedung pertemuan bergengsi di Jakarta. Gaun pastel yang ia kenakan memberikan kesan anggun dan berkelas, sesuai dengan posisinya sebagai istri seorang pria berpengaruh. Namun, ketika ia bersiap untuk pergi, Kala tiba-tiba menghentikannya dengan menarik lembut pergelangan tangannya.

“Jangan pergi,” ucapnya.

Anggun menatapnya bingung. “Kenapa? Aku sudah konfirmasi kehadiran.”

Kala menarik napas dalam, lalu tersenyum penuh arti. “Aku sudah izin ke Tertua Ikatan Istri Pengusaha Jakarta. Katakan saja hari ini kau harus menemani suamimu yang masih sangat merindukanmu.”

Anggun mengernyit. “Kau bercanda, kan?”

Kala menggeleng santai. “Tidak. Aku serius. Hari ini kau hanya akan menemaniku ke kantor.”

Anggun menatapnya dengan ekspresi tak percaya. “Kau pikir aku ini istri yang bisa kau atur sesuka hati?”

Kala tertawa kecil, lalu menatapnya dalam. “Bukan begitu. Aku hanya ingin bersamamu lebih lama. Aku sudah mengatur semuanya, jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan.”

Anggun mendesah pasrah, lalu menyilangkan tangan di dadanya. “Kau benar-benar tidak memberi pilihan, ya?”

Kala tersenyum puas. “Tepat sekali.”

Akhirnya, Anggun mengganti rencana dan mengikuti Kala ke kantor. Sepanjang perjalanan, ia tidak bisa menahan senyuman kecilnya. Rasanya menyenangkan melihat bagaimana Kala yang biasanya begitu sibuk, kini justru ingin menghabiskan waktu lebih lama bersamanya.

Begitu tiba di kantor, Kala menggandeng tangan Anggun erat, memperkenalkannya kepada beberapa orang penting di perusahaan. Anggun tak bisa menahan rasa canggung, tetapi Kala selalu memastikan bahwa ia merasa nyaman.

Di sela-sela pekerjaan, Kala beberapa kali mencuri kesempatan untuk menggodanya. “Bagaimana rasanya menjadi istri CEO yang sangat posesif?” bisiknya di telinga Anggun saat mereka tengah duduk bersama di ruangannya.

Anggun hanya mendelik kesal, tetapi dalam hatinya, ia merasa hari ini begitu spesial.

Hari itu terasa begitu berbeda bagi Anggun. Biasanya, ia hanya mendengar cerita tentang Kala yang begitu sibuk dan selalu tenggelam dalam pekerjaan. Namun, hari ini, pria itu benar-benar menunjukkan sisi lain dirinya—seseorang yang perhatian, hangat, dan tak ingin berjauhan darinya.

Kala membawanya berkeliling kantor, memperkenalkan Anggun kepada beberapa rekan kerja pentingnya. Setiap kali mereka bertemu dengan seseorang, Kala selalu dengan bangga mengenalkan Anggun sebagai istrinya.

“Ini istriku, Anggun,” katanya dengan nada penuh kebanggaan setiap kali mereka bertemu seseorang baru.

Anggun tak bisa menyembunyikan rona di pipinya. Rasanya begitu aneh sekaligus menyenangkan. Kala benar-benar membuatnya merasa dihargai.

Saat siang tiba, Kala mengajaknya makan siang di restoran mewah yang ada di dalam gedung kantornya. Restoran itu hanya diperuntukkan bagi klien VIP dan jajaran eksekutif. Saat mereka duduk, Anggun menatap sekeliling. “Aku tak menyangka kau akan mengajakku ke tempat seperti ini.”

Kala tersenyum, menyandarkan punggungnya pada kursi. “Kau pikir aku akan membiarkan istriku makan siang di tempat biasa? Hari ini spesial.”

Anggun hanya menggeleng pelan, menahan senyumnya.

Makan siang mereka berlangsung hangat. Kala sesekali menggodanya, menggenggam tangannya di atas meja, atau hanya sekadar menatapnya dalam seolah tak ingin melepaskannya. Anggun merasa nyaman, seolah ini adalah dunia kecil mereka berdua.

Namun, momen manis itu tiba-tiba terusik ketika seorang wanita berambut panjang bergelombang datang menghampiri meja mereka. Wanita itu mengenakan gaun merah elegan, dengan riasan wajah sempurna yang membuatnya tampak begitu menawan.

“Kala,” sapanya dengan suara lembut.

Kala langsung menegang. Matanya sedikit menyipit saat melihat wanita itu.

Anggun melirik Kala, merasakan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. “Siapa dia?” tanyanya pelan.

Wanita itu tersenyum manis, lalu menatap Anggun seolah sedang menilai sesuatu. “Kau pasti Anggun, istrinya, bukan?”

Anggun mengangguk, meski masih bingung.

Wanita itu mengulurkan tangan. “Aku Julie.”

Anggun menjabat tangan wanita itu dengan sopan, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ada sesuatu yang wanita ini sembunyikan.

Kala akhirnya bersuara, nadanya datar. “Apa yang kau lakukan di sini, Julie?”

Julie tersenyum tipis. “Aku kebetulan ada janji makan siang dengan seseorang di sini. Tak kusangka bisa bertemu denganmu. Sudah lama sekali, ya?”

Anggun semakin penasaran. “Kalian saling mengenal?” tanyanya pada Kala.

Kala menghela napas pelan, lalu menatap Julie tajam. “Dia salah satu mantan kekasihku.”

Anggun terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Kala. Mantan kekasih lagi? Jadi, wanita ini adalah bagian dari masa lalu Kala?

Julie tersenyum tipis, seolah menikmati keterkejutan di wajah Anggun. “Aku tidak menyangka kau akhirnya menikah, Kala. Apalagi dengan seseorang yang… sederhana.”

Nada suaranya terdengar sopan, tetapi ada sesuatu yang tersirat di dalamnya—sesuatu yang menusuk.

Kala langsung menggenggam tangan Anggun yang ada di atas meja, seolah menegaskan keberadaannya. “Aku menikah dengan wanita yang kucintai, Julie. Itu yang paling penting.”

Julie mengangkat alisnya, lalu terkekeh kecil. “Cinta, ya? Menarik sekali. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja setelah kejadian waktu itu.”

Anggun mulai merasa tidak nyaman. Kejadian waktu itu? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka?

Kala tampak semakin tegang. “Aku sudah melupakan semua itu. Dan sebaiknya kau juga.”

Julie tersenyum misterius. “Benarkah? Kupikir ada sesuatu yang belum selesai di antara kita.”

Anggun menggenggam tangan Kala lebih erat, mencoba mengingatkan bahwa dia ada di sana.

Kala menatap Julie tajam. “Jika kau ke sini hanya untuk membicarakan masa lalu, sebaiknya kita sudahi saja.”

Julie menghela napas dramatis. “Baiklah, aku tidak akan mengganggu. Tapi, Anggun…” Dia menatap langsung ke mata Anggun. “Kalau kau penasaran dengan kisah masa lalu suamimu, aku bersedia menceritakannya kapan saja.”

Anggun tidak menanggapi. Dia hanya menatap Julie dengan tatapan dingin.

Kala menarik napas panjang, lalu berdiri. “Ayo pergi, Sayang.”

Tanpa menunggu balasan, dia menggenggam tangan Anggun dan membawanya keluar dari restoran.

Saat mereka berjalan menuju lift, Anggun akhirnya membuka suara. “Siapa sebenarnya Julie? Dan apa yang dia maksud dengan kejadian waktu itu?”

Kala terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, “Dulu aku hampir menikah dengannya, tapi dia meninggalkanku."

Anggun terkejut. “Dia yang meninggalkanmu?”

Kala mengangguk. “Dan sekarang dia kembali, entah untuk apa.”

Anggun menatap suaminya dalam diam. Ada sesuatu yang Kala sembunyikan. Sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kisah cinta yang kandas.

1
Aina Arissa Shahran
Oii kok tamat😂😂😂
yuning
kok tamat , padahal masih suka
IG:Mitha_Shin🇯🇵: sepi KK🥲
total 1 replies
Aina Arissa Shahran
kasian kala jadilah seperti kala jengking yang amat berbisa kala....sadarkan orang masa lalu mu bahawa pengkhianatan tak akan menang melawan kejujuran dan kebenaran.....silap langkah ia akan makin terjerumus ke dlm sangkar besi....😅😅😅
kaila
lanjut
yuning
kamu pasti mampu Kala
wii15
makin penasaran sama lanjutannya, ngk sabar ditenggu update kk
yuning
Kala memang hebat
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
makin seru pula muncul lagi orang masa lalu kala yg ternyata mempunyai dendam omg..... waspada la anggun KO lagi hamil kalau bole bagitahu kala dan kamu cari solusi bersama..jangan bergerak sendiri jangan juga terlalu percayakan org sekeliling..
yuning
hati hati anggun tetap waspada, lebih baik juga memberi tahu Kala, agar Kala juga bisa melindungi kalian
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
aduiiii c Rena dlm penjara pun bisa lgi buat ancaman.....mau c apa sebenarnya
yuning
amiin
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
apakah hanya Rena masa lalu kala atau ada lain lagi yg bisa memporak perandakan hubungan kala& anggun
kaila
lanjut
yuning
semoga kebahagiaan mulai berjalan dengan indah
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
hanya masa lalu anggap hanya sebuah kenangan yg mengiringi perjalanan hidup ke masa hadapan tanpa menoleh kembali..biarkan ia tetap menjadi kenangan...
yuning
mulailah bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!